Borong, Vox NTT- Kepala SMPN 2 Lamba Leda Paulus Asriady mengatakan, Kurikulum Merdeka Belajar merupakan solusi model pendidikan di era digital yang penuh disrupsi.
Merdeka Belajar juga, kata dia, sebagai upaya mengejar ketertinggalan mutu rendah dan pemulihan akibat pandemi Covid-19 yang melanda selama 2 tahun ini.
Hal ini disampaikan Paul saat menyampaikan sambutan mewakili peserta pelatihan kepala sekolah dan guru-guru pada acara penutupan Pelatihan Komite Pembelajaran (PKP) Program Sekolah Penggerak (PSP) untuk 4 sekolah di Manggarai Timur, Selasa (13/06/2022).
Keempat sekolah tersebut yakni SMPN 2 Lamba Leda, SMPN 12 Borong, SMPN 2 Elar, dan SMPN 5 Kota Komba.
Menurut Paul, sebagai solusi untuk pendidikan saat ini, Merdeka Belajar Kurikulum Merdeka (MBKM) memiliki semangat dasar dalam menggapai Visi Indonesia 2045, di mana negara harus memiliki kedaulatan, kemajuan, keadilan dan kemakmuran bagi semua orang sampai di pelosok-pelosok tanah air.
Untuk mencapai visi, lanjut dia, sangat dibutuhkan program pendidikan yang langsung fokus pada pembangunan SDM yang berkualitas, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, mandiri, serta mampu meningkatkan harkat dan martabat bangsa (Kemendikbud, 2017).
Dengan demikian pada tahun 2045, dipastikan, seluruh pelajar memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan, termasuk di antaranya melalui pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan dan gaya hidup yang berkelanjutan, hak asasi manusia, kesetaraan gender, menguatkan budaya perdamaian dan anti kekerasan, kewargaan global, dan apresiasi terhadap keberagaman budaya dan kontribusi budaya kepada pembangunan berkelanjutan.
Hal ini juga selaras dengan apa yang menjadi tuntutan UNESCO (2019), bahwa pendidikan diharapkan dapat membangun wawasan, pengetahuan, dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mewujudkan keadilan sosial, perdamaian, dan kolaborasi dalam keberagaman atau kebhinekaan global.
Dengan platform besarnya, yakni: Projek Penguatan Profil Pancasila, Literasi dan Numerasi, maka sangat diharapkan dengan implementasi MBKM di satuan pendidikan, maka cita-cita pendidikan nasional maupun global bisa tercapai dengan baik.
“Untuk kelancaran dan kesuksesan implementasi MBKM, maka wajib hukumnya bagi kepala sekolah dan guru-guru untuk menjadi garda terdepan. Sebab di tangan-tangan kitalah tanggung jawab membentuk generasi muda emas pada tahun 2045. Mari kita saling berkolaborasi dalam menyukseskan implementasi MBKM,” tandas tamatan Pendidikan Teologi STKIP St. Paulus Ruteng itu.
Pada kesempatan ini, Paul menyampaikan terima kasih kepada kemendikbud-Ristek dan Pemerintah Daerah Manggarai Timur yang telah melibatkan mereka dalam kegiatan PKP-PSP, yang merupakan kegiatan awal Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM).
Setelah kegiatan PKP-PSP ini masih banyak rentetan kegiatan PSP yang melibatkan pemangku kepentingan, seperti guru, kepala sekolah, orang tua siswa, masyarakat, dunia usaha, pemerintah propinsi dan daerah serta narasumber dari universitas, seperti Unika St. Paulus Ruteng.
Pelatihan PKP-PSP ini merupakan program dari Kemendikbud bagi sekolah-sekolah yang sudah dinyatakan lolos dari berbagai persyaratan sebagai satuan pendidikan untuk Program Sekolah Penggerak.
SMPN 2 Lamba Leda, SMPN 12 Borong, SMPN 2 Elar, dan SMPN 5 Kota Komba merupakan sebagian sekolah dari Manggarai Timur yang lolos menjadi Program Sekolah Penggerak ini.
Kegiatan PKP-PSP ini dijalankan secara daring, selama sebulan lima minggu, sejak tanggal 10 Mei sd 13 Juni 2022, dengan beberapa materi penting yakni: Materi Kurikulum (Refleksi Pembelajaran Paradigma Baru, Pembelajaran Mandiri pada Platform Merdeka Mengajar, Penyusunan Kurikulum Operasional Sekolah 1, Pemahaman Capaian Pembelajaran, Merancang Pembelajaran 1, Merancang Pembelajaran 2, Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, Penyusunan Kurikulum Operasional Sekolah 2), Materi Perencanaan Berbasis Data, Materi Bimbingan Konseling, Platform Teknologi Prioritas.
Adapun yang menjadi Pelatih Ahli/Fasilitatornya utama kegiatan pelatihan PKP-PSP ini, Dr. Marianus Mantovanny Tapung, S. Fil., M.Pd. Dosen Filsafat Pendidikan FKIP Unika St. Paulus Ruteng.
Penulis: Igen Padur
Editor: Ardy Abba