Labuan Bajo, Vox NTT- Stefanus Gandi mungkin nama baru dalam konstelasi politik di Nusa Tenggara Timur. Meski begitu, belakangan nama yang satu ini sudah semakin dikenal luas di kalangan masyarakat, terutama di Pulau Flores, Lembata dan Alor.
Nama Stefanus Gandi menjadi perbincangan publik sejak dirinya melakukan kegiatan kirab literasi mengelilingi Pulau Flores, dari ujung barat hingga timur pada Januari 2022 lalu.
Kegiatan roadshow literasi kala itu digagas oleh dua lembaga, yakni Stefanus Gandi Institut (SGI) dan Perennial Institut. Kegiatan tersebut mendapat penghargaan dari Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (Laprid).
Sejak saat itu hingga kini nama Stefanus Gandi dikenal karena gerakan kemanusiaan seperti membantu pembangunan tempat-tempat ibadah dan rumah adat, serta kelompok-kelompok masyarakat.
Kini, pria asal Wae Bangka Lembor, Kabupaten Manggarai Barat itu maju menjadi calon Anggota DPR RI Dapil NTT I nomor urut 4 dari Partai Amanat Nasional (PAN).
“Saya terus bergerak untuk memastikan Manggarai Raya khususnya, Flores, Lembata dan Alor umumnya punya keterwakilan baru pada formasi kursi DPR-RI pada Pileg 2024,” kata Stefan, sapaan akrabnya, Senin (06/11/2023).
Ia mengaku maju menjadi calon anggota legislatif dengan mengusung semangat regenerasi. Saat ini, kata dia, orang muda sudah menjadi kelompok penentu perubahan bangsa.
“Saya optimistis tentang hal ini karena saya saat ini baru berumur 39 tahun,” kata Stefan.
Stefan menambahkan, hampir pasti para anggota DPR RI dari Dapil NTT saat ini belum ada regenerasi.
Karena itu menurut dia, sudah saatnya masyarakat membentuk kekuatan untuk mendukung orang muda sebagai langkah regenerasi.
Pilih Orang Muda
Antusiasme pemilih muda terhadap Pemilu 2024 menurut dia, lumayan tinggi. Meski begitu, kebimbangan masih menyelimuti mereka.
Stefan sendiri mengungkapkan data untuk pemilu 2024, jumlah pemilih muda sekitar 107 juta orang atau 53-55 persen dari total jumlah pemilih Indonesia.
Menurut calon doktor ilmu politik Universitas Nasional Jakarta itu, salah satu kelompok penentu pemilu 2024 adalah kelompok muda yang umurnya berada di bawah 40 tahun.
“Narasi pilih yang muda adalah salah satu platform politik yang saya suarakan untuk membangun landasan estafet demi menghasilkan tokoh potensial masa depan Nusa Tenggara Timur,” ujar Stefan.
Ia pun berharap pemilu 2024 betul-betul berlangsung dengan demokratis dan menjunjung tinggi sportivitas.
Stefan juga sangat menginginkan pemilih muda bisa memberikan kontribusi besar untuk mendukung perkembangan dan perubahan bangsa.
“Ajang pemilu menjadi wadah pemenuhan kebutuhan anak muda. Total pemilih dari kaum muda sangat banyak saat ini,” katanya.
Ia pun memuji keberadaan kaum muda dalam aktivitas politik bangsa, hal yang menurut dia, tidak perlu diragukan lagi.
Dalam sejarah bangsa sudah banyak bukti keterlibatan kaum muda. Setiap momen sejarah perubahan bangsa kaum muda selalu saja memberikan sumbangsih.
“Mari lihat sejarah perubahan bangsa, sejarah politik, pasti peran kaum muda sangat dominan,” kata Stefan.
Berkomitmen Tembus Pelosok
Sejak awal, Stefan ingin membangun gaya politik berbeda. Demi meminta dukungan pada pileg 2024 mendatang, ia berkomitmen ingin menembus berbagai pelosok di daerah pemilihannya NTT I yang meliputi Pulau Flores, Lembata dan Alor.
Ia pun rela menempuh perjalanan jauh dari kampung ke kampung, meski memang kondisi cuaca dan medan yang ekstrem.
Membagikan rute perjalanan sehari-hari menuju tempat yang ia kunjungi, Stefan seketika menuai empati masyarakat. Bahkan, komitmennya untuk bertemu masyarakat di pelosok-pelosok membuat anggota timnya sampai lemas.
Stefan mengatakan proses politik memang butuh perjuangan. Politik sebenarnya hendak mengingatkan tugas politikus sesungguhnya, yakni melaksanakan kehendak rakyat.
“Terkait hal ini maka politisi harus punya komitmen agar sebisa mungkin bertemu masyarakat dari kampung ke kampung. Meski pelosok dan jalannya susah harus tembus. Hal ini untuk bisa mendengar langsung keluhan masyarakat sebagai bekal duduk di lembaga legislatif,” kata Direktur PT Indojet Sarana Aviasi itu.
Stefan sendiri memang dalam gebrakan politiknya selalu membagikan bantuan untuk pembangunan fasilitas umum seperti gereja, masjid, dan rumah adat.
Gebrakan ini menurut politisi PAN itu, tidak saja karena dirinya hendak maju ke Senayan, tetapi untuk mengubah pola money politics ke kepentingan umum.
“Ini bukan transaksional politik. Tapi bantuan yang saya berikan untuk kepentingan umum dan sekiranya bisa membekas,” katanya. [VoN]