Labuan Bajo, Vox NTT- Forum Independen Pemantau Partisipasi Politik (F-PPP) menerima pengaduan masyarakat terkait proses pemilu legislatif yang diselenggarakan 14 Februari 2024 lalu.
Tidak hanya masyarakat pemilih, pengaduan juga datang dari beberapa caleg yang merasa adanya kejanggalan dalam proses politik, terutama dalam tahapan rekapitulasi suara.
Koordinator Divisi Data dan Perencanaan Aksi F-PPP Jevri Wiliams Radut menjelaskan, ada begitu banyak masyarakat pemilih yang pantau suara mereka lewat alat bantu aplikasi Sirekap, sebagai alat bantu transparansi proses politik.
Masyarakat, kata Jevri, merasa kecewa dengan kejanggalan hasil perhitungan suara.
“Pasalnya ada suara caleg yang hampir 2000 dalam progres 50-an persen berdasarkan perhitungan sirekap, kaget akhirnya total suara setelah pleno rekapitulasi berjenjang di KPU, suara caleg yang mereka pantau hanya 600 lebih suara. Sayang sekali aplikasi ini terganggu hingga masyarakat kesulitan akses lagi,” jelas Jevri kepada VoxNtt.com, Senin (11/03/2024).
Jevri mengaku persoalan ini tidak hanya dikeluhkan warga, tapi juga beberapa caleg yang merasa adanya dugaan konspirasi kecurangan ini.
Sementara itu, Iron Gan salah satu caleg Provinsi dapil NTT 4, dari partai Hanura ikut merespon dugaan persoalan ini.
“Kalo ada yang hilang, pasti ada yang gelembung. Ini fakta kejanggalan yang umumnya menjadi dugaan publik terkait kecurangan dalam proses politik baru-baru ini,” jelas Iron.
Sebagai caleg, dirinya sangat berterima kasih kepada masayarakat pemilih yang telah menggunakan hak suaranya dalam pemilu dan turut serta secara aktif memantau progresnya.
“Bahwa ternyata mereka tidak puas karena kejanggalan yang ditemukan itu, saya sebagai caleg patut apresiasi terhadap sikap mereka mengadu semua soal ini dan tentu saja saya respect,” ungkapnya.
Karena itu, dirinya menggandeng F-PPP untuk mengecek serta menindaklanjuti aduan masyarakat sesuai prosedur dan ketentuan.
“Motif gugatan ini tidak lain untuk penegakan demokrasi. Suara rakyat jangan dipermainkan semata-mata untuk ambisi kursi kekuasaan seseorang atau sekelompok orang,” tegasnya.
“Kita semua mau dapat kursi kekuasaan itu tapi harus berdasarkan legitimasi kepercayaan penuh masyarakat pemilih. Tidak karena permainan atau skenario kejahatan pemilu seperti konspirasi kecurangan yang diduga banyak orang. Nanti kita lihat, mana caleg yang hilang suaranya, mana yang gelembungkan suara,” lanjutnya
Pihaknya, kini tengah mengumpulkan materi untuk membuktikan adanya kecurangan termasuk data C hasil salinan setiap TPS dapil NTT 4 dan mengecek suara untuk pencocokan hasil rekapitulasi berjenjang.
“Kalau sudah lengkap bukti material nanti kita akan proses lanjut ke Sentra Gakkumdu, juga akan bahas lebih lanjut ke internal partai, kita akan terus koordinasi dengan pengurus pusat untuk merespons persoalan ini,” ungkapnya.
Terkait penjelasan KPU RI soal gangguan teknis aplikasi sirekap, kata dia, hal itu bisa dipahami, setidaknya untuk konteks selisih suara yang tidak terlalu besar.
“Mungkin saja ini persoalan teknis seperti yang dijelaskan. Tapi tidak masuk akal untuk temuan selisih suara dengan jumlah yang sangat signifikan,” tegasnya.
Bagi Iron, ini bukti petunjuk untuk bisa menemukan bukti-bukti formal material terkait dugaan kecurangan.
“Intinya, pencerahan politik tidak boleh berhenti setelah pemilu, jalan terus saja. Untuk pelajaran ke depannya kita interupsi proses yang janggal seperti ini. Semuanya untuk perkembangan demokrasi yang sehat ke depannya,” tutup politisi Hanura itu.
Penulis: Sello Jome