Malaka, Vox NTT- Memang harus diakui menjelang pemilu 2024 ini banyak calon legislatif yang mendadak santun, baik dan sok kenal.
Hal ini sudah sangat lumrah di zaman reformasi sekarang. Para caleg tidak menampilkan gagasannya lagi, namun penampilan dan pencitraan yang dominan di masyarakat.
Misalnya, bagi – bagi sembako, bagi – bagi kartu nama, turun ke sawah, bersihkan sampah di selokan dan masih banyak lagi. Paling banyak dijumpai era sekarang adalah munculnya foto dan video para caleg di media sosial.
Banyak janji dan slogan yang memikat hati rakyat. Namun belum tentu terlaksana, setelah terpilih dan menjadi anggota DPRD.
Berbeda dengan para calon legislatif PKB NTT Kabupaten Malaka, khusus untuk dua sosok bersahaja ini. Mereka adalah Nikolas Neno dan Samuel Fahik.
Nikolas Neno adalah calon legislatif nomor 3 provinsi NTT dapil 7 (Belu, TTU, Malaka), sedangkan Samuel Fahik adalah calon legislatif di Kabupaten Malaka, dapil 1 (Malaka Tengah, Kobalima, Kobalima Timur) dengan nomor urut 4 dari 9 calon legislatif.
Tidak ada pencitraan yang mereka berdua lakukan selama proses pencalonan legislatif ini. Kerja keras dan melayani masyarakat adalah kegiatan sehari-hari yang wajib dilakukan oleh keduanya.
Nikolas Neno adalah pensiunan ASN pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belu. 20 tahun sebelum pensiun, Nikolas Neno adalah bendahara para guru se – kabupaten Belu saat itu.
Nikolas Neno juga adalah pelatih senior organisasi Gereja Katolik THS – THM di Keuskupan Atambua. Selain itu, karena cintanya terhadap generasi penerus dan semangat melayani, pada tahun 2013 lalu, dirinya membangun Yayasan Cartintes yang menaungi SMK Cartintes Atambua.
Kini, 10 tahun berlalu, SMK Cartintes Atambua sudah mencetak ribuan angkatan kerja dan mempunyai daya saing di dunia kerja nyata.
“Melayani masyarakat itu sudah sejak dahulu. Bukan baru sekarang saat mau caleg ini,” ungkap Nikolas Neno seraya tersenyum.
Pemilik SMK Cartintes Atambua ini punya misi pribadi untuk kepentingan masyarakat 3 Kabupaten di dapil 7 NTT.
Apalagi saat ini Nikolas Neno adalah staf khusus anggota DPR RI Komisi 4, Edward Tannur dari fraksi PKB.
Diketahui Edward Tannur adalah salah satu anggota DPR RI asal dapil 2 NTT yang selama 4 tahun terakhir giat melayani rakyat dengan menyalurkan aspirasi rakyat.
Salah satu yang digenjot adalah masalah pertanian, mulai dari alsintan, bibit, anakan pohon, ternak dan kelompok sosial lainnya. Semuanya dibantu oleh Edward Tannur dengan aspirasi rakyat yang didatangkan dari kementerian Pertanian.
“Saya bersama pak Edward Tannur berkolaborasi melayani masyarakat. Saya adalah salah satu stafnya yang giat melayani masyarakat terutama para petani. Sudah sangat banyak kami lakukan, terutama wilayah saya di 3 Kabupaten ini,” ungkap Nikolas Neno.
Sementara itu partner sesama politisi PKB beda level, Samuel Fahik juga bukan politisi kacangan. Rekam jejaknya luar biasa dan kini dia adalah petani sekaligus pengusaha sukses di Kabupaten Malaka. Samuel Fahik juga calon legislatif PKB Malaka di dapil 1 dengan nomor urut 4 dari 9 calon legislatif..
Sebelumnya, Samuel Fahik adalah ASN pada Inspektorat Kabupaten Timor Tengah Selatan. Namun karena sibuk menjadi pengusaha, pada tahun 2016 lalu, pemilik Sanxel Group akhirnya mengundurkan diri dan menjadi pengusaha di Kabupaten Malaka.
Pemilik usaha percetakan dan fotocopy terlaris di Kabupaten Malaka ini mempunyai visi yang mulia untuk kepentingan banyak orang di Malaka, khususnya di Dapil l (Malaka Tengah, Kobalima dan Kobalima Timur). Mantan auditor di Badan Inspektorat Kabupaten TTS itu mempunyai niat untuk melayani masyarakat Malaka.
“Orientasi maju sebagai calon anggota DPRD adalah untuk berbuat baik yang lebih kepada masyarakat. Tidak ada niat dan kepentingan lain, semata untuk membantu masyarakat Malaka terutama di bidang pertanian,” ungkap Samuel Fahik alias Yanto Sanxel kepada awak media.
Selaras dengan misi yang dicanangkan Edward Tannur yang giat membantu para petani di NTT, Samuel Fahik tidak sekedar berbicara.
Diketahui, dia adalah petani holtikultura sukses yang seminggu sekali menjual hasil kebunnya ke Kupang. Samuel Fahik yang biasa disapa Yanto itu memiliki puluhan hektar lahan pertanian yang ditanami tomat dan lombok.
“Saya merasa cocok dengan misi pak Edward Tannur yang membantu para petani. Ya saya adalah pelaku (petani). Kita kolaborasi dan siapa melayani masyarakat dengan semangat untuk bangkit bersama rakyat,” kata Samuel Fahik.
Kedua sosok bersahaja ini dipertemukan oleh kepentingan melayani masyarakat dan bangkit kuat karena solidnya PKB.
Penulis: FM