Jakarta, Vox NTT- Kasus dugaan korupsi proyek pembangunan Base Transceiver Station (BTS) BAKTI milik Kementerian Komunikasi dan Informatika hingga kini sedang ramai diperbincangkan.
Kasus yang ditaksasi negara mengalami kerugian sebesar 8,7 triliun rupiah itu menyeret nama Menteri Kominfo Johnny G. Plate sebagai tersangka. Sekjen DPP Partai NasDem itu ditetapkan sebagai tersangka pada 17 Mei 2023 lalu dan ditahan selama 20 hari untuk menjalani pemeriksaan.
Di balik penanganan kasus tersebut, Forum Solidaritas Antikorupsi (SOLUSI) kemudian menggelar aksi demontrasi di depan Kejaksaan Agung RI pada Rabu (31/05/2023).
Kordinator aksi Solidaritas Antikorupsi (SOLUSI) Kosmas Mus Guntur menilai proses hukum kasus dugaan korupsi proyek BTS BAKTI terkesan tebang pilih dan tidak transparan.
“Penegakan hukum yang dilakukan oleh Kejagung berjalan di tempat, seolah-olah menjadikan Johnny G. Plate sebagai pelaku tunggal dalam kasus tersebut,” ujar Guntur sebagaimana dalam rilis yang diterima VoxNtt.com, Rabu malam.
Ia juga merespons keterangan pers Plt. Menteri Kominfo dari kanal YouTube kompascom dengan judul; “Mafhud MD sebut ada rekaman percakapan sejumlah pejabat terkait proyek BTS 4G” aliran dana korupsi menyasar ke 3 partai sebagai bentuk gosip politik.
Guntur menilai, informasi tersebut perlu ditindaklanjuti oleh Kejagung RI. Mereka harus melakukan investigasi dan penyelidikan yang mendalam sehingga memberi kejelasan kepada masyarakat.
“Semua isu dan gosip bisa menjadi preferensi untuk mendalami kasus ini secara objektif,” tegasnya.
Guntur juga mendesak Kejagung RI agar membuka alat bukti berupa nama-nama pejabat yang terekam dalam pembicaraan kasus tersebut, sehingga proses hukum dapat berjalan dengan objektif.
” Bagi kami, alat bukti tersebut menjadi dasar penetapan tersangka kepada Johnny G. Plate. Maka, semua pihak yang ada dalam rekaman tersebut merupakan tersangka yang perlu dibuka ke publik. Keterbukaan menjadi kunci utama sehingga semua pihak yang terlibat dapat diproses sesuai dengan Undang-undang yang berlaku,” tegasnya.
Tidak hanya itu, Guntur juga menilai bahwa penetapan 7 tersangka oleh Kejagung, sejauh ini 6 di antaranya berasal dari vendor proyek pembangunan BTS BAKTI Kemkominfo. Sedangkan Johnny G. Plate, kata dia, menjadi satu-satunya tersangka dari internal Kemkominfo.
“Kami menduga, selain pak Johnny masih ada beberapa pelaku internal Kemkominfo yang turut terlibat dari kasus tersebut. Dugaan kami tertuju kepada Jubir Kemkominfo dan 2 wanita yang merupakan sekretaris pribadi Menteri Kominfo,” tegasnya.
Tuntutan
Di balik aksi unjuk rasa tersebut, SOLUSI mendesak Kejaksaan Agung Republik Indonesia untuk membuka aliran dana korupsi BTS ke partai politik.
Mereka juga mendesak Kejaksaan Agung Republik Indonesia untuk mengusut tuntas semua pihak yang terlibat dalam dugaan korupsi BTS senilai 8,3 triliun. Kemudian, segera menindaklanjuti pernyataan Plt. Kementerian Kominfo Mahfud MD.
Selanjutnya, SOLUSI mendesak Kejagung RI untuk menangkap dan memeriksa Dedi Priadi sebagai Jubir Kemkominfo, Happy Sekretaris Menkominfo dan Yuanita terkait aliran dana dugaan korupsi BTS 8,3 triliun. [VoN]