Labuan Bajo, Vox NTT- Stefanus Gandi calon anggota DPR RI dari Dapil NTT 1 optimistis menang pada kontestasi pemilihan legislatif tahun 2024 mendatang.
Ia mengklaim sejauh ini sudah banyak mendapatkan dukungan dari masyarakat Manggarai Raya khususnya dan Flores umumnya.
“Selama ini kami sudah melakukan kunjungan untuk menggali data-data untuk mengumpulkan segala bentuk keluhan dari masyarakat yang pertama dari Manggarai Raya, kedua dari daratan Flores,” ungkap Stefan saat menyampaikan orasi politik perdana di Gendang Kondeng, Desa Wae Bangka, Kecamatan Lembor Kabupaten Manggarai Barat, NTT, Rabu (29/11/2023).
Calon nomor urut 4 dari PAN itu menyebut data pemilih pada pemilu 2014 di Dapil 1 NTT kurang lebih mencapai 5 juta. Dari total tersebut kurang lebih 650 ribu dari Manggarai Raya.
Kemudian, pada pemilu 2019 sedikit menurun DPT dari Manggarai Raya.
Saat ini, kata Stefan, hanya menyisakan satu orang anggota DPR RI dari Manggarai Raya. Sedangkan dari timur Flores ada 5 orang anggota DPR RI mewakili kurang lebih 800 ribuan DPT.
“Artinya apa, kita kalah banyak. Padahal peran anggota DPR RI sangat besar untuk kemajuan daerah,” tandas Stefan.
Dari data tersebut, lanjut dia, idealnya di Manggarai Raya minimal diwakili oleh dua atau orang anggota DPR RI untuk mengakomodasi seluruh aspirasi dari masyarakat.
“Saya membayangkan kalau esok ini Ende, Ema, Ase Kae, satu suara memberikan dukungan untuk saya lalu saya terpilih maka untuk pertama kalinya sejak ada Manggarai Barat kita memiliki wakil DPR RI,” ucapnya.
Sebab itu, ia mengajak semua pihak untuk membangun kesadaran bersama agar bisa memilih putra daerah sendiri.
Stefan juga menekankan agar tidak boleh menilai bahwa kalau seandainya dia terpilih menjadi anggota DPR RI keuntungannya mutlak untuknya.
“Itu tidak, pekerjaan saya sehari-hari itu sudah mencukupi kehidupan saya, tetapi saya mau jadi anggota DPR RI karena saya merasa terpanggil untuk membangun daerah dengan baik,” pungkasnya.
Menurut dia, ada begitu banyak persoalan dan masalah sosial kemasyarakatan, ekonomi serta pembangunan di NTT yang perlu mendapatkan intervensi dari seorang anggota DPR RI.
Kilas Balik
Stefanus Gandi mungkin nama baru dalam konstelasi politik di Nusa Tenggara Timur. Meski begitu, belakangan nama yang satu ini sudah semakin dikenal luas di kalangan masyarakat, terutama di Pulau Flores, Lembata dan Alor.
Nama Stefanus Gandi menjadi perbincangan publik sejak dirinya melakukan kegiatan kirab literasi mengelilingi Pulau Flores, dari ujung barat hingga timur pada Januari 2022 lalu.
Kegiatan roadshow literasi kala itu digagas oleh dua lembaga, yakni Stefanus Gandi Institut (SGI) dan Perennial Institut.
Roadshow bertajuk ‘gemakan literasi dan kemanusiaan’ tersebut menyasar lima (6) seminari, lima (5) kampus dan satu (1) SMK di Pulau Flores.
Kelima seminari yakni, Seminari Pius XII Kisol pada 20 Januari, Seminari St. Paulus KPA Mataloko pada 21 Januari, Seminari St. Yohanes Berchmans Todabelu pada 21 Januari, Seminari Menengah St. Maria Bunda Segala Bangsa Maumere pada 24 Januari, Seminari Menengah Hokeng pada 25 Januari, dan Seminari Tinggi Ledalero dan Retapiret pada 24 Januari.
Kegiatan ini berangkat dari kegelisahan umum tentang laju digitalisasi yang merambah banyak sektor kehidupan. Apalagi dampaknya masif dan hampir lepas kendali.
Melalui kegiatan roadshow ini, kata Stefan, SG Institut berkomitmen untuk aktif dalam kegiatan sosialisasi kewirausahaan dalam membantu mengatasi permasalahan dan memperkenalkan produk komoditas pertanian.
Menurut Stefan, roadshow lintas Flores digagas dalam bentuk seminar atau workshop untuk mendorong para pelajar agar dapat bermedia secara positif di tengah tantangan kuat arus teknologi informasi digital saat ini.
Konsep roadshow di seminari lebih menekankan pada literasi digital pada segmen kewirausahaan dan jurnalistik.
Dengan literasi jurnalistik, SG Institut sendiri tidak hanya memberikan workshop atau seminar tetapi juga turut berkontribusi pada aksi nyata para siswa dalam menerbitkan buletin atau majalah internal mereka.
Dalam kegiatan roadshow literasi itu, SG Institut mendapat penghargaan dari Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (LEPRID) Jakarta.
Menurut LEPRID, belum pernah terjadi di daratan Pulau Flores, ada Lembaga swasta yang melakukan literasi secara beruntun mulai dari gerbang barat Manggarai Barat hingga gerbang timur Flores, di Kabupaten Flores Timur, tepatnya di Kota Renha Larantuka.
Tetapi dua Lembaga yakni SG Institut milik pengusaha muda asal Lembor Manggarai Barat, Stefanus Gandi dan Paranneal Institute melakukan hal yang langka.
Didukung Tabloid Harian Tani, tim literasi dari dua Lembaga ini bergerak dari kota Pariwisata Premium Labuan Bajo, masuk Kota cemara Ruteng, lalu merangsek ke Kota dingin Bajawa, lanjut ke Kota Pengasingan Soekarno di Ende, tembus kota pencetak imam Katolik Maumere dan berujung di Kota Renha Larantuka.
Penetrasi kegiatan literasi yang melambungkan nama pengusaha muda dan pengamat kebijakan publik Stefanus Gandi dan sekretaris eksekutif Paranneal Institute, Dr. Marianus Mantovanny Tapung tak luput dari incaran LEPRID Jakarta.
Sejak saat itu hingga kini nama Stefanus Gandi dikenal karena gerakan kemanusiaan seperti membantu pembangunan tempat-tempat ibadah dan rumah adat, serta kelompok-kelompok masyarakat.
Kini, pria asal Wae Bangka Lembor, Kabupaten Manggarai Barat itu maju menjadi calon Anggota DPR RI Dapil NTT I nomor urut 4 dari Partai Amanat Nasional (PAN).