Labuan Bajo, Vox NTT- Aktivitas pengerukan tambang galian C di sungai Wae Mese, Desa Compang Longgo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, sudah kembali dilakukan.
Aktivitas pengerukan galian C tersebut dilakukan sekitar 300 meter dari jembatan Tiwu Ndaer Compang Longgo.
Leonardus Suhardiwan, salah seorang warga Desa Compang Longgo menyampaikan aktivitas pengerukan galian C tersebut sudah berlangsung 4 hari yang lalu dan diduga dilakukan oleh orang yang sama, yakni Kelompok Handel Berubah.
“Tetapi orang yang melakukan pengerukan galian itu masih dilakukan oleh orang yang sama yaitu anak buahnya Baba Ton,” ungkap Leonardus saat dihubungi wartawan, Jumat (25/06/2022) malam.
Terhadap aktivitas pengerukan galian C tersebut, Leonardus mengatakan, masyarakat Compang Longgo hanya menunggu tindakan dari Pemerintah Daerah Manggarai Barat dan Kepolisian setempat.
Aktivitas itu, kata dia, sudah disampaikan kepada pihak Kepolisian. Sebab itu, hingga kini masyarakat hanya menunggu tindakan dari pihak Kepolisian.
“Karena kami sudah menyampaikan bahwa tolong dipertimbangkan lagi terkait aktivitas pengerukan galian C dan juga terkait izin dari kelompok tersebut,” ungkapnya.
Ia pun berharap untuk menghentikan aktivitas galian itu, karena sangat berpengaruh terhadap persediaan air bersih yang dikonsumsi oleh masyarakat.
Leonardus juga mengaku sangat meragukan terhadap fasilitas umum seperti jembatan yang menghubungkan ibu kota kabupaten Mabar dengan poros selatan yang bisa saja roboh akibat pengerukan galian C.
“Dan perlu kita ketahui, kita harus belajar dari kejadian robohnya tanggul bendungan Wae Cebong, kalau kita biarkan kelompok itu mengeruk di situ, maka bukan tidak mungkin jembatan itu akan roboh, dan tetap kami sebagai masyarakat menjadi korban, maka saya meminta pemerintah daerah dan juga pihak aparat keamanan untuk menindak Kelompok Handel Berubah ini,” tegas Leonardus.
Sementara itu, Antonius Jomi selaku pemilik Kelompok Handel Berubah dan Kelompok Handel Berseri menjelaskan, aktivitas pengerukan galian C tersebut dilakukan oleh kelompok Handel Berseri karena telah mengantongi izin.
“Handel Berubah itu di sebelah atas jembatan dan sudah tidak beroperasi lagi, sementara yang melakukan aktivitas galian C itu adalah kelompok Handel Berseri karena telah mengantongi izin,” ungkap Antonius melalui telepon seluler, Sabtu (25/06/2022).
Dijelaskanya juga, perizinan Kelompok Handel Berseri itu berbeda dengan perizinan Kelompok Handel Berubah. Perizinan untuk Kelompok Handel Berubah itu mulai dari jembatan sampai di dekat bendungan.
Dia juga merasa bingung terkait persoalan yang disampaikan masyarakat. Padahal usahanya sudah mengantongi izin, namun tetap saja diutak-atik.
“Bagaimana e? Saya juga tidak tahu, apakah memang kita ini tidak boleh berusaha di Manggarai Barat ini, izin lengkap tetapi masih diutak-atik jadi saya juga bingung begitu,” ungkapnya.
Untuk diketahui, pada 17 Mei 2022 lalu aktivis Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Ruteng dan Kota Jajakan Labuan Bajo bersama warga tiga desa yakni Desa Macang Tanggar, Desa Golo Bilas, dan Desa Compang Longgo melakukan aksi demonstrasi di Labuan Bajo.
Mereka menuntut perbaikan Bendungan Wae Cebong, Desa Compang Longgo, yang tidak dialiri air kembali karena adanya Daerah Aliran Sungai (DAS) baru yang diduga akibat dari aktivitas galian C Perusahaan Handel Berseri sejak 2018-2022.
Dalam pernyataan sikap PMKRI dan warga tersebut meminta polisi untuk mengusut pelaku perusakan Bendungan Wae Cebong yang diduga dilakukan oleh Perusahaan Handel Berseri.
PMKRI dan warga juga meminta koordinasi Pemerintah Provinsi NTT dan Pemda Mabar agar mengawasi dan menertibkan seluruh izin-izin galian C milik perusahaan sepanjang Sungai Wae Mese guna mencegah kerusakan lingkungan dan fasilitas umum.
Demonstrasi tersebut cukup memberikan dampak positif bagi masyarakat. Pasalnya, pasca-demonstrasi Dam Bendungan Wae Cebong langsung diperbaiki secara darurat oleh Pemda Mabar. Air pun kembali mengalir untuk musim tanam 2 areal Persawahan Satar Walang seluas 582 hektare.
Kemudian selama satu bulan ini tidak ada lagi aktivitas tambang perusahaan di lokasi kali Wae Mese.
Namun kondisi tersebut tidak bertahan lama. Perusahaan Handel Berubah diduga kembali nakal dan beroperasi di lokasi tersebut sejak Senin 19 Juni 2022.
Aktivitas ditakutkan akan berdampak pada kerusakan Jembatan Tiwu Ndaer, Desa Compang Longgo, yang menjadi akses jalan utama masyarakat beberapa desa di wilayah Selatan Manggarai Barat. [SR]