Kupang, Vox NTT- Komunitas Dialektika Kota Kupang mendorong pengacara muda Bildad Thonak untuk maju sebagai calon Wali Kota Kupang periode 2024-2029.
Komunitas diskusi dan menulis yang beranggotakan puluhan mahasiswa dari berbagai kampus di Kota Kupang itu menyebutkan bahwa dalam perhelatan politik Pilwalkot Kupang tidak mengalami regenerasi dalam kurun waktu hampir dua dekade terakhir.
“Kami menganalisis hanya ada beberapa nama yang berlatar belakang politisi berumur tua yang selalu tampil dalam Pilwalkot,” kata Koordinator Komunitas Dialektika Kota Kupang Peter Lekson di Kupang, Rabu (06/03/2024) petang.
Beberapa nama yang beredar untuk menjadi calon Wali Kota Kupang, kata dia, seperti mantan Wali Kota Kupang Jonas Salean dan Jefry Riwu Kore.
“Kita perlu mendorong anak muda agar bisa tampil dalam panggung yang sama,” kata dia.
Menurut Mahasiswa Fisip Unwira Kupang itu, munculnya sosok lain yang membawa gerbong dan gerakkan anak muda bisa membuat ruang demokrasi menjadi hidup dan menjadi topik diskusi yang hangat.
Anak-anak muda atau pemilih milenial menjadi modal utama, sebab jumlahnya semakin banyak dan pola pendekatan yang sangat berbeda.
“Kita perlu belajar dari politik riang gembira dan membawa gerbong anak milenial dalam politik, seperti pada Pilpres kemarin,” tukasnya.
Peter mengatakan, dari hasil diskusi Komunitas Dialektika Kota Kupang, sosok muda yang cukup berkompeten adalah pengacara Bhildad Thonak.
“Kami menilai dirinya sosok yang bisa mewakili anak muda. Dalam beberapa penanganan kasus yang besar di NTT dia dianggap cukup berhasil sebagai pengacara,” katanya.
Meski begitu, Peter menyebut masih banyak tokoh muda lain yang juga perlu didorong dalam panggung yang sama.
Penekanan yang sama huga disampaikan anggota Komunitas Dialektika Kota Kupang, Damasus Lodolaleng.
Dia menegaskan, mesti ada pola politik yang berbeda di Kota Kupang dalam Pilwalkot tahun 2024 ini.
“Ruang ruang politik, forum diskusi dan lainnya harus muncul warna baru dan berbeda,” kata Damas.
VoxNtt.com sudah meminta konfirmasi Bhildad Thonak terkait dorongan dari para anggota Komunitas Dialektika Kota Kupang. Dia pun menyambut baik usulan itu.
Akan tetapi, menurutnya, semua akan sangat tergantung pada masyarakat Kota Kupang.
“Saya pribadi bersyukur jika ada yang mendukung. Tapi semuanya kembali ke masyarakat,” kata dia singkat.
Sekadar informasi, Komunitas Dialektika Kota Kupang dibentuk pada tahun 2014.
Komunitas ini memiliki puluhan anggota dari latar belakang kampus berbeda.
Mereka rutin berdiskusi bulanan untuk membedah berbagai masalah sosial politik di Kota Kupang.
Penulis: Ronis Natom