Ruteng, Vox NTT- Tiga pembicara kunci yang berasal dari Australia, Asia, dan Afrika menyuguhkan keragaman pemikiran dalam presentasi hari pertama Konferensi The 3rd International Conference On Education, Humanities, Health And Agriculture (The 3rd ICEHHA) yang berlangsung di Universitas Katolik Indonesia (UNIKA) Santu Paulus Ruteng, Jumat (15/12/2023).
Tiga pembicara kunci pada konferensi internasional ketiga tentang pendidikan, humaniora, kesehatan, dan pertanian itu antara lain yakni John Charles Ryan, PhD, Dr. Fransiska Widiyawati, M.Hum dan John Charles Ryan, PhD.
John Charles Ryan, PhD kala itu memperkenalkan humaniora lingkungan dan mengusung makalah berjudul “An Introduction to the Environmental Humanities: Key Ideas and Practices”.
Pembicara dari Southern Cross University, Australia itu membuka wawasan tentang keterkaitan manusia dengan lingkungan alam.
Menyoroti kekuatan Humaniora Lingkungan, Ryan menjelaskan bagaimana disiplin ilmu ini menggabungkan seni, sastra, filsafat, sejarah, dan teologi untuk menyelidiki kompleksitas hubungan antara manusia dan lingkungan.
Pandangan ekologi yang cermat terhadap organisme dan habitat alaminya menjadi fokus utama, mengeksplorasi dampak perubahan ekologis oleh tangan manusia dan membangkitkan kesadaran akan tanggung jawab kolektif kita terhadap bumi.
Sementara, Dr. Fransiska Widiyawati, M.Hum mengulas tantangan keberagaman di Pendidikan Tinggi.
Dalam paparannya, “Navigating Diversity and Tolerance in Higher Education: Insights from East Nusa Tenggara Province,” Dr. Fransiska Widyawati, M.Hum, menggambarkan tantangan globalisasi dan kemajuan teknologi dalam konteks keberagaman.
Menyoroti kesulitan beberapa individu dan kelompok untuk menerima perbedaan, Dr. Widyawati menekankan peran strategis lembaga pendidikan dalam mengatasi masalah ini.
Pengelolaan keberagaman, promosi toleransi, dan integrasi nilai-nilai tersebut ke dalam pembelajaran dan kurikulum menjadi kunci untuk menciptakan suasana kampus yang terbuka dan toleran.
Pembicara kunci ketiga yakni Bunmi Isaiah Omodon, Ph.D mengulas keterampilan pembelajaran otonom di kelas yang sosial beragam.
Dalam makalahnya yang berjudul “Cultivating Autonomous Learning Skills In Socially Diverse Classrooms: Challenge and Solutions,” Bunmi Isaiah Omodon, Ph.D., menyoroti pentingnya keterampilan pembelajaran otonom di lingkungan kelas yang beragam sosial.
Beliau memberikan solusi konkret untuk mengatasi tantangan dalam menciptakan kelas yang mendukung pertumbuhan otonomi siswa, dengan menekankan peran guru dan pengembangan strategi pembelajaran yang memanfaatkan keberagaman sebagai aset.
Peserta konferensi merasa terkesan oleh beragamnya sudut pandang yang dibawa oleh para pembicara kunci, dan diskusi aktif pun memanifestasikan antusiasme mereka untuk menerapkan wawasan ini dalam konteks masing-masing.
Pada hari pertama ini juga, puluhan makalah dari sejumlah akademisi dan praktisi juga dipresentasikan.
Konferensi ini diharapkan akan melanjutkan momentum kolaboratif ini, membuka pintu untuk berbagai ide dan inovasi yang dapat mengatasi tantangan global di bidang pendidikan, humaniora, kesehatan, dan pertanian.
Penulis: Leo Jehatu