Kupang, Vox NTT- Pengamat sosial politik asal Undana Kupang Yohanes Jimmy Nami turut berkomentar seputar pernyataan Sebastian Salang yang menyebut Golkar bukan partai modern dan partai tertutup.
Menurut Jimmy, pernyataan Sebastian yang adalah politisi Golkar sebagai sesuatu yang kurang elok.
Ia menegaskan, hasil Rapimda dan Rakerda Partai Golkar jelas ada mekanisme yang ditentukan oleh cabang organisasi di bawahnya.
“Kalau pakai metode lain misalnya partai di luar Golkar bisa menggunakan metode penunjukan dan mekanisme lainnya karena misalnya penunjukan tidak mendapatkan legitimasi politik. Sehingga mereka membuka pendaftaran,” kata Dosen Ilmu Politik Undana Kupang itu, Rabu (15/5/2024).
Jimmy mengatakan, DPD I Golkar NTT tidak membuka pendaftaran calon gubernur NTT periode 2024-2029 karena ada calon tunggal.
Yang berdasarkan pertimbangan politik yakni elektabilitas tidak membuka pendaftaran, katanya.
“Saya pikir itu sikap politik juga. Sikap itu bisa dibaca sebagai pendisiplinan ideologi. Itu adalah sikap yang harus dihormati,” ujar Jimmy.
Ia kembali menegaskan, pernyataan Sebastian yang menyebut Melki Laka Lena menjadikan Golkar sebagai partai tertutup merupakan pernyataan yang tidak elok.
“Tidak cukup elok Pak Sebastian mengeluarkan statement demikian sebab dia juga bagian Partai Golkar,” pungkasnya.
Menurut Jimmy, Partai Golkar NTT bisa saja membuka diri bagi kandidat lain merujuk pada dua hal.
Pertama, tokoh yang didorong hasil keputusan Rapimda dan Rakerda tidak memungkinkan untuk bertarung. Kedua, jika Melki Laka Lena sudah pantas didorong menjadi calon gubernur NTT maka tidak masalah jika Golkar NTT tidak membuka pendaftaran.
“Memang partai politik begitu, harus tuntas secara organisasi dan pendisiplinan ideologi itu merujuk pada sikap internal partai. Saya sangat setuju dengan sikap Golkar saat ini,” tegas Jimmy.
Sebelumnya, bakal calon wakil gubernur NTT Sebastian Salang mengatakan Golkar bukan partai modern dan partai tertutup.
“Itu merupakan hasil keputusan resmi dalam Rakerda dan Rapimda. Dan hasil itu sudah diumumkan dan bisa diakses di sejumlah media online,” katanya usai mendaftar di Partai Demokrat NTT, Selasa (14/5/2024) Kemarin.
Sesumbar Sebastian soal mekanisme di Golkar tidak berhenti di situ. Di hadapan banyak awak media, politisi asal Manggarai itu mengatakan, seandainya Partai Golkar membuka pendaftaran bagi bakal calon lain, tentu dirinya juga akan mendaftar di partai beringin.
“Kalau dibuka pendaftaran bagi bakal calon yang lain pasti kita juga daftar. Tapi itu dilakukan sehingga kita tidak mendaftar,” tegas bakal calon wakil gubernur NTT yang berpasangan dengan Orias Petrus Moedak itu.
Sebastian bilang, mekanisme organisasi jika mau merubah sebuah keputusan Rapimda maka harus dibuat Rapimda ulang. Sehingga bisa menggunakan mekanisme itu agar Partai Golkar hanya mengusulkan calon tunggal.
“Kalau sekarang Melki Laka Lena sebagai Ketua DPD I Partai Golkar mengatakan calon hanya dia (tunggal) sebetulnya belum ada efek,” tegasnya.
“Karena politik itu seni dari segala kemungkinan dan ini waktu masih panjang sampai bulan Agustus 2024 bahwa calon selain Melki Laka Lena masih ada kemungkinan karena prosesnya di Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar,” ujarnya.
Sebastian berpendapat bahwa beberapa partai politik lainnya meskipun kadernya maju, tetapi mereka membuka diri untuk membuka pendaftaran bagi calon yang lain.
“Dan itu merupakan partai yang terbuka dan modern. Biarkan bakal calon bersaing secara sehat. Saya harap ini menjadi catatan bagi DPD I Partai Golkar Provinsi NTT,” tambahnya.
Sesumbar Salang itu sebetulnya sudah dibantah oleh keputusan Rapimda dan Rakerda Partai Golkar NTT di Hotel Aston pada 4 Februari 2022 lalu.
Satu dari sekian banyak keputusan saat Rapimda dan Rakerda adalah keputusan politik penting yakni menetapkan Ketua DPD I Partai Golkar NTT, Emanuel Melkiades Laka Lana yang saat ini duduk sebagai Wakil Ketua Komisi IX DPR RI sebagai calon gubernur NTT pada pilkada 2024.
“Kami para ketua DPD II Golkar kabupaten/kota se-NTT sepakat mencalonkan kader muda Melkiades Laka Lena, Ketua DPD I Golkar NTT sebagai calon gubernur NTT dalam Pilgub NTT tahun 2024 sesuai mekanisme yang berlaku dalam Partai Golkar,” bunyi kesepakatan politik bersama yang diteken oleh seluruh ketua Golkar se-NTT dan dibacakan dalam Rapimda, Sabtu (5/2/2024).
“Silakan kita sosialisasikan bersama Ketua Golkar Melki Laka Lena sebagai Cagub NTT 2024, dan Ketum Airlangga Hartarto sebagai Capres 2024 dan bekerja memenangkan calon kita di Pilgub NTT dan Pilpres 2024,” kata Sekretaris Golkar NTT, Dr Inche Sayuna, yang memimpin paripurna penetapan tersebut bersama Ans Takalapeta.
Wakil Sekjend Bidang Pemenangan Pemilu DPP Golkar Wilayah Bali, NTB dan NTT, Herman Hayong menegaskan, tidak ada satu pun aturan organisasi atau Juklak dan Juknis yang mewajibkan DPD Golkar Provinsi untuk membuka pendaftaran calon kepala daerah.
“Fungsi partai politik adalah melakukan rekrutmen kader secara berjenjang untuk dipersiapkan menduduki jabatan kekuasaan tertentu dalan kehidupan berbangsa,” kata Herman, Selasa (15/5/2024) malam.
Menurut dia, rekrutmen calon kepala daerah sudah dilakukan satu tahun sebelum pemilu legislatif dan pilpres digelar.
“Dan dari banyak nama yang masuk, kemudian baik DPP maupun pengurus secara berjenjang melakukan evaluasi yang berujung pada pemberian surat tugas oleh DPP Partai Golkar menjelang pilpres dan pileg. Setelah pilpres dan pileg kami melakukan evaluasi secara menyeluruh,” ujarnya.
Herman mengatakan, jika ada kader apalagi pengurus DPP yang berkeinginan maju menjadi calon kepala daerah maka bisa mengikuti saja mekanisme rekrutmen dari tingkat kabupaten/kota.
Penulis: Ronis Natom