Borong, Vox NTT- Wakil Ketua DPRD Manggarai Simprosa Rianasari Gandut hadir sebagai salah satu pembicara dalam kegiatan Dialog Lembah Colol (DLC) yang dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Kartini pada 21 April 2022.
Dalam kegiatan yang berlangsung Aula Paroki Colol, Desa Ulu Wae, Kecamatan Lamba Leda Timur itu, Osi Gandut meminta Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur (Matim) agar konsentrasi melakukan pemberdayaan terhadap perempuan atau kartini- kartini di Kawasan Ekowisata Colol.
Menurut dia, branding di Kawasan Ekowisata Colol adalah kopi. Yang memanen kopi di Colol adalah kaum perempuan.
Kadang-kadang peran penting dari kaum perempuan disepelekan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.
Kaum perempuan itu bekerja dalam diam, melayani kaum laki- laki lebih dari 24 jam dalam sehari.
“Perempuan itu bangun lebih awal di pagi awal sebelum ayam berkokok, menyiapkan segala sesuatu, melayani suami, anak-anak dan kemudian merawat dirinya bahkan tidur paling terakhir. Sampai seisi rumah tidur lebih awal, baru perempuan tidur. Semua dikerjakan kaum perempuan dalam lingkungan domestik. Hanya sedihnya kaum perempuan selalu disisihkan dalam berbagai aktivitas sosial, politik dan lain sebagainya,” jelasnya.
Osi Gandut pun mengisahkan pada Rabu (20/4/2022) sore, ia mengunjungi air terjun Wae Cunca Radi Ntangis bersama Sekretaris Daerah Matim Boni Hasudungan.
Di sana, ia berjumpa dengan seorang ibu di pondoknya yang sedang selesai memanen kopi. Ibu itu menurut dia, selalu bekerja sepenuh hati untuk menghidupkan keluarga dan merawat alam dengan penuh ramah.
“Saya minta Perempuan Colol diberdayakan untuk merawat, menjaga kuliner warisan leluhur Manggarai Raya,” imbuh politisi Golkar itu.
Osi Gandut mengatakan, perempuan juga memiliki peran penting dalam pariwisata. Ada banyak perempuan menjadi pelaku pariwisata dan pemandu wisata.
BACA JUGA: Kartini Milenial Tidak Boleh Hanya Terdiam di Rumah
Untuk itu perempuan diberi ruang dan kesempatan untuk berkarya setara dengan kaum laki-laki.
Kartini-Kartini di kampung-kampung di Manggarai Raya diberikan pemberdayaan yang maksimal dengan berbagai pelatihan-pelatihan dan pendampingan lainnya.
“Saya saja berjuang sekuat tenaga untuk menjadi anggota DPRD dan dipercayakan menjadi Wakil Ketua DPRD Kabupaten Manggarai. Perempuan juga mempunyai kemampuan yang setara dengan kaum laki-laki,” jelasnya.
Tidak hanya itu, lanjut Osi Gandut, tanpa perempuan, kaum laki-laki tidak ada apa-apanya. Budaya patrilineal di wilayah Manggarai Raya khususnya, NTT pada umumnya membelenggu kebebasan perempuan agar tidak tampil di muka umum, melainkan tampil di garda belakang.
BACA JUGA: Stefanus Gandi Institut Dukung Dialog Lembah Colol, Osi Gandut Minta Perempuan Harus Diberdayakan
Namun, sebaliknya, garda belakang pasti menghidupkan kaum laki-laki yang selalu tampil di muka umum.
Menurut Osi Gandut, penampilan kaum laki-laki di muka umum tanpa penopang dari kaum perempuan tidak ada apa-apanya. Bahkan agak kaku kalau tidak ada dukungan dari kaum perempuan.
“Saya ingin bertanya kepada kaum laki-laki di ruangan ini, benar tidak kehidupan kaum laki-laki tidak ada apa-apanya, serempak kaum laki-laki menjawab benar,” ujarnya.
Untuk diketahui, kegiatan DLC disponsori oleh Lembaga Stefanus Gandi Institut, Koperasi Abdi Manggarai Timur dan Bank NTT Cabang Borong.
Kegiatan yang mengangkat tema “Pariwisata Desa Manggarai Timur: Hari Ini, Esok dan Masa depan” ini langsung dibuka oleh Sekda Manggarai Timur Boni Hasudungan Siregar.
Selain Osi Gandut, kegiatan DLC juga menghadirkan beberapa pembicara antara lain Ketua DPRD Matim Heremias Dupa, Kepala Dinas Pariwisata Matim Albert Rangkak, Pemerhati kebijakan pembangunan desa Yergo Gorman, dan Pramuwisata Eduardus Geovani Betas. [*]