Kota Kupang, Vox NTT- Petrus Alfa Erickson Bulu Manu menyambut VoxNtt.com pada Senin 15 Mei 2023 siang.
Kami berbincang cukup alot di kediamannya yang beralamat di belakang SMP N 2 Kota Kupang.
Gaya bicara anak muda yang biasa disapa Erick, itu lentur. Muda dipahami tapi kadang kadang diksi yang dilontarkan sedikit menohok.
Awal mula, Erick memulai topik diskusi itu dengan menceritakan prihal Neneknya Juliana Uskono.
Konon, kata Erick, Oma Juliana adalah pendiri Panti Asuhan Katolik Sonaf Maneka yang terletak di Lasiana, Kota Kupang.
“Sejak Oma Juliana Oskono dirikan panti asuhan Sonaf Manekat. Oma selalu mengasuh mereka dengan penuh kasih sayang. Oma buktikan pada semua anak dan kami cucu. Bahwa Tuhan tidak lepas tangan,” buka Erick.
Menurut Erick, satu prinsip yang diajarkan turun temurun oleh Oma Juliana adalah perihal memberi.
“Dan sampai hari ini kita tidak pernah kekurangan. Hidup kalau selalu memberi tidak akan pernah mengalami kekurangan,” kata Erick.
Kini, demikian Erick, panti asuhan yang didirikan oleh Neneknya itu diurus oleh ayahnya.
“Bapa selalu berjuang bagi anak anak panti asuhan sampai pendidikan tuntas bahkan wisuda. Walaupun udah ada UU bahwa anak anak yatim piatu dipiara oleh negara sejauh ini anak anak panti asuhan juga masih membayar uang sekolah,” papar Erick.
“Sejauh ini ada 128 anak panti asuhan yang semuanya masih tetap sekolah,” sambungnya.
Pilih Jalur Politik
Membantu sang ayah mengurus anak anak kurang mampu yang kini tinggal di Panti Asuhan Sonaf Maneka, rupanya ada satu pengalaman yang menjadi alasan Erick Bulu Manu untuk terjun ke dunia politik.
“Secara pribadi saya tidak suka mau ikutan politik,” katanya.
Erick mengenang pernah suatu kejadian ada anak anak di panti asuhan yang diusir dari sekolah.
“Seolah olah orang mikin itu dia punya tempat di bawah. Kami ini kan minta keringanan karena anak anak panti asuhan. Jadi sempat untuk minta keringanan untuk uang sekolah itu dibayar dengam cara mencicil akan tapi tidak diterima,” kenang Erick.
Waktu itu, menurut Erick saat anak panti asuhan diusir dari sekolah pengurus panti asuhan pernah mengadu ke DPRD Kota Kupang.
‘Kami usulkan kalau bisa pemerintah buat satu sekolah khusus orang miskin. Kalau ada anak anak miskin tidak bisa bayar sekolah silahkan ke situ. Waktu itu DPRD bilang tidak bisa dengan alasan ada diskriminasi,” ujar Erick.
Pengalaman itu, menurut Erick, adalah hal yang paling mendesak dan mendorongnya untuk masuk ke politik.
“Makanya kalau tidak ada masuk di politik memang agak susah. Itu menjadi motivasi saya untuk masuk ke politik,” kata dia.
Caleg PSI DPRD Kota Kupang nomor 8 Dapil Kota Raja dan Kota Lama. Niatan untuk terjun ke politik baru kali ini.
“Setelah maju pertama tahun 2019 saya gagal. Saya belajar bahwa masyarakat masih banyak yang tidak melihat tujuan baik. Terpengaruh juga dengan politik uang,” jelasnya.
Pada Pileg Tahun 2019 dukungan Erick hanya mendapatkan 350 lebih suara.
Atas pengalaman itu, sempat Erick mengurungkan niatnya.
“Karena anak anak muda banyak yang dukung makanya saya daftar lagi melalui partai PSI,” katanya lagi.
Kini, pada Pileg Tahun 2024 mendatang Petrus Alfa Erickson Bulu Manu maju sebagai calon anggota DPRD Kota Kupang nomor 8 Dapil Kota Raja dan Kota Lama.
Erick memilih untuk maju lagi melalui Partai Solidaritas Indonesia atau PSI.
Penulis: Ronis Natom