Atambua, Vox NTT – Di Kabupaten Belu, tepatnya di Kelurahan Fatukbot, Kecamatan Atambua Selatan berdiri kokoh gedung SMK Cartintes yang sudah ada sejak tahun 2012.
Sekolah kejuruan ini bernaung di bawah Yayasan Cartintes. Pemiliknya adalah seorang pensiunan ASN yang memiliki semangat mencerdaskan bangsa lewat pendidikan formal.
Dia adalah Nikolas Neno, putra terbaik asal Kabupaten Malaka yang sudah puluhan tahun berkarya di Kabupaten Belu.
Menurut cerita Nikolas Neno, awal mula berdirinya SMK Cartintes butuh banyak perjuangan keras untuk memulainya. Banyak orang menganggap sekolah abal – abal yang tidak diakui pemerintah.
Namun atas perjuangan dan usaha dari berbagai pihak, akhirnya SMK Cartintes berhasil melaksanakan ujian akhirnya yang pertama dengan menamatkan puluhan siswa angkatan pertama.
“Saya bersama para guru dan orangtua siswa berjuang dan berhasil melaksanakan ujian negara dan itu dilakukan di sekolah ini. Saya tidak jadikan mereka anak tiri yang ketika mau ujian negara harus dititipkan di sekolah lain,” ungkap pensiunan ASN yang kini berniat maju sebagai bakal calon anggota DPRD Provinsi NTT dari Dapil 7 lewat PKB itu, Sabtu (10/2/2023).
Kisah Nikolas Neno sebagai pemilik SMK Cartintes dilontarkan saat kunjungan anggota DPR RI Komisi lV Fraksi PKB, Edward Tannur di sekolah kejuruan yang kini sudah menamatkan 10 angkatan.
Edward Tannur politisi PKB asal Kabupaten TTU itu berkunjung ke SMK Cartintes bersama putranya Raymond Tannur dan beberapa staf ahlinya.
Pantauan media ini, walau cuaca kurang bersahabat anggota komisi lV DPR RI itu disambut dengan tarian khas Belu – Malaka oleh para siswa.
Rombongan Edward Tannur dijemput di depan pintu gerbang SMK Cartintes, di dalam halaman, juga ada ratusan orangtua siswa yang sudah menanti sejak pagi.
Tepuk tangan meriah pun menyambut kedatangan politisi yang gemar merakyat itu dengan sering membagi Alsintan untuk masyarakat.
Dalam kesempatan sambutan, Edward Tannur menyampaikan rasa terima kasih kepada Yayasan SMK Cartintes yang sudah mengundangnya datang melihat langsung sekolah yang juga memiliki jurusan pertanian tersebut.
“Kebutulan saya anggota komisi 4 yang salah satu bidangnya adalah pertanian. Pas dengan sekolah ini yang juga belajar tentang pertanian. Saya pasti akan bantu karena bantuan tersebut haknya takyat melalui aspirasi anggota dewan. Tapi ingat, saya suka orang yang berkomitmen,” ujar Edward Tannur yang menjanjikan bantuan mesin kultivator untuk pengolahan bedeng sayuran, mesin pompa air dan mesin semprot.
Pada kesempatan itu juga, Ketua Yayasan Cartintes Nikolas Neno mengucapkan terima kasih atas kunjungan Edward Tannur tersebut.
“Sudah 10 angkatan kami tamatkan, baru kali ini ada pejabat besar datang berkunjung ke sekolah kami. Selama ini, baik pejabat daerah, provinsi atau selevelnya, tidak pernah datang sekedar melihat keadaan kami. Ini seperti mimpi,” kata Nikolas Neno.
Penulis: Frido Umrisu Raebesi
Editor: Ardy Abba