Betun, Vox NTT- Janji kampanye Simon Nahak dan Kim Taolin (SNKT) terkait penataan Kota Betun terancam gagal. Salah satu contohnya, Taman Kota Betun yang dijanjikan oleh Bupati Malaka ternyata tidak ada dalam pembahasan KUA-PPAS DPRD Malaka bersama pemerintah.
Sebelumnya, saat kampanye SNKT pada Pilkada 2020 lalu, janji yang sering digaungkan adalah adanya taman di jantung Kota Betun.
Hal itu menurut bupati Simon, sebagai ikon Malaka dan tempat rekreasi bagi masyarakat Kabupaten Malaka.
Terpantau awak media saat itu, janji kampanye penataan Taman Kota Betun disambut hangat oleh masyarakat Kecamatan Malaka Tengah, khususnya Desa Wehali.
Dihubungi VoxNtt.com, Ketua Komisi III DPRD Malaka, Hendri Melki Simu menyampaikan, dalam KUA -PPAS tahun 2023, tidak ada pembahasan Taman Kota di Betun.
“Artinya, tidak ada Taman Kota Betun yang dijanjikan Bupati Malaka saat itu,” ungkap politisi Golkar itu, Kamis (22/09/2022).
Terpantau awak media, Taman Kota Betun yang rencananya berlokasi di Lapangan Umum Kota Betun saat ini masih belum ada perubahan yang signifikan.
Justru, Taman Kota Betun yang dijanjikan, terlihat kumuh dan terkesan tidak terurus, lantaran banyaknya lapak jualan yang tidak rapi dan sepi tanpa jualan.
Hal itu diungkapkan salah satu pemuda desa Wehali, Andriyanto Bria yang prihatin dengan keadaan Lapangan Umum Kota Betun yang rencananya akan dibangun taman kota.
“Kami sebagai pemuda desa wehali menunggu janji kampenye SNKT waktu itu bahwa nanti ada taman kota di jantung kota Betun. Namun sampai saat ini tidak terealisasi oleh Pemda malaka,” kata Yanto Bria saat dihubungi VoxNtt.com.
Andriyanto Bria juga mengkritik adanya Pujasera (pusat jajanan serba ada) di Lapangan Umum Kota Betun yang justru merusak indahnya tempat itu.
“Taman Kota di Betun ya, sejauh ini yang kami lihat masih seperti biasa. Dengan adanya Pujasera di Betun justru tambah kumuh atau amburadul Kota Betun yang tidak ditata dengan baik oleh Pemda Malaka,” katanya lagi.
“Kami sangat prihatin dengan janji-janji politik yang tidak ditepati. Kami diam bukan berarti tidak bisa bersuara. Semoga saja di 2024 kita kampanyenya di lapangan umum baru saya bisa tanya janji – janji waktu itu,” sindirnya.
Penulis: Frido Umrisu Raebesi
Editor: Ardy Abba