Tembang Jiwa
Rinai hujan mengundang seribu cerita
Merangkai lagu tentang cerita lalu
Menguntai tentang romansa
Melayang angan padamu kekasih jiwa
Ditiap rintik yang merinai adalah cinta
Rindu yang tak tereja kata
Hanya pada dia sang rahasia
Segala rasa menuai makna
Pada rindu yang tak tereja kata
Membuncah rasa yang paling gemuruh
Meski tak terurai makna
Pendam rasa menjadi nyanyi jiwa
Nyanyi sunyi sang pemuja
Tembang jiwa kian melayu
Memuja cinta pada yang satu
Rindu dan cemburu tak pernah keliru
Kepadamu kudendangkan irama kalbu
Irama kalbu selalu punya senandungnya sendiri
Nada yang terurai dari kejujuran jiwa
Merajut kesadaran akan titahnya
Menguntai indah disetiap doa
Untukmu kulantunkan harap belaian kasih
Serpihan Perih
Syair indah berdengung lirih
Mendengarkan bait-bait bernada perih
Mengiris sendi-sendi yang semakin pedih
Meski tak ada yang tahu hatiku terus merintih
Terus kulalui langkah demi langkah tepian hati
Menggenggam erat mawar hitam yang berduri
Menikam hingga kepusat sanubari
Sungguh rasa ini telah mati
Aku butuh sayap-sayapku
Sayap-sayap yang dulu pernah melindungimu
Kini patah tanpa kau peduli
Dan kau biarkan aku mati sendiri sebagai penguasa
Lemah dan hanya menjadi dayang-dayang semata
Biarkan aku pergi membawa serpihan hatiku
Membangun Rindu
Sesak impian yang tertanam di dada
Belum tumbuh menjadi kisah-kasih nyata
Masih dalam bayangan angan-angan rona bahagia
Kapan terealisasi?
Ingin ku bangun menara tertinggi
Khusus untuk manusia terkasih pertamaku
Karena aku enggan lagi melihat tragedi menyayat hati