Kefamenanu, Vox NTT-Fransiskus Bait Fay saat ini telah resmi menjabat sebagai Sekda Timor Tengah Utara (TTU) definitif.
Jabatan tertinggi dan paling diimpikan oleh hampir seluruh ASN lingkup Pemkab TTU itu resmi dijabat oleh Fransiskus setelah dilantik dan diambil sumpah jabatan oleh Bupati Juandi David, Senin (12/09/2022).
Namun siapa sangka, di balik kesuksesan yang diraihnya saat ini, Fransiskus memiliki sejuta pengalaman baik pahit maupun manis sebagai ASN.
Fransiskus saat ditemui VoxNtt.com di ruang kerjanya, Jumat (16/09/2022) mengakui dirinya lolos sebagai Pegawai Negeri Sipil pada bulan April tahun 2000.
Setelah 3 tahun mengabdi, Fransiskus kemudian dipercaya sebagai Sekretaris Lurah di Kelurahan Eban, Kecamatan Miomafo Barat.
“Karena waktu itu jabatan lurah juga kosong maka saya juga diberi tanggung jawab sebagai Plt. Lurah Eban selama 3 tahun,” tutur alumni Fakultas Peternakan Undana itu.
Fransiskus melanjutkan, pasca menjalankan tugas sebagai seklur, dirinya kemudian 2 kali dimutasi sebagai kepala seksi di Dinas Peternakan Kabupaten TTU.
Kemudian Fransiskus dimutasi lagi sebagai kepala seksi di Kecamatan Biboki Feotleu.
“Jadi saya 4 kali menduduki jabatan berbeda sebagai pada eselon IV, itu sebagai Sekretaris Lurah, dua kali sebagai kepala seksi di Dinas Peternakan, serta 1 kali kepala seksi kecamatan,” jelas alumni SMPK Gita Surya Eban itu.
Perjalanan panjang Fransiskus pada jabatan di eselon IV akhirnya berhasil dilewati.
Ia kemudian pada tahun 2012 dipromosikan sebagai kepala bidang perencanaan dan pembangunan ekonomi di Bappeda Kabupaten TTU.
Kemudian pada tahun 2014 ia dimutasi lagi sebagai kepala bagian umum pada Setda TTU.
Pasca itu karir Fransiskus di ASN terus menanjak.
Tahun 2018 ia mencoba mengikuti seleksi terbuka untuk dapat menduduki jabatan eselon II.
Segala harapan, perjuangan disertai doa akhirnya terkabul.
Ia pun dinyatakan lolos seleksi eselon II dan kemudian dimutasi menjadi kepala dinas ketahanan pangan kabupaten TTU.
Dua tahun menduduki jabatan kadis Ketahanan Pangan, Fransiskus kemudian dimutasi lagi menjadi Kepala Dinas Peternakan.
“Kemudian saat ada seleksi terbuka sebagai sekda saya pun ikut dan akhirnya harapan dan impian bisa terwujud dan dilantik sebagai sekda TTU saat ini,” ujarnya.
Suka dan Duka Selama Menjadi ASN
Fransiskus mengakui dalam perjalanan kariernya sebagai ASN banyak suka dan duka yang ia alami.
Tantangan terbesar yang dialaminya saat itu yakni ia dimutasi sebagai kepala seksi di Kecamatan Biboki Feotleu.
Kecamatan yang di mana jaraknya cukup jauh dari tempat tinggal dan keluarga serta yang medan cukup menantang.
Saat awal dimutasi ke kecamatan Biboki Feotleu Fransiskus mengaku cukup tertekan.
Namun dalam perjalanan waktu, ia menyadari hal itu sebagai sebuah kesempatan yang diberikan oleh Tuhan agar ia bisa lebih dekat dan belajar langsung dari masyarakat.
“Awalnya memang saya agak tertekan, tapi lama kelamaan jadi terbiasa dan malah bersyukur saya bisa lebih dekat dengan masyarakat,” ungkapnya.
“Kadang ada teman-teman ASN yang dimutasi ke kelurahan atau kecamatan yang jauh dari rumah itu merasa terbuang, tapi sesungguhnya tidak. Itu sebenarnya lebih bagus agar semua potensi yang kita punya bisa kita bagi ke masyarakat dan kita juga bisa belajar banyak dari masyarakat,” tambahnya.
Dorong Pelayanan ASN yang Bermanfaat bagi Rakyat
Fransiskus menjelaskan, dirinya memiliki impian besar agar mendorong ASN bisa benar-benar memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.
Itu di mana dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya, ASN harus benar-benar mendudukan sesuai dengan tupoksinya.
Sehingga dengan begitu, tambahnya, apa yang menjadi hak dan tanggung jawab rakyat bisa terakselerasi dengan baik dengan apa yang menjadi hak dan kewajiban pemerintah.
“Itu hanya bisa terjadi apabila ASN benar-benar memahami aturan dan menjalankannya dengan baik,” tambahnya.
Penulis: Eman Tabean
Editor: Ardy Abba