Ruteng, Vox NTT – Hasil memuaskan diraih tim Pesawat FC kala menjamu tim kuat Metro di babak penyisian grup D Turnamen Camat Reok Cup, Senin (29/8/2022) sore.
Anak asuh Ridwan itu di luar dugaan mampu menang meyakinkan dengan skor telak 2-0 tanpa balas.
Kemenangan yang diraih Pesawat FC sekaligus menguburkan mimpi Metro lolos ke babak 8 besar.
Metro tersingkir begitu dini di fase group. Padahal di group D Arfan dan kawan-kawan hanya bersaing dengan kuda hitam Keling, Wangkung 2 dan Smager 2 sebelum bertemu Pesawat FC.
Di laga perdana Metro menyerah dari Keling sebelum mencukur Smager 2 dengan gelontoran sembilan gol dan Wangkung 2 dengan skor 3-1.
Tapi rupanya nilai enam yang dipegang tim besutan Nurman itu belum mampu mengantar Metro lolos ke babak 8 besar.
Mereka harus tertunduk lesu dan ikhlas menyerahkan tongkat estafet group D ke tim perwakilan Manggarai Timur itu.
Pesawat FC lolos ke perempat final dengan status juara group dan mampu mengoleksi sembilan poin setelah menang 2-0 atas Wangkung 2, menang 5-1 atas Smager 2, menahan imbang Keling 1-1 dan menaklukan Metro 2-0.
Gagalnya Metro melaju ke babak 8 besar tentu membuka sejarah baru, sebab anak asuh Pua itu baru sekali merasakan hal tersebut.
Berbicara tentang Pesawat FC dan Metro, kedua tim hebat tersebut memang tidak memiliki sejarah pertemuan yang panjang
Rivalitas keduanya pun tidak tercatat sebagai pertandingan El Clasico. Hanya saja pemain yang membela kedua tim itu sering bermain bersama dalam satu klub.
Sebut saja Kaizz dan Mustajib. Kedua pemuda ini Sama-sama pernah membela Sambi Rampas di Turnamen Bupati Cup Manggarai Timur dan sama-sama pernah membela Naturalisasi FC di Turnamen Watu Pajung Cup.
Selain itu keduanya juga sama-sama pernah membela Salama FC di Turnamen Bupati Cup Manggarai Barat dan yang paling dicatat oleh sejarah ketika keduanya sama-sama pernah berseragam Metro.
Namun apa yang terjadi, Kaizz harus rela menghancurkan mantan klub nya sendiri di hadapan rekannya Mustajib dan Saldin. Sungguh sedih bercampur bahagia.
Pesawat FC memang bisa dibilang tim yang jarang terlibat dalam Turnamen di Reok. Tetapi mereka mampu menunjukan bahwa mereka merupakan salah satu tim hebat yang dimiliki Kecamatan Lamba Leda Utara saat ini.
Pada tahun 2022 mereka pun memutuskan untuk bergabung di Turnamen Camat Reok Cup. Disinilah duel bersejarah itu tersaji.
Publik Metro tak kuasa meredam tangis melihat tim nya tersingkir secara super dramatis dari Pesawat FC.
Lapangan sepak bola SDK Reo III yang diharapkan menjadi tempat bersejarah bagi Metro malah seketika gelap diselimuti rasa tangis. Sungguh menjadi sebuah pemandangan maha dahsyat di sore itu.
Laga kedua tim memang semakin sarat aroma emosional lantaran berjalan sepanjang 2×40 menit waktu normal.
Metro yang punya banyak skuad muda berbakat di sore itu ternyata masih mengandalkan dua nama berpengalaman, yakni Togo dan Sipri.
Mereka seakan ingin memberi perlawanan kepada Pesawat FC yang selalu mengandalkan kekuatan dari pemain yang kental pengalaman di turnamen besar, seperti Indra dan Saiful di lini depan, sedangkan di sektor tengah berdiri sang kapten Kaizz Finanda dan Askin yang mengisi posisi libero.
Diatas kertas laga sudah diprediksi bakal berjalan tegang. Selama 2×40 menit Askin pemain bertahan Pesawat FC sukses mengomandoi rekan-rekannya untuk membentuk tembok yang sulit ditembus.
Jual beli serangan terus dilancarkan kedua tim. Namun belum ada satu gol pun yang bersarang di paruh pertama.
Metro terbilang sulit menjinakan penjaga gawang Pesawat FC. Terhitung penyelamatan hebat dilakukannya kala meredam serbuan Arfan dan kawan-kawan.
Memasuki babak kedua, Metro dan Pesawat tetap menunjukan permainan solid. Tekel-tekel keras dan aksi saling dorong terus mewarnai pertandingan yang dipimpin wasit Evaldus Marioano Ndagak itu.
Sesaat setelah pemain depan Metro FC gagal menuntaskan peluang menjadi gol, gemuruh lapangan sekejap berubah menjadi teriakan sorak sorai penggemar Pesawat FC kala sepakan Arman dari luar kotak penalti menembus gawang Metro hingga mengubah skor 1-0 untuk Pesawat FC.
Melihat momen mengerikan itu publik Metro jelas dihantui rasa cemas berkepanjangan hingga pada akhirnya perasaan penggemar semakin campur aduk setelah di masa krusial Saiful mampu membuat sepakan cip lewati penjaga gawang Metro untuk kemudian memastikan kemenangan Pesawat FC 2-0 dalam 80 menit waktu normal.
Metro tertunduk lesu, sementara Pesawat FC menangis bahagia.
Ini menjadi kisah pilu yang amat mendalam bagi pemain Metro, tangisan tak tertahankan, amarah tak terhindarkan dan ledakan emosi tentu tak bisa teralihkan. Tinggal selangkah lagi menuju babak 8 besar, Metro harus hancur lebur di rumah sendiri.
Kapten Pesawat FC, Kaizz Finanda sempat terbaring di tengah lapangan usai pertandingan. Dari kelopak matanya terlihat tetesan air yang membasahi pipi.
Kaizz tak menyangka Pesawat FC bisa menyingkirkan mantan klub nya Metro di pertandingan dramatis itu.
Ia pun menangis bahagia sembari menyampaikan ucapan permohonan maaf kepada pelatih dan rekan-rekannya di Metro.
“Minta maaf bosku. Mungkin kali ini kita jadi lawan dulu dan lain waktu kita pasti berseragam yang sama” ucap pria asal Lombok NTB itu sembari memeluk erat satu per satu rekan-rekannya di Metro.
Kontributor: Berto Davids