Ruteng, Vox NTT- SMPK St. Klaus Kuwu memasuki usia Pancawindu atau 40 tahun pada tahun 2023. Berbagai kegiatan menyongsong perayaan bersejarah ini pun digelar dengan melibatkan peserta didik, para guru dan penjasa serta para alumni yang saat ini tersebar di dalam dan luar negri dengan profesi yang berbeda-beda.
Awal September 2023, sudah menggelar kegiatan launching dan pesta family. Ketua Badan Pengurus Harian (BPH), SMP dan SMA Santu Klaus Kuwu, RD. Sirilus San, Pr kala itu menyampaikan harapan di balik penyelenggaran berbagai kegiatan menyongsong hari bersejarah di lembaga tersebut. Tidak lain adalah demi memupuk potensi dan kemampuan civitas akademika lembaga tersebut.
Selain itu, tujuan yang tidak kalah penting dari penyelenggaraan berbagai kegiatan tersebut adalah untuk melihat kembali kepingan perjalanan sejarah di masa lalu untuk dikisahkan kepada seluruh generasi dari angkatan satu ke angkatan lainnya.
Seperti kegiatan bertajuk ‘Temu Alumni’ yang digelar di ruang Aula sekolah tersebut pada Kamis, (28/09/2023). Selain sebagai ajang untuk merajut kembali tali persatuan antar sesama alumni, kegiatan tersebut juga diwarnai dengan testimoni dan kesan para alumni selama menempuh pendidikan di sekolah yang didirikan oleh Pater Ernest Waser itu.
Sepintas, terlihat ratusan alumni dari berbagai angkatan mengikuti kegiatan ini. Mereka disambut dengan ritual adat ‘Tuak Curu dan Tuak Kapu’, sebuah ritual yang menjadi tradisi penting masyarakat Manggarai pada umumnya dalam penyambutan tamu.
Mimpi Besar Alumni dan Yayasan Ernesto
Kegiatan ‘Temu Alumni’ menjadi makin seru setelah mendengar berbagai gagasan besar segenap para alumni untuk menghadirkan pendidikan dari level paling dasar yakni PAUD St. Klaus, SD St. Klaus dan bahkan Sekolah Tinggi St. Klaus.
Mimpi ini juga menjadi mimpi bersama Yayasan Ernesto dan Yayasan Bakti Alumni Persekolahan Pater Waser. Dengan demikian, kedua yayasan tersebut bersepakat menandatangani MOU guna mewujudkan mimpi-mimpi positif di St. Klaus.
“Mimpi kami yang spektakuler itu bahwa tentu kami menjaga marwah, roh dari pater Waser. Pater Waser memang sudah mendirikan SMP dan SMA tetapi pasti dia akan senang sekali kalau misalnya dari SMP-SMA itu ada lanjutannya. Sehingga tadi salah satu mimpi bersama kami kedepannya adalah mewujudkan pendidikan mulai dari TK Santu Klaus, SDK Santu Klaus, mungkin sekolah tinggi Santu Klaus atau universitas,” ujar Ketua Yayasan Ernesto, Rm. Fidelis Den.
Sejumlah gagasan besar yang menjadi mimpi di momentum Pancawindu ini diyakini bisa terwujud dengan baik mengingat peran atau keterlibatan para alumni pada beberapa tahun terakhir dalam mendukung pengembangan kualitas di sekolah tersebut sangat baik.
“Saya optimistis dengan teman teman alumni dan optimisme ini bukan tanpa dasar. Tapi ada fakta yang sangat mendukung, itu terutama dalam kegiatan perayaan besar ini. Maka inilah yang memotivasi saya untuk bersama mereka membangun, menyusun mimpi yang baru, tapi bagaimana saya menghadirkan mereka untuk mengenal, menjadikan ini mimpi bersama,” tambah Rm. Fidelis Den.
Selain beberapa hal tersebut, yang tidak kalah penting menurut Rm Fidelis adalah memberi ‘bekal positif’ yang cukup kepada tenaga pendidik di civitas akademika Santu Klaus kedepannya melalui penguatan sistem dan penguatan kapasitas secara terus menerus.
Apalagi, di era serba digital seperti sekarang ini. Tenaga pendidik dituntut bisa beradaptasi dan memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada dalam hal mempermudah kerja-kerja teknis dan hal-hal lain yang dibutuhkan saat proses KBM berlangsung.
“Saat ini, masih ada tenaga guru di Santu Klaus yang misalnya bukan produk milenial, lalu dia menjadi guru untuk anak-anak milenial, ini hal yang menantang. Karena itu, kita berpikir dan berjuang kedepannya terutama bagaimana sistem digital itu menjadi bagian lembaga ini,” jelasnya.
“Kita rencana ada program peningkatan kualitas guru atau keterampilan. Jadi, kita sudah sepakati nanti awal tahun kita buka dengan kursus lanjutan untuk para guru dengan mengedepankan tema digitalisasi untuk semua sistem pembelajaran,” tambahnya.
Dengan demikian, lanjut Rm Fidelis, guru dan murid tidak dibatasi oleh kemajuan yang baru yang membuat guru menjadi jarak, tapi dia turun berjalan bersama dengan para peserta didik.
“Sehingga itu yang kita rencanakan Januari. Tetapi saya mau bilang bahwa barang mewah atau barang yang bermutu itu selalu menuntut dompet yang sedikit lebih tebal, mesti orang masuk sampai kedalam. Sampai di dompet, baru bisa meraih itu. Maka setiap upaya peningkatan mutu punya konsekuensi finansial,” tutupnya.
Terpisah, Tarsi Janggal, koordinator alumni lembaga pendidikan menyampaikan apresiasi kepada seluruh alumni baik dari angkatan pertama, angkatan kedua hingga angkatan terakhir karena telah bekerja sama menyukseskan kegiatan Pancawindu tersebut.
Ucapan apresiasi juga disampaikan Janggal karena para alumni telah banyak berkontribusi dalam pemenuhan dan peningkatan mutu di lembaga pendidikan tersebut selama ini. “Itulah yang menandakan bagaimana kebersamaan dan ikatan kita sampai saat ini terawat dan terjalin dengan baik,” ujarnya.
Janggal juga mengapresiasi kesediaan dari alumni yang turut hadir memeriahkan kegiatan tersebut walaupun masih dalam kondisi kesibukan yang tinggi.
“Yang bisa hadir ini mungkin sekitar 300-an. Namun, yang tidak sempat hadir itu ada lebih banyak sekali. Jadi yang berkesempatan hadir ini, ada yang dari Eropa, Bali, Jakarta, Labuan Bajo, dan banyak tempatnya. Meski tidak semuanya hadir karena ada kesibukan yang tidak bisa ditunda namun mereka tetap memantau jalannya rangkaian kegiatan yang disiarkan melalui live streaming yang sudah disiapkan panitia sejak awal,” ujarnya.
Informasi yang dihimpun media ini, banyak item kegiatan yang diselenggarakan dalam nuansa Pancawindu St. Klaus 2023. Seperti misalnya gelaran pameran dan pentas seni yang berlangsung pada beberapa hari sebelumnya.
Kegiatan pameran ini sengaja didesain dengan konsep makanan lokal yang dikemas dalam berbagai jenis kemasan dengan tujuan agar para peserta didik memiliki kecintaan terhadap produk asli dan tidak cepat ‘tergoda’ dengan berbagai produk olahan dari luar yang diimpor ke Manggarai.
Tujuan lebih jauh dari sebuah kegiatan pameran dengan fokus utama pangan lokal tersebut adalah untuk menumbuhkan semangat kreativitas para siswa di SMPK St. Klaus Ruteng dalam hal berwirausaha. Sementara, gelaran seni bertujuan untuk meningkatkan skill peserta didik di dunia seni dan hiburan.
Penulis: Igen Padur