Ruteng, Vox NTT- Polemik dugaan penyuapan yang melibatkan istri bupati Manggarai, Meldiyanti Hagur Marcelina Nabit dengan kontraktor asal Lelak Adrianus Fridus dan Fenses Nasrio Budi Senta atau yang akrab disapa Rio Senta terus menjadi perhatian masyarakat.
Tidak sedikit orang yang ikut melayangkan tanggapan untuk menanyakan kejelasan di balik sengkarut persoalan yang menyeret nama Meldiyanti dan kontraktor serta dua nama lain yang Tomi Ngocung dan Wily Kengkeng yang diduga menjadi “remote” kontrol rezim Bupati Herybertus G.L Nabit dan Wakil Bupati Heribertus Ngabut.
Terkini, komentar tersebut datang dari praktisi hukum Edi Hardum. Ia mendesak Bupati Manggarai Herybertus G. L. Nabit segera melakukan ‘scaning’ orang-orang dekat yang kontraproduktif dan cenderung menghambat agenda perubahan.
Langkah ‘scaning’ yang dimaksudkan Edi bisa berupa pemecatan kepada THL yang membawa-bawa nama dirinya dan istri untuk meminta ‘fee’ proyek senilai Rp50 juta.
“Kalau memang Heri tidak menyuruh THL tersebut maka pecat THL itu, dan semua staf atau apapun yang membawa-bawa nama dia dan istri dan merusak agenda perubahan harus diganti karena masih ada orang yang benar,” ujar Edi, Jumat (02/09/2020) pagi.
Edi menyampaikan bahwa agenda perubahan mesti menjadi agenda bersama semua pihak. Agenda tersebut tidak boleh hanya berhenti di pucuk pimpinan saja melainkan juga harus menjadi agenda staf ataupun ASN dan tenaga kontrak.
BACA JUGA: Presidium PNPK Bicara Soal Dugaan Suap Proyek APBD Manggarai
Untuk itu, kepada para staf ataupun ASN yang cenderung membawa agenda pribadi dan tidak konsisten dengan janji perubahan, harus dipecat.
“Dalam catatan saya, Bupati Manggarai termuda dari dulu sampai sekarang adalah Hery Nabit. Tapi jangan sampai termuda tapi paling bodoh. Paling korupsi, itu bahaya. Muda, progresif, cerdas. Jangan sampai muda, dungu, koruptor. Itu bahaya,” tambahnya.
Segera Klarifikasi
Lebih jauh, Edi menyarankan Bupati Nabit untuk segera mengklarifikasi kepada publik terkait persoalan dugaan adanya penyetoran uang 50 juta kepada istrinya melalui tangan salah seorang THL.
“Kalau itu tidak benar perintah dari dia (Bupati Nabit) atau istrinya, segera beri penjelasan bahwa itu tidak ada, itu hanya mainan si THL yang membawa namanya. Kalau dia tidak mengklarifikasi itu berarti bahwa pertama, itu dari dia,” jelasnya.
“Karena ada orang di Manggarai yakni tim suksesnya dia, membawa-bawa nama bupati. Salah satu contoh dia membentak kepala sekolah, membentak guru-guru, ASN dan kepala puskesmas, membawa nama bupati. Setelah saya telusuri itu bukan dari bupati. Oleh karena itu, Hery Nabit segera klarifikasi,” tambahnya.
BACA JUGA: Presidium PNPK Bicara Soal Dugaan Suap Proyek APBD Manggarai
Modus Lama
Namun demikian, Edi juga menyoroti modus yang digunakan dalam upaya dugaan suap antara Meldiyanti dengan kontraktor dan THL. Praktik tersebut menurut Edi, kerap terjadi di sejumlah daerah di Indonesia bahkan juga di pusat.
“Korupsi yang terjadi di lembaga pemerintah itu mulai dari pusat sampai daerah, lebih banyak pada pengadaan barang dan proyek. Dari pusat sampai ke beberapa daerah biasanya memakai tangan-tangan orang yang bukan ASN. Itu mereka pakai bahkan ada staf khusus dari staf khusus juga, berjenjang mereka pakainya. Itu taktik supaya tidak mudah ditangkap oleh KPK atau aparat penegak hukum,” tutur Edi.
“Dalam kaitan dengan kasus di Manggarai, saya belum bisa pastikan Apakah THL itu benar-benar suruhan dari istri Bupati atau dari Bupati. Tetapi kalau lihat modus korupsi yang dilakukan, dari pusat dan sejumlah daerah, tindakannya seperti itu. Itu berarti bahwa teknik-teknik itu sudah masuk ke daerah-daerah, sudah masuk ke seluruh Indonesia, dan itu biasanya tidak pakai transfer. Di Manggarai justru konyol,” tambahnya.
Ia kemudian meminta aparat penegak hukum (APH) untuk turun tangan menyelesaikan persoalan dugaan penyuapan yang terjadi agar tidak ada lagi spekulasi yang terjadi di masyarakat.
Nabit Mesti Konsisten
Edi juga menyoroti tentang penting sikap konsistensi dari Bupati Nabit dan seluruh jajarannya agar agenda perubahan yang digaungkan sejak lama bisa terealisasi dengan baik.
“Hery Nabit harus ingat dengan janji kampanyemu. Janji kampanyemu adalah perubahan. Apa makna penting dari perubahan? Tidak boleh ikut dalam kebiasaan-kebiasaan buruk terkait setoran itu. Kalau itu sudah berlaku dari dulu sampai sekarang dan terjadi di seluruh Indonesia, bahkan dari tingkat Kementerian sampai desa, tolong Heri Nabit jangan ikuti, karena slogan Anda adalah membawa perubahan,” tambahnya.
“Kalau Heri Nabit konsisten dengan kampanyenya maka dia pasti akan terpilih lagi. Tetapi kalau dia tetap kontraproduktif seperti ini maka saya akan serukan kepada masyarakat Manggarai, supaya jangan pilih dia dan tinggalkan,” tutupnya. (VoN)