Ruteng, Vox NTT- Pastoral sosial orang berkebutuhan khusus (PSOBK) Paroki Iteng menggandeng Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (PKO) Manggarai dalam melaksanakan Bimtek Pendidikan Inklusif, Selasa (25/10/2022).
Bimtek yang berlangsung di SDI Nampong ini merupakan program community base research (CBR) Yayasan Karya Murni Ruteng melalui PSOBK Paroki Iteng.
Diketahui, upaya mewujudkan pendidikan inklusif terus dilakukan oleh Pemerintah Daerah Manggarai dan pihak lain yang mempunyai kepedulian terhadap masalah sosial pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus.
Dalam rencananya, kegiatan ini dilaksanakan dalam tiga sesi. Hari pertama, kegiatan berfokus pada assessment anak kebutuhan khusus (ABK) di sekolah reguler. Hadir pada kegiatan ini 10 sekolah dari SD dan SMP di Kecamatan Satarmese.
Ketua PSOBK Paroki Iteng, Marianus Leonardus Mawar mengaku sangat bersyukur karena Dinas PKO Manggarai melalui PGRI Kecamatan Satarmese bisa bekerja sama dalam mewujudkan pendidikan inklusif bagi anak ABK di wilayah itu.
“Sebagai lembaga sosial di bawah seksi dalam Dewan Pastoral Paroki Iteng sudah hampir 4 tahun menjalankan pelayanan bagi anak berkebutuhan khusus dalam segala bidang kehidupan. Misinya adalah pemberdayaan dan kesetaraan hak bagi sahabat disabilitas sebagai citra Allah yang setara,” kata Marianus.
Sementara itu, Ketua PGRI Kecamatan Satarmese Yustinus Patut dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini adalah kelanjutan dari komitmen bersama PGRI se-Kecamatan Satarmese setelah melaksanakan sosialisasi pendidikan inklusif pada 26 Maret 2022 lalu di SDI Iteng I.
Komitmen ini dilaksanakan untuk bisa melayani pendidikan bagi anak-anak tanpa membedakan atau diskriminasi.
Senada dengan itu, Koordinator program CBR Karya Murni Ruteng Sebastianus Hanu mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan dalam kerangka kerja sama yang baik untuk pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus di sekolah reguler.
“Sangat diharapkan bahwa satuan pendidikan menerima dan melayani pendidikan bagi semua dengan ramah dan inklusif,” katanya.
Sebastian juga berharap ke depan ada kerja sama dan dukungan mulai dari dinas terkait sampai tingkat satuan pendidikan atas pelaksanaan pendidikan inklusif di sekolah.
Terpisah, Kadis PKO Manggarai Fransiskus Gero melalui pesan WhatsApp mengaku sangat mendukung kegiatan yang baik ini, terutama untuk mewujudkan pendidikan tanpa diskriminasi.
Dinas PKO Manggarai, kata dia, mempunyai komitmen bahwa semua sekolah wajib menjadi sekolah inklusif untuk bisa melayani semua anak tanpa diskriminasi. [VoN]