Ruteng, Vox NTT- Pembina Koperasi Yellow Partai Golongan Karya (Golkar) Yohanes Y. Nembo menyampaikan pandangannya terhadap kebijakan kenaikan tarif wisata ke Taman Nasional Komodo (TNK), Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menurut Yohanes, kebijakan tersebut kurang bijak karena meninggalkan sejumlah tanda tanya bagi masyarakat Manggarai Barat dan Indonesia pada umumnya.
Adapun sejumlah tanda tanya yang dimaksudkan Yohanes yakni terkait dengan hasil studi tentang pemberlakuan kebijakan tarif yang lama dan potensi keuntungan masyarakat dari pemberlakuan tarif yang baru.
“Sejak awal harus ada studi, berapa masyarakat lokal memperoleh rezeki dari tarif yang lama (Rp150.000) dan apakah ada dampaknya bagi mereka dengan tarif yang baru (3, 75 juta)? Berapa yang bisa mereka dapatkan?” tanya Yohanes.
Yohanes sendiri setuju dengan agenda pemerintah untuk memperhatikan serta memperhitungkan kelangsungan hidup Komodo, terumbu karang dan menciptakan segmentasi pasar.
Namun, menaikan tarif masuk secara mendadak di tiga destinasi dengan lompatan lebih dari 2,460% dari tarif semula merupakan kebijakan yang kurang bijak.
“Bahwa segmentasi pasar perlu tapi kenaikan tarif hendaknya dilakukan secara gradual misalnya tahap pertama naik 250% jangka waktu 6 bulan, tahap dua 500%, jangka waktu 6 bulan, lalu persentase kenaikan di tahun kedua itu berapa,” jelasnya.
Ia pun mengharapkan agar pemerintah lebih teliti dan jeli serta bisa mempertimbangkan dengan matang tentang kebijakan kenaikan tarif ke TNK agar tidak ada pihak yang dirugikan sebagai dampak dari kebijakan yang tidak bijak.
“Pemerintah mesti bijak dalam penerapan tarif menuju TNK dengan menyelenggarakan diskusi yang melibatkan semua elemen masyarakat. Dengan demikian, itu bisa menjadi salah satu alternatif solusi untuk mengakomodir semua aspirasi seputar pro kontra pemberlakuan tarif baru menuju tiga destinasi itu,” tutupnya.
Penulis: Igen Padur
Editor: Ardy Abba