Ruteng, Vox NTT- Dokter Ronald Susilo resmi mengemban tugas baru sebagai Direktur Rumah Sakit Umum (RSU) santu Rafael Cancar. Hal itu dibuktikan dengan perayaan misa syukur serah terima jabatan yang berlangsung di halaman tengah RSU Cancar pada Jumat (27/05/2022).
Upacara perayaan misa syukur itu dipimpin oleh Vikjen keuskupan Ruteng RD. Alfons Segar dengan didampingi Patrisius Bolar, Pastor paroki Cancar.
Peserta yang hadir mengikuti perayaan misa adalah perwakilan dari beberapa elemen seperti para kepala puskesmas dari beberapa puskesmas sekitar, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai dr. Bartolomeus Hermopan, Ketua DPRD Manggarai Matias Masir, Ketua PMI Manggarai Ronny Kaunang, para perawat dan dokter di RSU Cancar serta keluarga dekat dan kenalan dr. Ronal Susilo. Sebagian besar peserta yang hadir mengenakan busana adat berupa kain tenun songket.
Ketua panitia kegiatan Donatus Ladus menyampaikan ucapan terima kasih dan profisiat kepada dokter Ronald atas kesediannya mengemban tugas sebagai direktur di rumah sakit Katolik itu.
Di hadapan sejumlah tamu undangan, Donatus mengisahkan bahwa RSU Cancar merupakan rumah sakit legendaris yang menjadi pilihan masyarakat di tiga kabupaten yang ada di wilayah Manggarai Raya dan bahkan kabupaten-kabupaten tetangga seperti Ngada.
“Dengan adanya direktur baru dan dengan berjejaring bersama pemerintah dan swasta lainnya, kami optimistis pasti maju dan sukses dan mampu berkompetisi dengan Rumah Sakit lainnya. Untuk itu, mari kita bahu-membahu bekerja sama dan sama-sama bekerja demi tercapainya visi dan misi rumah sakit,” tutur Donatus dalam sambutannya.
Terpisah, Suster Maria Yohana SSpS, Provinsial SSpS Flores Barat mengisahkan tentang kondisi dan situasi RSU Cancar selama dua tahun lebih yang berhadapan dengan sejumlah persoalan sebagai akibat langsung dari hantaman badai pandemi Covid-19.
Namun, berkat spirit kolaborasi antara pihak rumah sakit dengan para kepala puskesmas-puskesmas sekitar, maka rentetan persoalan-persoalan tersebut perlahan dipecahkan dengan baik.
Pada kesempatan itu, Suster Maria juga mengajak segenap elemen yang ada di RSU Cancar untuk melihat dan memaknai nilai yang terkandung dalam kain songket yang merupakan ciri khas orang Manggarai pada umumnya.
Dalam falsafah orang Manggarai, lanjut Suster Maria, tenunan songket merupakan sebuah upaya merajut kehidupan yang dilandasi ketekunan, ketelitian dan keterbukaan memadukan keberagaman.
Falsafah tersebut menurut Suster Maria, mesti menjadi pegangan bagi segenap keluarga besar Rumah Sakit St. Rafael Cancar. Dengan demikian, kualitas RSU Cancar benar-benar dirasakan dan diakui oleh masyarakat.
Suster Maria juga menekankan tentang pentingnya mengedepankan semangat kerja kolaborasi agar semua urusan menjadi mudah dan cepat terselesaikan sesuai dengan harapan atau visi misi institusi.
“Sebagaimana kita menjadi indah seperti songket tenunan yang kita kenakan pada hari ini, itu karena perpaduan dari berbagai elemen. Demikian pun kualitas pelayanan di rumah sakit ini merupakan tanggung jawab dari semua pihak. Karena itu kami berpesan agar terus maju dan memantapkan langkah untuk senantiasa bersemangat kolaborasi. Kepala pemerintah kami juga senantiasa mengharapkan untuk berkolaborasi,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Vikjen Keuskupan Ruteng RD. Alfons Segar mengemukakan sejumlah harapan terhadap masa depan Rumah Sakit St. Rafael Cancar yakni agar rumah sakit tersebut terus tumbuh dan berkembang dengan baik.
“Kami berharap agar rumah sakit ini semakin bertumbuh dan berkembang, baik dari segi sarana prasarana, pelayanan yang semakin berkualitas demikian juga manajemen seluruh rumah sakit ini kiranya semakin terbuka agar rumah sakit ini semakin unggul dan berkualitas,” ujarnya.
Untuk mencapai harapan tersebut, Pastor Alfons menekankan tentang pentingnya kesatuan visi dan misi institusi dengan visi dan misi seluruh elemen yang ada, sehingga bisa mencapai tujuan bersama seperti peningkatan kualitas dan perbaikan manajemen.
Terpisah, dr. Ronald Susilo menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak RSU Cancar yang telah memberikan kepercayaan kepadanya untuk memimpin dan mengelola rumah sakit tersebut.
Ia kemudian membeberkan sejumlah komitmen yang ingin dicapainya selama mengemban tugas menjadi Direktur di RS tersebut.
Sejumlah komitmen tersebut antara lain yakni, pertama, mengatur kembali tata kelola keuangan dan manajemen rumah sakit sesuai dengan anjuran komisi akreditasi rumah sakit.
Agenda kedua yang ingin dibereskannya yakni penataan kembali bangunan dan fasilitas Rumah Sakit dan penerapan digitalisasi. Ketiga, menambah jumlah layanan spesialisasi.
“Kalau rumah sakit di Ruteng fokusnya sekarang adalah jantung dan pembuluh darah, maka di sini kami akan meningkatkan pelayanan spesialisasi kesehatan ibu dan anak,” katanya.
Keempat, mendukung layanan penyakit kronis khususnya peralatan luka dan melayani cuci darah serta kelima, mendukung penurunan angka kematian bayi, angka kematian ibu dan stunting.
“Itulah yang akan kami lakukan ke depan bersama dengan jaringan-jaringan yang ada. Saya yakin dengan dukungan semua pihak maka rencana-rencana kami ini akan terealisasi,” tutupnya.
Penulis: Igen Padur
Editor: Ardy Abba