Ruteng, Vox NTT – Kasus HIV AIDS di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, menurun selama 6 bulan terakhir. Hingga Juni 2023 hanya ada 28 kasus HIV AIDS yang menyerang warga Manggarai.
Sekretaris KPAD Kabupaten Manggarai, Kosmas Takung mengatakan, kasus HIV AIDS di wilayah ini dari tahun ke tahun memang cenderung meningkat. Tetapi untuk 6 bulan terakhir di tahun 2023, pihaknya hanya menemukan 28 kasus dari hasil pemeriksaan sukarela.
“Kalau sesuai data berdasarkan hasil pemeriksaan sukarela puji Tuhan 6 bulan terakhir menurun, hanya ada 28 kasus. Kita juga belum tahu untuk Juli hingga September. Nanti kami koordinasi dengan Dinas Kesehatan karena mereka yang punya aplikasi,” kata Kosmas diwawancarai VoxNtt.com, Selasa (12/09/2023).
Kosmas merinci, dari 28 kasus itu ada 17 orang yang mengidap virus HIV, sedangkan 11 orang sudah terserang AIDS.
Jadi perbedaannya, kata Kosmas, 17 orang itu masih terkategori terserang virusnya, yakni HIV. Sementara 11 lainnya sudah positif mengidap penyakit AIDS.
“Kami sengaja pilahkan datanya supaya semua bisa paham. Jadi HIV itu virus, sedangkan AIDS penyakit. Jadi kalau yang ditanya HIV berarti 17 orang dan kalau yang ditanya AIDS berarti 11 orang. Jumlah HIV AIDS untuk seluruhnya ada 28 kasus,” jelas Kosmas.
Ia menambahkan, kasus HIV AIDS ini nyaris terjadi di semua kecamatan dan menyerang tanpa memandang profesi, seperti IRT, perantau, buruh migran, sopir, petani, mahasiswa dan swasta.
Penyebab kasus tersebut, kata dia, lebih dominan karena berhubungan seks dengan cara gonta ganti pasangan dan gonta ganti jarum tato, khususnya laki-laki. Karena itu, pihaknya akan terus mendorong masyarakat untuk datang memeriksa diri di rumah sakit.
“Memang penyebabnya lebih dominan dari dua hal itu. Tugas kita mendorong, karena bukan tidak mungkin kita juga pasti kena, apalagi yang sering berhubungan seks gonta ganti pasangan. Oleh karena itu mari datang periksa diri di rumah sakit secara sukarela,” ujar Kosmas.
Lebih lanjut Alumni Universitas Nusa Cendana Kupang itu mengatakan, ke depan pihaknya akan mendorong dan melakukan pendampingan khusus bagi para waria dalam mencegah penularan HIV AIDS.
Sebab, kata dia, waria juga merupakan salah satu populasi kunci terserang virus dan penyakit mematikan itu.
“Mereka juga salah satu populasi kunci. Jadi tidak ada beda dengan pria atau wanita lain. Karena itu para waria dan semua komunitas transpuan di Manggarai akan jadi perhatian khusus pemerintah ke depan dalam mencegah penularan HIV AIDS,” tutur Kosmas.
Beberapa waktu lalu, tambah Kosmas, komunitas transpuan di Ruteng mengundang Wakil Bupati Heribertus Ngabut untuk mendengar curahan hati dari para waria yang semasa hidup sering didiskriminasi oleh masyarakat.
Para waria meminta agar Pemda Manggarai memperhatikan mereka dalam hal pemenuhan hak sebagai warga negara tanpa diskriminatif.
“Jadi untuk penanggulangan HIV AIDS saya siap memenuhi hak mereka, karena komitmen itu sudah disampaikan oleh wakil bupati agar waria juga diperhatikan,” kata Kosmas.
Kontributor: Berto Davids
Editor: Ardy Abba