Oleh: Yustina Fiorela Primawati
Sekarang ini ada banyak cara agar bisa populer. Orang-orang mengandalkan berbagai cara agar bisa populer, sehingga dunia juga semakin konyol menggemparkan berbagai hal.
Populer karena prestasi sudah sangat jarang ditemukan. Namun populer karena berbagai hal yang konyol sudah tidak asing lagi ditemukan.
Dunia entertainment pun juga sangat menikmati kekonyolan-kekonyolan yang terjadi. Media mempublikasikan berbagai hal yang sifatnya menghibur penonton itu baik.
Tetapi paling tidak, hal yang bersifat menghibur ini berguna sehingga dapat memberikan motivasi juga kepada penonton.
Setidaknya hal yang bermutu dan berkualitas sehingga dapat memicu kebiasan orang-orang. Dengan kata lain, bisa melatih untuk masyarakat menonton hal-hal yang bemutu.
Dari sinilah remaja milenial atau orang dewasa bisa menyebaran hal-hal yang positif kepada anak-anak, sehingga budaya (kebiasaaan) yang mereka implementasikan dalam kehidupan sehari-hari pantas (layak) diterapkan di usia mereka yang masih sangat muda.
Di zaman yang semakin modern ini juga setidaknya berbagai kemudahan yang diberikan karena kemajauan IPTEK harus mampu memberikan dampak yang positif.
Harus mampu mempengaruhi masyarakat terutama generasi muda. Harus bisa melatih bibit-bibit generasi bangsa sejak dini untuk menonton ataupun meniru hal-hal yang berkualitas (berfaedah).
Tetapi nyatanya sekarang anak-anak sejak dini sudah diajarkan berbagai hal yang tidak pantas untuk dilakukan.
Viral karena mabuk-mabukan dipublikasikan lalu masyarakat lain juga mengikuti agar bisa bersaing untuk populer sehingga membuat video yang sama dengan memakai anak kecil sebagai subjek yang diviralkan.
Anak remaja ataupun anak-anak kecil diajarkan berbagi eksperimen ataupun permainanan yang lagi viral.
Akibatnya lupa akan tugas utama mereka sebagai pelajar, sehingga muncul kesulitan dari orangtua untuk mengontrol anak-anaknya dalam proses belajar.
Orangtua memberikan gadget untuk memudahkan anak-anak mereka dalam mengasah pendidikan sehingga terciptanya bibit yang berkualitas.
Sayangnya, masih banyak juga anak-anak yang tidak memanfaatkannya dengan baik.
Akibatnya, hal-hal yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari membuat masyarakat juga terkejut jika melihat usia dan tindakan yang dilakukan.
Menteri Kominfo Johnny G. Plate mengatakan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi harus dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.
Teknologi tersebut merupakan alat untuk mewujudkan bangsa yang cerdas dan maju.
Internet dapat memberikan manfaat besar bagi pendidikan, penelitian, niaga, dan aspek kehidupan lainnya.
Menurut Menteri Johnny, harus mendorong anak-anak dan remaja untuk menggunakan internet sebagai alat yang penting untuk membantu pendidikan, meningkatkan pengetahuan, dan memperluas kesempatan serta keberdayaan dalam meraih kualitas kehidupan yang lebih baik.
Sekarang ini saja banyak hal-hal yang tidak berfaedah tetapi dipublikasikan. Itu karena orang-orang sudah terbiasa dengan hal sejenisnya.
Sebab itu, tidak salah jika media juga harus menyesuaikannya dengan kemauan para penonton agar bisa menarik perhatian para penonton.
Sejauh hal-hal yang terjadi saat ini penulis mengamati orang-orang yang membuat hal yang bisa dibilang kurang berfaedah menjadi trending topic dalam waktu yang lama.
Hal ini tentu berbeda dengan orang yang berprestasi jangka waktu mereka menjadi trending topic biasanya sekejap saja.
Contoh saat memenangkan kompetisi atau orang yang ungul karena keuletan mereka dalam bidang akademik.
Kita lihat saja sekarang ini pada 27 Desember 2022 seorang anak kelahiran 2007 di usianya yang ke 15 tahun viral karena postinganya di akun TikTok dengan cerita cinta yang menghebohkan semua orang.
Anak itu pun dijuluki sebagai pria sad boy yang viral sampai awal bulan tahun 2023 ini.
Reaksi yang ditimbulkan dari penonton pun bermacam-macam. Ada yang terhibur karena menjadikan berita ini sebagai bahan candaan.
Di kalangan orang tua pun menunjukan reaksi marah karena melihat tingkah si sad boy ini saat diundang ke acara Denny Cagur.
Ada pula yang kecewa dengan keputusan anak kecil ini yang harus berhenti sekolah di usia yang masih muda hanya karena masalah percintaan.
Bukan hanya ini, pada Kamis, 26 Januari 2023 tersebar video orang yang meniru cara penjual makanan India kaki lima yang adonanya diaduk-aduk dengan menggunakan tangan lalu dimasukan ke ketiak.
Hal konyol ini pun cepat mendapat sorotan publik. Penggunaan media sosial yangs sulit dikontrol dapat membawa pengaruh negatif bagi masyarakat terutama anak-anak kecil di usia mereka yang masih suka meniru hal-hal baru yang terlihat menarik menurut mereka.
Angela Kearney, UNICEF Country Representative of Indonesia mengatakan, kaum muda selalu tertarik untuk belajar hal-hal baru, namun terkadang mereka tidak menyadari risiko yang dapat ditimbulkan.
Banyal hal-hal yang berkaulaitas yang bisa dipublikasikan. Tetapi orang zaman sekarang lebih sering mempublikasikan hal-hal konyol sehingga melatih kebiasan kita untuk lebih sering membuat hal-hal konyol agar bisa populer.
Mempublikasikan berbagai hal konyol dapat membawa masyarakat menuju pola hidup yang konyol karena sudah menjadikan kekonyolan sebagai sebuah kebiasan baru.
Berdasarkan Studi berjudul “Digital Citizenship Safety among Children and Adolescents in Indonesia”( Keamanan penggunaan media digital pada anak remaja di Indoensia), Indonesia dengan kepemilikan telepon seluler mencapai 84% dari total penduduk.
Hal ini mendorong UNICEF bermitra dengan Kementerian Kominfo serta Berkman Center for Internet and Society, Harvard University, untuk melakukan survei ekstensif terhadap perilaku digital generasi muda dengan hasil survei penggunaan media sosial dan digital menjadi bagian yang menyatu dalam kehidupan sehari-hari anak muda Indonesia.
Studi ini menemukan bahwa 98% dari anak-anak dan remaja yang disurvei tahu tentang internet dan bahwa 79,5% di antaranya adalah pengguna internet.
Berdasarkan hasil survei ini jika dikaitkan dengan berbagai topik yang menjadi sorotan publik diperlukan upaya untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan keterampilan mereka dalam kaitanya dengan keamanan daam berinternet.
Sehingga anak-anak dan remaja harus terus dimotivasi untuk memandang dan menjadikan internet sebagai sumber informasi yang berharga, dan untuk memanfaatkan teknologi digital secara maksimal untuk membantu pendidikan, meningkatkan pengetahuan, memperluas kesempatan dan keberdayaan mereka dalam meraih kualitas kehidupan yang lebih baik.
Mempublikasikan berbagai hal yang konyol (tidak berfaedah) dapat mempengaruhi kebiasan masyarakat menuju pola hidup yang kurang berfaedah.
Itu terutama mempengaruhi kebiasan yang dilakukan oleh anak-anak zaman sekarang dengan melihat berbagai topik terkini yang menjadi sorotan publik. Oleh karena itu perlu ada keamanan dalam penggunan media sosial.
Berdasarkan hasil survei studi yang sudah dilakukan Kementerian Kominfo yang didanai oleh UNICEF yaitu melalui sosialisasi, pendididikan literasi maupun pelatihan dan tentunya peran orang tua dan guru juga sangat dibutuhkan dalam mendampingi anak-anak beraktivitas dengan media digital. Sehingga semua orang terlibat dalam menciptakan bibit-bibit bangsa yang berkualitas sejak dini.
Penulis adalah siswi SMAK Seminari St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo