Kupang, Vox NTT- Bakal calon wakil gubernur NTT Sebastian Salang menyebut Melki Laka Lena menjadikan Golkar sebagai partai tertutup.
Bahkan ia menyebut Melki yang adalah Ketua DPD I Partai Golkar NTT itu mengangkangi aturan dan mengabaikan keputusan rapat pimpinan daerah Golkar secara sepihak.
Padahal menurut dia, Rakorpim memutuskan Partai Golkar mesti terbuka menerima semua pendaftaran bakal calon gubernur dan wakil gubernur NTT.
“Ia mengubah keputusan itu lalu menyatakan dirinya sendirilah yang hanya direkomendasikan maju melalui Partai Golkar sebagai calon gubernur,” kata Sebastian dikutip victorynews.id.
Wakil Sekjend Bidang Pemenangan Pemilu DPP Golkar Wilayah Bali, NTB dan NTT, Herman Hayong kemudian angkat bicara.
Ia menganggap Sebastian kurang menjalin komunikasi dengan DPD Partai Golkar Provinsi NTT.
Herman menegaskan, tidak ada satupun aturan organisasi atau Juklak dan Juknis yang mewajibkan DPD Golkar Provinsi untuk membuka pendaftaran calon kepala daerah.
“Fungsi partai politik adalah melakukan rekrutmen kader secara berjenjang untuk dipersiapkan menduduki jabatan kekuasaan tertentu dalan kehidupan berbangsa,” kata dia, Selasa (15/5/2024) malam.
Menurut Herman, rekrutmen calon kepala daerah sudah dilakukan satu tahun sebelum pemilu legislatif dan pilpres digelar.
“Dan dari banyak nama yang masuk, kemudian baik DPP maupun pengurus secara berjenjang melakukan evaluasi yang berujung pada pemberian surat tugas oleh DPP Partai Golkar menjelang pilpres dan pileg. Setelah pilpres dan pileg kami melakukan evaluasi secara menyeluruh,” ujarnya.
Herman menegaskan, jika ada kader apalagi pengurus DPP yang berkeinginan maju menjadi calon kepala daerah maka bisa mengikuti saja mekanisme rekrutmen dari tingkat kabupaten/kota.
“Atau bisa saja datang ke DPP menemui saya selaku Wakil Sekjend Bidang Pemenangan Pemilu DPP Golkar Wilayah Bali, NTB dan NTT agar bisa masukan namanya untuk disurvei,” tegasnya.
Herman kembali menegaskan bahwa Sebastian kurang komunikatif dengan pengurus di DPD I Partai Golkar NTT.
“Jadi sangat tidak beralasan jika ada yang mengatakan Melki Laka Lena membuat Partai Golkar menjadi tertutup dan melanggar aturan, mungkin yang bersangkutan kurang komunikasi dengan teman-teman di daerah dan kita yang ada di DPP,” tegasnya.
Penulis: Ronis Natom