Betun, Vox NTT- Usai melaksanakan studi banding di Bali bersama rekannya se-kecamatan Malaka Tengah, Kades Wehali Robby Tey Seran merasa tertantang untuk membangun Desa Wehali untuk lebih baik ke depannya.
“Salah satu isu dan tantangan pembangunan desa saat ini adalah mewujudkan kemandirian desa sebagai identitas yang berdaulat dan berdaya saing,” kata Robby Tei Seran.
Robby Tey Seran adalah Kepala Desa Wehali yang mendapat kepercayaan masyarakat menjabat tiga periode hingga saat ini.
Sebelumnya, 16 Kepala Desa di Kecamatan Malaka Tengah melakukan studi banding (Stuba) pengelolaan Desa Wisata, Budaya, Badan Usaha milik Desa (BUMDes), Pertanian, dan pengolahan sampah di Desa Kesiman kecamatan Kartalangu Kota Denpasar Timur Provinsi Bali, Senin 6 November 2023.
Diketahui, Desa Wehali sudah punya pasar BUMDes dan lahan parkiran kendaraan umum di Kota Betun.
Menurut Robby Tey Seran, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) memiliki potensi yang besar untuk memajukan dan menggerakkan perekonomian di perdesaan. Sebab, dengan optimalisasi BUMDes, masyarakat dapat berperan aktif dalam mengelola sumber daya yang ada menjadi suatu yang bermanfaat.
“Oleh karena itu, saya tidak bekerja sendiri melibatkan perangkat dan tokoh desa serta masyarakat sebagai penggerak agar potensi BUMDes dapat memberikan manfaat optimal bagi desa,” kata Robby Tei Seran.
“Peran penting tokoh penggerak desa wisata, menjadi salah satu faktor pendukung kesuksesan. Ini semua harus ditopang oleh partisipasi aktif SDM setempat, yang bersama-sama ingin memajukan desanya,” ungkap Robby Tey Seran.
Kades tiga periode ini juga mengaku bangga punya pemimpin seperti Bupati Malaka Simon Nahak, yang punya semangat kuat untuk mensejahterakan rakyat dengan program SAKTI. Dia juga, kata Robby Tei Seran, rela meluangkan waktu untuk mendampingi para kades melakukan Studi Banding di Bali.
“Adalagi gagasan Konsep Kebun Kolam Kandang (3K) yang digagas Bupati Malaka. Hal ini karena melihat kondisi harga kebutuhan pokok masyarakat di pasar yang makin naik. Dengan memiliki 3K tentunya menambah penghasilan selain untuk kebutuhan keluarga pemilik 3K iti sendiri,” ujarnya.
Menurut dia, hasil Stuba ini sangat bermanfaat bila diterapkan dan studi banding itu penting dilakukan. Tanpa itu katanya, sulit menemukan hal-hal baru atau inovasi untuk membangun desa.
“Pengalaman-pengalaman di desa lain bisa kita terapkan di desa kita, meskipun tidak harus persis sama,” ungkap kades Robby.
Hal senada juga diungkapkan Bupati Malaka Simon Nahak. Menurut Simon, para kepala desa harus mampu menggali potensi yang ada untuk kesejahteraan masyarakat desa dan Malaka umumnya.
“Para kepala desa harus mampu menggali potensi desanya dalam rangka mensejahterakan masyarakat. Bisa mengimplementasikan salah satu , Misalnya di bidang pariwisata sehingga orang datang ke desa itu. Juga yang perlu digali yaitu potensi pertanian, perkebunan dan potensi – potensi lainnya, jangan pergi dan pulang Stuba hasilnya nol,” kata Bupati Simon.
Dalam mewujudkan pembangunan desa yang berkelanjutan, desa membutuhkan kerja sama dalam berbagai bidang pembangunan desa yang menjadi kewenangan desa baik kerja sama antardesa maupun kerja sama dengan pihak ketiga.
“Kerja sama desa dimaksudkan untuk kepentingan desa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan bersama dan mencegah ketimpangan antardesa, dengan berorientasi pada kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dalam masyarakat,” kata Simon.
Penulis: Frido Umrisu Raebesi