Jakarta, Vox NTT- Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY mengaku senang bertemu dengan Lina Komarudin yang menulis buku tentang perjuangan partainya.
Lina Komarudin yang adalah seorang mahasiswa tersebut menulis buku tentang langkah dan perjuangan Partai Demokrat menggagalkan upaya pengambilalihan partai dengan cara inkonstitusional.
“Senang sekali kemarin bisa bertemu langsung dgn Sdri. Lina Komarudin, seorang mahasiswa yg menerbitkan buku ttg perjuangan @PDemokrat menggagalkan upaya pengambilalihan partai dengan cara inkonstitusional,” tulis AHY lewat akun twitter-nya @AgusYudhoyono.
Menurut AHY, buku yang ditulis Lina Komarudin tersebut berjudul “AHY: Nakhoda di Tengah Badai”. Lewat buku itu, Lina Komarudin menuliskan upaya-upaya Partai Mercy dalam menghadapi kasus dugaan pengambilalihan partai dengan cara inkonstitusional.
“Terima kasih mba Lina telah menerbitkan kajian ttg perjuangan partai politik mempertahankan kedaulatannya. Semoga bermanfaat utk kemajuan demokrasi di Indonesia,” tulis AHY.
Diketahui, Pernyataan itu dia sampaikan merespons putusan Mahkamah Agung (MA) yang menolak upaya peninjauan kembali (PK) yang dilayangkan Kepala Staf Presiden (KSP) Meoldoko dalam kasus pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat.
“Terima kasih atas kerja kerasnya sehingga tidak sia-sia partai Demokrat. Alhamdulillah berhasil memenangkan persidangan 19-0 di tangan kita,” kata AHY di kantor DPP Demokrat, Jakarta, Jumat (11/8/2023), dilansir CNN Indonesia.
Dia menyebut putusan MA yang menolak PK Moeldoko menjadi kado terindah karena bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke-45. AHY menilai putusan tersebut perlu diketahui publik dan pencinta demokrasi di negara ini.
AHY mengakui selama lebih dua tahun proses gugatan itu, mulai dari kasasi hingga PK, telah berdampak pada beban psikologis para kader. Mereka khawatir kepengurusan resmi Demokrat diambil secara sewenang-wenang.
Secara eksternal, dia menilai gugatan tersebut juga menimbulkan kekhawatiran pada Koalisi Perubahan yang mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden di 2024.
“Hari ini keraguan ini sirna. Alhamdulillah puji syukur kepada Tuhan yang maha esa Allah Swt. Yang telah melindungi kami dari segala gangguan dan ancaman terhadap kedaulatan Partai Demorkat,” kata dia.
Moeldoko berupaya mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat pada Februari 2021. Moeldoko dkk menggelar KLB di Deli Serdang dan Moeldoko ditetapkan sebagai Ketua Umum pada 5 Maret 2021.
Namun, pemerintah menolak permohonan pengesahan kepengurusan Partai Demokrat versi KLB Deli Serdang.
Setelah itu, berbagai gugatan dan upaya hukum pun dilayangkan oleh kubu Moeldoko untuk mendapatkan legalitas. Namun, berulang kali ditolak pengadilan. Terkini, upaya PK Moeldoko dkk pun ditolak oleh MA. [VoN]