Borong, Vox NTT- Festival Kopi Lembah Colol bakal digelar pada 13-15 Juni 2023 mendatang. Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur (Matim) tengah mempersiapkan berbagai hal demi menyukseskan festival tersebut.
Salah satu di antaranya adalah dengan melaksanakan sosialisasi kepada seluruh elemen masyarakat di 6 desa pada kawasan Lembah Colol.
Selain itu, melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (ParBud) Matim telah melakukan identifikasi tentang persiapan homestay untuk para tamu yang akan berkunjung pada Festival Kopi Lembah Colol nanti.
“Persiapan Festival Kopi Lembah Colol sudah berapa tahap kita lalui, seperti sebelumnya kita sudah pernah melakukan pertemuan dengan pemerintah desa, yaitu; Desa Rende Nao, Wejang Mali, Ulu Wae, dan Colol,” jelas Sekretaris Dinas ParBud Matim Frans Bukardi, sebelum kegiatan sosialisasi di Gedung Aula Paroki St. Petrus Colol pada Rabu (16/03/2023) pagi.
Selain keempat desa tersebut, Dinas ParBud Matim juga telah melaksanakan pertemuan kepada kelompok sadar wisata (Pokdarwis) di wilayah setempat.
“Selain kepala desa, kita juga telah melakukan pertemuan kepada kelompok sadar wisata yang pernah kita bina sebelumnya. Itu pertemuan awal,” kata Frans.
Menurut dia, ujung tombak pengembangan desa wisata adalah Pokdarwis. Sebab itu, peretemuan pertama dilakukan dengan masyarakat Lembah Colol.
“Nah, hari ini sudah masuk dalam tahap sosialisasi kepada masyarakat setelah sebelumnya Dinas ParBud telah melakukan pertemuan dengan Pelaksana Otoriatas Pariwisata Labuan Bajo Flores,” ujar Frans.
Pihak yang hadir untuk sosialisasi tersebut yakni, perwakilan elemen-elemen masyarakat yang ada. Mereka antara lain; pemerintah kecamatan, pemerintah desa di 6 desa, tokoh adat dan budaya, lembaga pendidikan, para kepala sekolah dari SD, SMP hingga SMA, tokoh masyarakat, pastor paroki, komunitas seni dan kreatif, serta OMK yang ada di Lembah Colol.
Frans mengatakan, saat sosialisasi disampaikan konsep festival yang direncanakan. Semua hal tersebut disampaikan pada saat sosialisasi untuk mendapatkan masukan-masukan dan beragam penajaman dari peserta sosialisasi.
“Kemudian hal penting lainnya adalah kita ingin menggambarkan bagaimana seharusnya masyarakat menyikapi ini, bagaimana peran serta masyarakat pada acara Festival Kopi Lembah Colol nanti. Itu goal yang kita harapakan dari sosialisai hari ini,” jelas Frans.
Konsep Dinas ParBud Matim di balik festival tersebut adalah gotong-royong. Setengahnya dari pemerintah dan setengahnya lagi oleh masyarakat Lembah Colol.
“Jadi kami tidak sendirian. Itu terutama pada saat kegiatan nanti. Contohnya, masyarakat melalui pemerintah desa didorong untuk bisa menyusun paket wisata kebun kopi yang berhubungan dengan kegiatan ini. Nah, kebetulan sudah ada tim kami membantu mereka untuk sama-sama menggali hal-hal menarik di desa yang ada di sini,” pungkas Frans.
Dinas ParBud Matim juga mewajibkan lembaga pendidikan, SD, SMP dan SMA untuk mengambil bagian pada saat kegiatan pentas seni budaya saat acara malam hari. Selain itu, ada juga fashion show, story telling dan toto kopi.
“Dari sisi anggaran yang tersedia yaitu Rp220.000.000. Jumlah tersebut, itu mulai dari anggaran persiapan sampai pada puncak pelaksanaan kegiatan festival,” ungkap Frans.
Terpisah, Kabid Kebudayaan ParBud Matim Agus Harum menjelaskan, secara teknis pelaksanaan Festival Kopi Lembah Colol akan dilaksanakan pada Juni mendatang.
Kata dia, puncak pelaksanaan festival akan dilaksanakan pada Rabu, 13 sampai dengan Jumat, 15 Juni 2023 mendatang.
“Meski begitu, dua hari sebelum puncak pelaksanaan Festival Kopi Lembah Colol, tetap akan banyak hal yang dipersiapkan oleh internal panitia,” jelas Agus.
“Sehingga nanti selama tiga hari itu, full dengan penampilan kegiantan-kegiatan pameran dari ekonomi kreatif, dengan berbagai macam penampilan dari masyarakat di 4 desa di Lembah Colol ini,” tambah dia.
Sementara terhadap 4 desa yang menjadi sasaran festival itu, ada tim dari Dinas ParBud Matim yang baru-baru ini datang mengidentifikasi dan mengiventarisasi homestay.
Sebab, nanti semua tamu yang hadir akan menginap selama tiga hari di homestay yang ada di beberapa desa. Dengan begitu, diharapkan bisa memberikan dampak terhadap masyarakat sekitar lokasi festival.
Agus menyarankan, bagi masyarakat yang telah diidenfikasi agar menyiapkan fasilitas homestay-nya agar para tamu bisa menginap dengan aman dan nyaman.
“Yang di dalamnya, termasuk menyiapkan kamar tidur yang bersih, kamar mandi, tempar tidur, makanan dan lainnya dan semua makanan harus berkosentrasi pada makanan lokal,” imbuh dia.
“Intinya masyarakat pemilik homestay sudah mulai melatih untuk memberikan pelayanan terbaik kepada tamu-tamu yang hadir,” tambah Agus.
Selain homestay, Dinas ParBud Matim juga melakukan survei ke beberapa lokasi wisata yang ada di Lembah Colol.
Berharap semua tamu yang datang dari berbagai penjuru melalui guide atau pemandu wisata lokal bisa diajak untuk mengunjungi tempat-tempat itu.
“Tentu pasti bayar, sehingga nanti melalui sosialisasi hari ini, kita pastikan bahwa pasti ada guide-guide lokal yang bisa menjual paket wisata kebun kopi yang ada di sekitar Lembah Colol ini kepada tamu-tamu yang datang,” kata Agus.
Diketahui, sebelum sosialisasi dilaksanakan, Dinas ParBud Matim sudah melakukan koordinasi ke Badan Pelaksana Otoritas Labuan Bajo Flores.
“Bahwa nanti di sana juga ada pertemuan dengan mitra kita, PHRI, HTI dan ASITA untuk membahas tentang kegiatan festival ini. Berharap wisatawan yang ada di sana bisa diarahkan ke sini untuk menjualkan paket wisata mulai dari Labuan Bajo sampai di sini. Itu harapannya,” jelas Agus.
Penulis: Leo Jehatu
Editor: Ardy Abba