Kupang, Vox NTT – World Agroforestry (ICRAF) Indonesia memanggil sebanyak 40 lulusan muda Perguruan Tinggi untuk mengambil peran aktif sebagai peneliti, dalam upaya menjawab tantangan yang dihadapi masyarakat.
Tantangan yang dihadapi masyarakat NTT saat ini berupa tata kelola lahan, ketahanan pangan, pemberdayaan perempuan, dan mitigasi dampak perubahan iklim pada petani kecil dan kelompok masyarakat rentan lainnya.
Dalam keterangan tertulis yang diterima VoxNtt.com, Jumat (01/07/2022), dijelaskan melalui proyek Sustainble Landscapes for Climate Resilient Livelihoods in Indonesia (Land4Lives) di NTT, ICRAF Indonesia menyelenggarakan kegiatan Inkubator Peneliti Muda Lanskap (IPML).
Kegiatan dirancang ICRAF untuk putra-putri daerah yang berdomisili di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang akan berlangsung selama dua hingga tiga bulan.
Koordinator Proyek Land4Lives, Andre Ekadinata mengatakan, kegiatan IPML merupakan program pelatihan dan penguatan kapasitas bagi mahasiswa lulusan Perguruan Tinggi periode 2018-2022.
Menurut Andre, para mahasiswa yang dipanggil harus memiliki kepedulian terhadap lingkungan, serta motivasi tinggi untuk meningkatkan kapasitas diri.
“Jadi kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan generasi muda peduli perubahan iklim, untuk ikut serta dalam pengelolaan lanskap berkelanjutan,” ujar Andree.
ICRAF, demikian Andre, ingin berkontribusi dalam ekosistem penelitian di tanah air, dengan membuka kesempatan bagi lulusan muda untuk meningkatkan kapasitas, dan terlibat langsung dalam aksi lapangan.
“Melalui kegiatan ini diharapkan akan melahirkan peneliti-peneliti handal, dengan kepekaan yang tinggi terhadap kepentingan masyarakat dan kelestarian lingkungan hidup,” jelasnya.
“ICRAF Indonesia juga menyediakan paket rumenerasi lengkap yang sepadan dengan kegiatan yang akan dijalankan,” kata Andre menambahkan.
Dia menjelaskan, proyek penelitian Land4Live, pihaknya kerja sama dengan Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan (PPN) Bappenas dan Pemerintah Kanada melalui Global Affairs Canada.
Proyek itu sudah dilaksanakan di tiga provinsi berbeda. Di antaranya Provinsi Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan dan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Proyek Land4Lives atau lahan untuk kehidupan ini berfokus pada tata kelolah lahan, adaptasi atau mitigasi dampak perubahan iklim untuk peningkatan kehidupan petani kecil,” ungkapnya.
Di NTT, kegiatan Land4Lives akan dilaksanakan di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), khususnya pada desa yang terletak di kawasan sub Das Benain dan Noelmina.
Sebelumnya, dia memaparkan, ICRAF telah merampungkan kegiatan Inkubator Peneliti Muda Gambut (IPMG) untuk Provinsi Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat, di mana proyek penelitian Peat-IMPACTS berlangsung.
Alumi IPMG atau Pahlawan Gambut sebelumnya terlibat dalam inkubator yang menghadirkan para peneliti senior yang mumpuni di bidangnya untuk berbagi ilmu pengetahuan.
Selain itu, mereka juga terjun langsung dalam aksi lapangan di desa-desa, dengan lahan gambut di Banyuasin dan Ogan Komering IIir (OKI).
Untuk diketahui, pendaftaran sebagai peserta IPML akan dibuka pada tanggal 6-15 Juli melalui tautan httos://lahanuntukkehidupan.id/ipml/.
Situs tersebut juga menyediakan informasi tahapan penerimaan peserta, lini masa dan persyaratan untuk menjadi peserta.
Untuk mendapatkan pembaruan informasi tenfang IPML dan kegiatan ICRAF Indonesia, silakan bergabung ke akun Instagram ICRAF Indonesia di @Icraf_Indobesia.
Penulis: Ronis Natom
Editor: Ardy Abba