Labuan Bajo, Vox NTT- Festival Golo Koe Maria Assumpta Nusantara kembali digelar pada 10 – 15 Agustus mendatang di Kawasan Marina Waterfront City Labuan Bajo.
Kolaborasi antara Keuskupan Ruteng bersama Pemkab Manggarai Barat, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) ini akan diikuti oleh 1.500 peserta dari 86 komunitas dan lembaga di Keuskupan Ruteng. Selain itu, sebanyak 152 UMKM juga turut berpartisipasi dalam gelaran festival religi Katolik ini.
“Kami targetkan puluhan ribu umat katolik dan wisatawan juga turut hadir dalam festival ini. Selain itu pekan pameran dalam festival tahun ini juga akan diikuti oleh 152 UMKM dari tiga Kabupaten di Keuskupan Ruteng yaitu Manggarai Barat, Manggarai, dan Manggarai Timur yang berasal dari berbagai paroki, lembaga, komunitas, etnis, dan religius,” demikian disampaikan Wakil Bupati Manggarai Barat, dr. Yulianus Weng, M.Kes yang juga merupakan Ketua Umum Festival Golo Koe 2023.
Dr. Weng juga menjelaskan, gelaran Festival Golo Koe ini juga kedepannya akan didorong untuk masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sehingga promosi untuk event ini bisa sampai ke skala yang lebih luas.
“Festival Golo Koe sudah kami koordinasikan dengan Kementerian Parekraf dan direncanakan tahun depan event ini bisa masuk dalam Karisma Event Nusantara (KEN) sehingga promosi untuk event ini bisa sampai ke skala yang lebih luas,” jelas dr. Weng.
Seiring dengan ditetapkannya Tahun Pastoral Ekonomi Berkelanjutan 2023, yang mengusung tema “Ekonomi SAE: Sejahtera, Adil, dan Ekologis” yang juga menjadi tema dalam Festival Golo Koe tahun ini, komitmen Keuskupan Ruteng terhadap masyarakat diwujudkan melalui berbagai konten sosial budaya dalam balutan pekan seni budaya yang menampilkan keunikan dan kekayaan kultur di Manggarai Raya, Flores, dan Indonesia pada umumnya.
Selain itu, kegiatan ekologis sebagai bentuk tanggung jawab terhadap lingkungan berupa penanaman bakau di laut dan penanaman pohon-pohon di sekitar Labuan Bajo serta kegiatan sosial berupa pembagian sembako bagi kelompok rentan dan alat tulis bagi anak sekolah.
Menurut Romo Martin Cen, Pr. Direktur Pusat Pastoral Keuskupan Ruteng, Gelaran Festival Golo Koe 2023 juga diharapkan memberi dampak bagi pergerakan ekonomi melalui keterlibatan UMKM, okupansi hotel, pasar kuliner, transportasi, hingga jasa lainnya.
“Pada penyelenggaraan Festival Golo Koe tahun sebelumnya masyarakat memperoleh manfaat melalui penjualan hasil tani seperti sayur dan buah-buahan organik dalam skala besar. Selain itu, ada juga dampak kultural khususnya bagi anak-anak untuk mengenal lebih luas lagi budaya Manggarai. Lebih dari itu semua adalah dampak persaudaraan dan persatuan bagi umat,” jelas Romo Martin Cen.
Jelang gelaran Festival Golokoe 2023, Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Shana Fatina menyampaikan dukungan atas penyelenggaraan event tahunan ini. Menurut Shana, Festival Golo Koe ini merupakan cerminan dari pariwisata inklusif.
“Kami melihat bahwa Festival Golo Koe merupakan jejaring pertemuan dan kolaborasi antara komunitas, yang mana ini merupakan kekuatan utama dalam konsep pariwisata inklusif yang muncul dari akar rumput. Pariwisata Labuan Bajo menjadi jiwa semua elemen, stakeholder, dan masyarakat, dimana semua berpartisipasi aktif dan mengambil bagian untuk tujuan bersama yang lebih besar. Festival Golo Koe sebagai simbol toleransi dan keberagaman Labuan Bajo sebagai pintu pariwisata NTT. Event ini juga menunjukkan potensi kebudayaan khas, produk lokal, dan menghubungkan rantai pariwisata yang dinikmati manfaatnya sampai ke pelosok,” ungkap Shana.
Berikut adalah beberapa agenda besar dalam Festival ini, yaitu Festival Parade Etnik dan Tarian Kolosal Tiba Meka, Konser Musik, Pentas Seni Nuca Lale, Pameran Ekraf, Kegiatan Sosial Karitatif, Ziarah dan Ibadat, Prosesi Akbar dan Ekaristi Agung Maria Assumpta Nusantara. [*]