Oleh: Sarce Boko
Mahasiswa Fakultas Filsafat Unwira Kupang
Diskursus tentang sistem sosial memang bukanlah suatu hal yang baru. Namun, sistem sosial tetap menjadi suatu tema diskusi yang aktual dalam kehidupan sosial masyarakat.
Sebab, sistem tentu selalu ada koherensi yang inheren dengan dinamika kehidupan manusia. Sehingga, tidak dapat dinegasikan bahwa teori tentang sistem menjadi hal yang urgen dalam kehidupan sosial masyarakat.
Tidak ada kelompok masyarakat mana pun yang tidak pernah hidup dalam roda sistem yang disepakati bersama demi menjadi pedoman, arah serta tujuan dalam kehidupan sehari-hari.
Konsep sistem sosial sebenarnya dijelaskan secara sederhana demi suatu pertimbangan praktis.
Sistem sosial dijelaskan sebagai suatu interaksi antara peranan-peranan sosial yang membentuk kesatuan dalam suatu kelompok masyarakat.
Esensinya tentu saja sejalan dan searah demi suatu kehidupan sosial yang bernilai dan sesuai dengan tatanan moral dan etika umum yang berlaku.
Sehingga, tatanan hidup dalam masyarakat juga berdampak pada tujuan kehidupan yang akan mencapai suatu kebahagian.
Oleh sebab itu, sistem sosial menjadi urgen, agar menjadi arah, tujuan dan pedoman serta menjadi media menuju kebahagian dalam kehidupan sosial masyarakat.
Dalam perspektif moral, kebahagiaan sebagai suatu kebaikan tertinggi. Namun, pada dasarnya perspektif ini merupakan suatu pandangan yang terdapat dalam teori Aristoteles.
Dan dalam kehidupan, tentu setiap manusia ingin mengejar kebahagian itu. Sehingga, salah satu bentuk pendukung untuk dapat sampai pada kebahagiaan itu yakni sistem sosial yang selalu dipandang urgen dalam kehidupan sosial masyarakat.
Manusia pada hakikatnya tidak dapat hidup dan bergerak tanpa sistem. Sebab, sistem sosial pada umumnya menjadi mediasi yang praktis dan urgen untuk mempersatukan dan membentuk suatu relasi yang harmonis dalam kehidupan sosial masyarakat.
Dalam realitas kehidupan sosial masyarakat dalam suatu komunitas, bila tidak ada sistem di dalamnya, maka tidak dapat dipungkiri bahwa akan terjadi seperti yang diungkapkan oleh Thomas Hobbes, yakni akan terjadi bellum omnium contra omnes (perang semua melawan semua).
Karena, menjadi suatu kekawatiran yakni manusia pada umumnya akan hidup dalam suatu sikap egoisme yang tinggi. Apalagi jika ditelisik dalam kehidupan modern.
Individualisme sudah menjadi budaya yang banyak diminati. Sehingga tentu dibutuhkan suatu sistem dalam hal tertentu untuk menjaga suatu relasi yang baik dan harmonis dalam suatu kehidupan dalam komunitas sosial.
Prolem empirik yang sering dan sudah inheren dalam kehidupan manusia zaman modern yakni juga suatu bentuk ketidakpedulian pada kehidupan sekitar.
Di era globalisasi sekarang ini, banyak orang sibuk dengan hal-hal yang membawa kehidupan pada kebahagian yang semu dalam penjelajahan dunia maya. Sehingga tidak bisa dielakan bahwa manusia pada hakikatnya membutuhkan sistem sosial.
Talcot Parsons dengan teori fungsionalnya memberikan suatu gagasan yang integritas demi kehidupan sosial masyarakat.
Tentu dalam proses implementasinya akan disesuaikan dengan sistem dasar yang berkembang dalam komunitas tertentu.
Sehingga tidak dapat bertolak dan menimbulkan suatu problematika baru dalam kehidupan sosial masyarakat tertentu.
Masyarakat sebenarnya secara implisit juga eksplisit di lihat sebagai sebuah sistem di mana seluruh strukturnya terintegrasi menjadi satu di dalamnya, dan sudah tentu sebagai sistem selalu mengutamakan suatu konsesus bersama.
Sehingga, sebagai suatu sistem yang integritas tidak terjadi suatu problem yang merusak hakikatnya seperti yang tidak diharapkan.
Peran sistem sosial sebenarnya menangani fungsi integrasi dengan mengontrol bagian-bagian yang menjadi komponennya.
Sehingga sangat diharapkan dalam kehidupna sosial masyarakat keharmonisan dan kesejahteraan tercapai.
Dan juga dituntut agar dalam kehidupan sehari-hari, sikap intoleran dan sikap-sikap buruk lainnya dijauhkan bahkan bila perlu tidak terjadi atau terdapat dalam kehidupan sosial masyarakat.
Meskipun realitas menunjukan yang juga pendasaran pada teori konflik, bahwa manusia akan selalu ada dalam konflik kehidupan, tetapi dengan suatu konsesus bersama dapat diminimalisirkan bahkan dapat ditiadakan.
Sehingga sistem masyarakat dapat berjalan dengan baik dan kebahagiaan yang menjadi suatu tujuan urgen dalam hidup manusia dapat diraih.
Sebab, semua sub-sistem tidak akan dapat lepas dari sistem sebagai sentrum untuk menjadi landasan, pedoman serta arah dan instrument kehidupan sosial masyarakat.
Sistem sosial yang merupakan sehimpunan bagian yang saling berelasi satu sama lain secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan tidak mungkin dapat lepas dari kehidupan manusia.
Dengan berbagai bentuknya dan fungsi-fungsinya yang integritas menjadi sangat urgen bagi kehidupan manusia.
Sebab, kembali pada kodrat manusia yang sebagai makhluk sosial, sistem sosial ini memberikan dampak yang masif bagi kehidupan manusia.
Sistem sosial dengan keempat fungsi yang ditawarkan oleh Talcot Parsons yakni adaptation, goal attainment, integration, and latency, dapat menjadi hal yang urgen untuk menata dan mengelola sistem sosial yang riil.
Tentu konsep atau gagasan tidak akan dapat diimplementasikan secara sempurna dalam realitas kehidupan, tetapi akan sedikit bahkan sangat dubutuhkan untuk menjadi suatu asas bagi sistem sosial yang tengah dijalankan oleh manusia.
Tentu, akan disesuaikan dengan budaya, agama dan juga zaman tertentu. Oleh sebab itu, proses adaptasi akan menjadi langkah utama atau star untuk mencapai langkah berikut.