Oleh: Sirilus Aristo Mbombo
Mahasiswa Fakultas Filsafat Universitas Widya Mandira Kupang
Di malam hari yang penuh dengan hiruk pikuk suasana kota tiba-tiba ada pertanyaan menyelinap masuk dalam benak pikiran saya. Pertanyaan itu tidak bisa saya hindari.
Pertanyaan itu masuk menyelinap dalam pikiran saya tanpa ada kompromi. Pertanyaan itu berbunyi, apakah di negeri ini masih ada pemimpin? Di manakah letak ide dan gagasan pemimpin kita? Apakah pemimpin kita bersembunyi di balik topeng kebohongan dan kebusukan? Kapan kebohongan dan kebusukan itu akan terungkap? Kapan bangsa ini memperoleh kesejahteraan yang sesungguhnya?
Pertanyaan-pertanyaan ini terus masuk menyelinap dalam pikiran saya. Dan akhirnya saya memilih untuk menulis sebuah coretan kecil agar sedikit memberikan keringanan dari semua pertanyaan-pertanyaan itu.
Dan saya harap pertanyaan-pertanyaan ini dapat menjadi pertanyaan bagi kita bersama dalam menata kehidupan bangsa ini.
Dalam era modern zaman ini kepemimpinan tetap dianggap sebagai kekuatan utama dalam mengubah tatanan kehidupan bangsa.
Sesuai dengan visi dan misinya yakni misi utama kepemimpinan adalah “mencapai pencerahan bagi kehidupan bangsa dengan menjamin kesejahteraan bagi semua warga masyarakatnya”.
Tentu visi dan misi kepemimpinan dicapai melalui proses perubahan yang lebih objektif di tengah kemajuan zaman ini.
Pada dasarnya seorang pemimpin adalah seorang individu yang memiliki kemampuan untuk mengubah perilaku orang lain di dalam lingkungan kerjanya dengan menggunakan kekuasaan yang sudah ditetapkan bagi dirinya.
Kekuasaan ini memungkinkan seorang pemimpin untuk mengarahkan dan mempengaruhi semua bawahannya dalam pelaksanaan tugas-tugas yang telah ditetapkan.
Secara sederhana kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang melibatkan kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerja sama dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Tentu dalam melaksanakan peran kepemimpinannya, seorang pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang khas terhadap anggota kelompoknya.
Kemampuan kepemimpinan adalah hal yang esensial yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dengan mencakup mengenai bagaimana caranya dalam menjalankan kepemimpinannya sehingga semua bawahan dapat bergerak sesuai dengan arah yang diinginkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Kepemimpinan adalah seorang yang mampu memberikan inspirasi kepada orang lain untuk bekerja menuju hal-hal besar dengan sumber daya yang terbatas.
Kata-kata dan tindakan seorang pemimpin menjadi teladan yang memberikan harapan dan semangat bagi para pekerja atau bawahannya.
Di Indonesia kita melihat banyak pemimpin yang gagal memberikan inspirasi dan motivasi bagi semua masyarakatnya. Kata-kata dan tindakan mereka justru mematikan semangat dan harapan orang-orang yang bekerja bersama dengan mereka.
Hal ini menyebabkan sulitnya mencari produk unggul di Indonesia, baik dalam hal material maupun imaterial.
Saya berpikir semua pemimpin juga harus memiliki visi ke depan yang memungkinkan mereka membayangkan apa yang ingin dicapai di masa depan di dalam organisasi atau negaranya. Namun di Indonesia kita melihat bahwa pemimpin yang visioner sulit ditemukan.
Banyak pemimpin yang hanya berpikir tentang keuntungan pribadi, keuntungan perutnya sendiri, keuntungan keluarganya dan visi organisasi tidak dipertimbangkan dengan serius bahkan memicu berbagai problem yang terjadi.
Hal ini yang perlu kita kaji secara mendalam, bagaimana sikap kita sebagai warga negara dalam menghadapi pemimpin yang seperti ini? Apakah kita tetap diam membisu ataukah kita melakukan sesuatu untuk perubahan bangsa ini?
Selanjutnya, seorang pemimpin perlu memiliki kemampuan untuk menerjemahkan inspirasi dan visi menjadi program-program praktis dan terukur.
Banyak pemimpin di Indonesia terlihat inspiratif dan visioner, namun kurang mampu mengimplementasikan visi mereka ke dalam program-program yang nyata dan berhasil.
Selain itu, saya berharap seorang pemimpin juga harus mampu melakukan refleksi rutin untuk memastikan bahwa program-program yang mereka luncurkan benar-benar terlaksana dan mencapai tujuannya.
Namun pemimpin yang reflektif sulit ditemukan di Indonesia sehingga banyak program yang berjalan tanpa pengawasan yang memadai.
Pemimpin yang sejati juga harus terbuka terhadap perbedaan pendapat dan pandangan hidup, serta melihat kritik sebagai sesuatu yang perlu dihargai.
Namun kita melihat banyak pemimpin di Indonesia yang menjadi arogan setelah menduduki posisi kepemimpinan. Dan hal ini menjadi keburukan dan kedunguan dari sosok seorang pemimpin.
Seorang pemimpin harus fleksibel yang menjadi karakteristik penting dari seorang pemimpin yang sejati.
Birokrasi dalam sebuah organisasi harus fleksibel untuk mengakomodasi kebutuhan individu (masyarakat) bukan sebaliknya.
Namun di Indonesia birokrasi seringkali membuat kesulitan bagi banyak orang.
Saya berpikir puncak dari kepemimpinan adalah menghasilkan karya yang bermutu dan membanggakan dan bukan hanya sebatas janji, omong kosong belaka dan menimbulkan harapan semu bagi masyarakat.
Pemimpin sejati adalah pemimpin yang bukan hanya menghasilkan karya yang bermutu dan membanggakan tetapi juga pemimpin yang membuat hati orang lain bersukacita dan berbahagia.
Namun di Indonesia setelah lebih dari tujuh puluhan tahun merdeka belum banyak karya yang bisa dibanggakan.
Dan secara konkret kita melihat banyak pembangunan hanya berpusat di kota-kota besar sementara daerah-daerah pedesaan terlantar begitu saja.
Apakah daerah-daerah perdesaan bukan bagian dari Indonesia? Apakah hanya Jakarta yang disebut Indonesia?
Jika kemelaratan dan kemiskinan masih terjadi dalam kehidupan bangsa ini saya berpikir ide dan gagasan seorang pemimpin hanya sebatas omong kosong belaka dan hanya meninggalkan janji-janji palsu yang tidak bermakna sedangkan seorang pemimpin menduduki kursi kerajaan dengan kemewahan tetapi lupa latar belakang dari mana ia berasal.
Di manakah letak gagasan dan nurani seorang pemimpin sejati? Apakah seorang pemimpin hanya sebatas omong kosong dan meninggalkan beribu janji-janji palsu?
Oleh karena itu saya berharap dan kita semua mempunyai harapan yang sama bahwa penting bagi pemimpin di Indonesia untuk terus belajar agar semua masyarakat memperoleh kesejahteraan sungguh-sungguh dan pemimpin harus memimpin dengan teladan yang baik, hindari kepentingan perut dan diri sendiri dengan mementingkan kepentingan semua masyarakat yang hidup dalam kemiskinan dan kemelaratan, sehingga semua pemimpin yang pada akhirnya dapat menghasilkan karya bermakna dan membanggakan demi kedamaian dan kesejahteraan bagi seluruh bangsa Indonesia.