Kupang, Vox NTT – Wakil Ketua DPRD Manggarai Barat (Mabar), Marselinus Jeramun mendorong pemerintah agar segera memperhatikan kondisi jalan felford yang buruk dan mendaki yang terletak di wilayah Sano, Desa Momol, Kecamatan Ndoso, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Permintaan politisi PAN ini setelah peristiwa meninggalnya seorang pasien di jalan rusak tersebut.
“Tentu yang pertama, saya menyampaikan rasa belangsungkawa atas meninggalnya pasien dari Raca, Kecamatan Ndoso di wilayah persawahan Sano. Tentu Kita semua turut berduka cita,” ungkap Marsel Jeramun saat dihubungi VoxNtt.com dari Kupang, Selasa (06/09/2022) malam.
BACA JUGA: Jalan Buruk, Pasien Asal Ndoso Mabar Meninggal di Jalan
Marselinus mengaku tidak ingin mencari siapa yang salah terkait kondisi buruknya jalan tersebut.
“Tetapi inilah kondisi infrastruktur yang ada di wilayah Manggarai Barat. Tidak hanya di Kecamatan Ndoso, tetapi juga di wilayah lainnya,” katanya.
Karena itu, kata Jeramun, dari peristiwa tersebut, tentu banyak hal yang perlu dibenahi.
“Tentu banyak hal yang kita benahi. Dari infrastruktur jalan dan juga pembenahan dari aspek fasilitas kesehatan,” ujarnya.
Ia juga menyoroti kondisi fasilitas kesehatan yang ada di Puskesmas Tentang yang sangat memprihatinkan, di mana mobil ambulansnya tidak bisa beroperasi.
Karena itu, lanjut dia, dari peristiwa ini, pemerintah daerah harus lebih memperhatikan baik infrastruktur jalan, fasilitas kesehatan, dan perlatan medis yang memadai.
“Iya, terutama ambulans yang layak di jalan. Jangan baru sebulan sudah rusak,” katanya.
Dikabarkan sebelumnya, ironi perjalanan dirasakan seorang pasien bernama Maria Erita Jebuet asal Kampung Raca, Desa Golo Keli, Kecamatan Ndoso, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Timur, Selasa (6/9/2022) pagi.
Ia meninggal dalam perjalanan dari kampung halamannya Raca menuju ke RSUD Ruteng Kabupaten Manggarai.
Meninggalnya pasien penderita darah tinggi ini disinyalir karena kondisi jalan felford yang buruk dan mendaki, sehingga mobil Grandmax pikap yang ditumpanginya untuk merujuk ke RSUD Ruteng tak mampu melintas.
Pendakian jalan telford itu merupakan jalan alternatif yang dibuka setelah bencana longsor melanda wilayah Sano. Di situlah pasien yang akrab disapa Rita ini menghembus napas terakhir.
Sungguh sedih kisah yang dialami Rita dan keluarga. Andai saja kondisi jalan rayanya tidak seburuk itu mungkin nyawanya dapat tertolong dengan cepat oleh bantuan keluarga dan para medis.
Keluarga pasien, Frans Janggur menceritakan awal mula pasien berangkat dari Raca pukul 20.00 Wita menuju Puskesmas Tentang.
Sampai di Puskesmas Tentang pukul 21.20 Wita ia sempat dirawat oleh para medis sebelum akhirnya diputus untuk dirujuk ke RSUD Ruteng.
“Sekira pukul 02.00 dini hari pasien mendapat surat rujukan dari Puskesmas Tentang untuk dirujuk ke RSUD Ruteng. Mereka pun berangkat dan berjalan pelan melewati medan itu sebelum sampai ke titik paling terparah di sebelah bawah kampung Sano pukul 02.30 Wita. Disitulah mobil yang ditumpangi pasien tak mampu mendaki melewati telford sampai pukul 04.30 Wita,” jelas Frans.
Pendakian telford itu, kata Frans, merupakan jalan alternatif berkas longsor yang memang sangat sulit dilalui kendaraan, apalagi kalau musim penghujan.
Selain kondisi telfordnya buruk, jalan itu juga mendaki hingga membuat mobil tertahan dan pasien lambat mendapat pertolongan medis RSUD Ruteng.
Sementara itu suami almarhumah, Lasarus Jeramun ikhlas menerima kepergian isterinya sebagai sebuah penderitaan. Andai saja jalannya tidak seburuk itu mungkin nyawa isterinya tertolong meski akan dipanggil Tuhan.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Ardy Abba