Oleh: Yohanes Mau
Warga NTT, pernah bertugas di Zimbabwe, Afrika. Kini tinggal di Soverdi Ruteng.
Gerangan hati siapakah yang tidak sedih menyaksikan ratap, tangis, air mata dan kematian yang paling menyedihkan di jalur Gaza terkini?
Peperangan Israel versus Hamas adalah pembunuhan massal manusia-manusia tidak bersalah.
Masyarakat biasa dan anak-anak menjadi korban dari tindakan biadab pasukan Israel dan Hamas yang saling menyerang secara membabi buta.
Berawal dari Pristiwa pasukan hamas menyerang Israel maka sangat marahlah pihak israel dan menyerang balik di Gaza tak ampun-ampun dan tanpa henti hingga saat ini.
Israel ingin membersihkan Gaza dari Hamas dan teroris. Namun sayangnya warga biasa dan anak-anak masih saja tetap menjadi korban dari peperangan ini.
Darah dan air mata basahi tanah Gaza. Seluruh mata dunia tertuju ke Gaza. Jeritan tangis anak-anak tidak berdosa dibantai bagai binatang jalanan.
Segala bahagia, gembira dan masa depan kandas di tangan para militer Israel dan militer Hamas. Masihkah ada hatimu untuk mencinta?
Selama ini saya setia mengikuti berita di BBC News dan Aljazera setiap malam. Hati saya tidak tahan menyaksikan derita yang disiarkan via kedua channel ini.
Saya tidak bisa menontonnya sampai tuntas karena hati terlalu sedih menyaksikan anak-anak yang sedang asyik bermain bersama para temannya dan serangan dari militer Israel datang hingga merampas segala bahagia dan gembira yang sedang mereka rayakan bersama.
Kematian menjemput mereka terlalu dini dan situasi yang sangat bahagia. Segala mimpi dan masa depan mereka hilang dan lenyap. Ah Tuhan sampai kapankah tragedi suram ini akan selesai?
Tanah Palestina adalah tanah Kanaan yang dijanjikan Tuhan kepada bangsa Israel. Kalau Palestina tidak dibawah kekuasaan Israel maka peperangan ini tidak akan berhenti sampai kapan pun.
Palestina adalah tanah yang diberikan Allah kepada bangsa Israel untuk menjadi tanah pusaka sampai selama-lamanya. Maka hal terbaik demi kebahagiaan dan kedamaian maka serahkanlah tanah Palestina kepada bangsa Israel.
Janganlah membiarkan pertumpahan darah terus bertambah dan korban berjatuhan. Kasihan anak-anak tidak bersalah menjadi korban dari ketegaran hati Hamas yang masih setia mau mempertahankan Palestina tanah pusaka Israel itu.
Israel adalah “Hamba Allah” atau “Pilihan Allah.” Israel secara etimologisnya adalah “Orang yang bergulat dengan Tuhan.”
Di dalam bahasa mereka, isra artinya bergulat, sedangkan ël artinya Tuhan. Maka berperang melawan Israel adalah berperang melawan orang yang bergulat dengan Tuhan.
Dari arti harfiah ini dapat dimengerti bahwa bangsa Israel adalah bangsa pilihan Tuhan. Kalau demikian mengapa mesti berperang? Mungkinkah orang-orang pilihan Tuhan ini selalu saja keras kepala dan susah berdamai?
Saya berpikir mereka bukanlah bangsa yang sulit untuk berdamai tetapi mereka adalah bangsa yang selalu mencari damai.
Mereka adalah sumber damai yang selalu damai dan membiarkan damai itu tinggal dan bersemi hingga selamanya.
Persoalan utamanya adalah Palestina tanah terjanji dari Allah kepada bangsa Israel itu belum di bawah kekuasaan Israel.
Sehingga Israel akan selalu berusaha untuk mengambil Palestina menjadi negara bagiannya. Jika ini tidak terwujud maka saya yakin peperangan di jalur Gaza tidak akan pernah selesai.
Perang adalah gagalnya komunikasi antarkedua pemimpin negara dalam menyelesaikan persoalan. Kalau pemimpin yang berhati dan memiliki nurani kemanusiaan pasti memilih komunikasi sebagai jembatan untuk memeluk damai.
Perang adalah jalan pintas yang diambil tanpa ada pertimbangan matang. Perang adalah tindakan terkutuk. Perang adalah tentang menangis, air mata, sakit, luka, dan mati.
Perang adalah kehancuran secara total jiwa dan raga. Perang adalah melenyapkan kehidupan di jagat fana ini oleh gagalnya hati dan nalar manusia.
Berhadapan dengan peperangan antara Israel dan Hamas di jalur Gaza dari dulu hingga terkini, maka satu tawaran solusinya adalah komunikasi dari hati ke hati oleh kedua pemimpin negara (Israel dan Palestina).
Berkomunikasi artinya kedua pemimpin negara tersebut harus bertemu untuk berdiskusi secara serius soal siapa pemilik sebenarnya tanah Palestina menurut nenek moyang terdahulu.
Apabila Palestina adalah tanah yang harus menjadi pusaka bangsa Israel maka berikanlah kepada Israel apa yang telah menjadi miliknya.
Dan warga yang menghuni tanah-tanah Palestina sekarang harus di bawah kekuasaan Israel.
Tawaran solusi yang ditawarkan ini adalah jalan damai dan sesuai dengan cerita sejarah yang sebenarnya bahwa Palestiana adalah tanah Kanaan yang dijanjikan Tuhan kepada bangsa Israel sebagai tanah pusaka.
Kedamaian akan abadi bertumbuh dan bersemi di jalur Gaza bila adanya kesediaan dari seluruh warga Palestina di bawah kekuasaan Israel.