Ruteng, Vox NTT– Konferensi Internasional Humaniora, Pendidikan, Linguistik, dan Budaya (4th ICHELAC) tahun 2024 menghadirkan dua pembicara pada hari pertama, Jumat (7/6/2024).
Keduanya masing-masing Prof. Sebastianus Menggo dari Unika St. Paulus Ruteng dan Prof. Dr. Sumiarto Aji Purwanto dari Universitas Indonesia dari Universitas Indonesia.
4th ICHELAC diselenggarakan oleh FKIP Unika Santu Paulus Ruteng.
Prof. Sebastianus Menggo mempresentasikan makalahnya yang berjudul “Digital Literacy Transformation in Strengthening Future English Language Instruction“.
Ia menguraikan bagaimana literasi digital dapat menjadi alat penting dalam memperkuat pengajaran bahasa Inggris di masa depan, serta strategi-strategi untuk mengintegrasikan teknologi dalam kurikulum bahasa.
Lalu, Prof. Dr. Sumiarto Aji Purwanto menyajikan makalahnya yang berjudul “Exploring Cultural Diversity and Identity in the Digital Era: the Indonesian Case of Contemporary Indonesian Culture“.
Prof. Sumiarto menyoroti pentingnya memahami keragaman budaya dan identitas di era digital, khususnya dalam konteks Indonesia.
Ia juga membahas tantangan dan peluang yang dihadapi dalam menjaga warisan budaya di tengah perkembangan teknologi yang pesat.
Tidak hanya menghadirkan pembicara kunci, hari pertama 4th ICHELAC juga diwarnai dengan presentasi puluhan makalah dari sejumlah presenter yang berasal dari berbagai Perguruan Tinggi.
Topik-topik yang dibahas sangat beragam, mencakup aspek-aspek terkini dalam bidang humaniora, pendidikan, linguistik, dan budaya, yang semuanya memberikan wawasan berharga bagi para peserta.
Pantauan dari layar Zoom menunjukkan bahwa ratusan peserta mengikuti konferensi dengan antusiasme tinggi.
Interaksi aktif dan diskusi yang mendalam menandai sesi tanya jawab, memperlihatkan ketertarikan dan komitmen para peserta untuk mendalami topik-topik yang dipresentasikan.
4th ICHELAC bertujuan untuk menjadi platform bagi akademisi, peneliti, dan praktisi untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan inovasi terbaru dalam bidang humaniora, pendidikan, linguistik, dan budaya.
Konferensi ini diharapkan dapat mendorong kolaborasi dan jaringan profesional yang lebih kuat di antara para peserta.
Penulis: Leo Jehatu