Ruteng, Vox NTT-55 Lulusan dan 2 alumni Program Studi (Prodi) Diploma Tiga (D-III) Kebidanan Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng mengikrarkan sumpah bidan pada Rabu (09/11/2022). Upacara itu dimulai pukul 08.00 Wita.
Acara angkat sumpah bidan yang berlangsung di Aula Gedung Utama Timur Unika Santu Paulus Ruteng ini dihadiri dan dipandu secara virtual interaktif oleh Ketua Pengurus Daerah Ikatan Bidan Indonesia (IBI) NTT, Dalmita Palalangan A.Md. Keb., SKM.
Selain IBI NTT, rangkaian dies natalis dan wisuda Unika Santu Paulus Ruteng itu, juga dihadiri dan disaksikan oleh Ketua dan Wakil Ketua Pengurus Cabang Kabupaten Manggarai, Maria Yasinta Aso SST dan Benedikta Tecy Magus, S.Tr. Keb.
Seluruh upacara dalam kegiatan tersebut disaksikan oleh dua rohaniwan, yaitu Pastor Emilianus Jehadus (Katolik) dan Muhamad Jamil (Muslim).
Selain itu, Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) Unika Santu Paulus Ruteng, David Djerubu, M.A dan Ketua Prodi D-III Kebidanan, Fransiska Nova Nanur, M.Kes turut mengambil bagian dalam momen besejarah itu.
Ketua Prodi D-III Kebidanan Unika Ruteng, Fransiska Nova Nanur, M.Kes, dalam sambutan di awal kegiatan menegaskan hakikat sumpah bidan dalam pelayanan.
Menurut dia, sumpah bidan pada hakikatnya adalah janji untuk melaksanakan kewajiban sebagai seorang bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada ibu dan anak.
Sumpah ini juga sebagai salah satu syarat penerbitan Surat Tanda Registrasi (STR) bidan sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
Pada BAB VI Pasal 44 Ayat (3) menyebutkan bahwa penerbitan STR harus memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah dan janji bidan.
Lalu dipertegas kembali oleh Ikatan Bidan Indonesia melalui Surat Edaran-nya Nomor 741/E/PPIBI/V/2019 yang menekankan bahwa setiap lulusan pendidikan kebidanan diberikan ijazah sebagai tanda lulus dan diwajibkan mengucapkan sumpah dan janji bidan sesuai ketentuan yang berlaku.
Fransiska juga mengungkapkan harapan bagi ke-57 lulusan dan alumni prodi yang dipimpinnya.
“Harapan kami, semoga ke-55 lulusan yang diambil sumpahnya pada hari ini dapat menjadi bidan yang profesional, inovatif dan berkarakter dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat pada umumnya dan ibu-anak pada khususnya sehingga dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal,” ungkapnya.
Sementara itu, Dekan FIKes Unika Santu Paulus Ruteng, David Djerubu, M.A. menyatakan arti penting dan implikasi sumpah bidan bagi pelaksanaan tugas profesional bidan di tengah masyakarat.
“Sumpah adalah syarat bagi bidan untuk dapat melaksanakan tugas dalam asuhan kebidanan secara profesional,” katanya.
Dengan sumpah bidan ini, kata dia, semua lulusan bidan memiliki tanggung jawab besar sebagai bidan profesional di tengah masyarakat.
“Kalian harus bertanggung jawab terhadap diri sendiri, profesi, almamater dan juga terhadap Tuhan sendiri kepada siapa kita mengikrarkan sumpah,” ujar David.
Selanjutnya, David mengatakan bahwa soft skills dan karakter yang baik akan memampukan bidan untuk bisa melaksanakan isi sumpah mereka dalam pelayanan profesional.
“Selama di kampus Anda sudah dibina agar memiliki soft skills dan karakter yang baik. Soft skills dan karakter inilah yang membuat Anda bisa melaksanakan sumpah Anda,” katanya.
David pun menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses pendidikan para bidan dan menyukseskan acara sumpah bidan tersebut.
“Terima kasih kepada Yayasan, kepada Rektor yang memungkinkan Anda sekalian bisa menimba ilmu di kampus ini,” katanya.
Selain itu, ia juga menyampaikan terima kasih kepada Keprodi dan jajarannya yang sudah berperan dalam membentuk para bidan.
Kemudian, Ketua Pengurus IBI Daerah NTT dan Ketua serta Wakil Pengurus IBI Cabang Manggarai yang sudah hadir mengambil dan menyaksikan prosesi angkat sumpah bidan tersebut.
Lalu, ucapan terima kasih juga disampaikan kepada rohaniwan yang sudah menjadi saksi acara sumpah bidan dan kepada semua panitia.
Ketua Pengurus Daerah Ikatan Bidan Indonesia (IBI) NTT, Dalmita Palalangan A.Md. Keb., SKM dalam arahannya mengingatkan peran bidan profesional sebagai garda terdepan dalam mendukung program pemerintah di bidang kesehatan.
“Saat ini jumlah bidan NTT mencapai angka 11 ribu. Ini merupakan kekuatan bagi organisasi profesi dan juga bagi pemerintah karena makin banyak tenaga profesional yang dapat mendukung program pemerintah khususnya di bidang kesehatan dan lebih khusus lagi di bidang pelayanan kebidanan. Sekarang pemerintah sedang gencar menurunkan angka kematian ibu dan anak dan angka prevalensi stunting. Dalam upaya-upaya ini, bidan profesional merupakan garda terdepan,” terangnya.
Dalmita mengungkapkan optimismenya kepada para bidan yang mengikuti acara angkat sumpah bidan tersebut.
“Saya yakin setelah ditempa selama 3 tahun di Unika Santu Paulus Ruteng, teman-teman yang hari ini diambil sumpah bidan tentu sudah menjadi bidan professional. Head-nya sudah terisi dengan pengetahuan. Hand-nya sudah terisi dengan keterampilan. Demikian juga attitude-nya sudah dibentuk,” ungkapnya.
Mengakhiri arahannya, Dalmita menyampaikan tantangan yang sudah menanti para bidan dalam menjalankan asuhan kebidanannya. Jumlah bidan yang banyak di NTT perlu diimbangi dengan kualitas profesional yang mumpuni.
Tantangan lain adalah pada bagaimana para bidan memperhatikan aneka kebijakan-kebijakan terkait asuhan pelayanan bidan. Bidan profesional harus menjalankan tugas dalam koridor kebijakan dan regulasi yang ada.
Penulis: Leo Jehatu