Kota Kupang, Vox NTT- Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Ayodia G.L Kalake dikritik karena menggunakan sarung tenun daerah Sabu dalam flyer ucapan HUT Provinsi NTT.
Kritik keras itu disebabkan karena kain tenun yang dipakai oleh Penjabat Gubernur sebenarnya digunakan oleh perempuan Sabu.
“Sebagai orang Sabu kami sangat menyesalkan pakaian adat Sabu Raijua yang digunakan oleh Penjabat Gubernur dalam flyer HUT NTT,” kata tokoh muda asal Sabu, Joe Rihi Ga, di Kupang, Rabu (20/12/2023).
Menurut Joe, pakaian adat Sabu Raijua yang digunakan oleh Penjabat Gubernur tidak tepat karena menggunakan sarung tenun untuk perempuan.
“Kain yang digunakan adalah Ei Raja yang hanya digunakan oleh kaum wanita yang memiliki garis keturunan Hubi Ae dan pantang digunakan oleh seorang laki-laki,” ujar Joe.
“Kami maklumi bahwa mungkin penjabat tidak tahu tentang pakaian adat orang Sabu, tapi kami menyesalkan orang atau pihak yang mengenakan pakaian itu kepada penjabat,” tambah Joe.
Menurutnya, penjabat adalah tokoh dan panutan sehingga jika berpakaian yang tidak tepat dan tidak dikoreksi maka orang lain akan menganggap itu hal yang benar.
“Sehingga sebagai orang Sabu kami menyesalkan kenapa itu terjadi. Dalam catatan kami, ini kali kedua, Penjabat Gubernur Ayodhia Kalake menggunakan sarung perempuan Sabu,” tegas Joe.
“Dan kami harap tidak boleh terjadi lagi. Kalau tidak kami menganggap itu pelecehan dan penghinaan terhadap busana adat orang Sabu,” tegasnya.
Bagi orang Sabu Raijua, demikian Joe, sarung perempuan dan laki-laki tidak hanya dibedakan oleh bentuk tapi juga oleh motif yang digunakan pada kain sarung karena itu memiliki makna dan arti tersendiri.
“Sebagai orang Sabu kami tidak mau pakaian adat yang kami banggakan digunakan tidak sesuai dengan adat dan budaya kami orang Sabu. Belum pernah ada Gubernur NTT yang menggunakan sarung perempuan dari Sabu,” tukasnya.
Penulis: Ronis Natom