Labuan Bajo, Vox NTT – Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi memerintahkan seluruh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kabupaten Manggarai Barat menjadi pengecer pupuk subsidi.
“Mulai hari ini agar BUMDes yang ada dicek administrasinya, kalau belum memuat sebagai pengecer pupuk maka Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) dirubah. KBLI-nya disesuaikan dan dimasukan supaya mereka bisa berperan sebagai pengecer pupuk,” ujar Edi saat mengikuti upacara peringatan HUT Koperasi ke-77 di Desa Compang, Kecamatan Pacar, Kabupaten Manggarai Barat, Selasa (30/7/2024).
Menurutnya, hal itu dilakukan supaya tidak ada lagi penyalahgunaan pupuk subsidi. Rentenir juga tidak bertumbuh subur di kampung dan desa.
Untuk menahan laju tersebut, tidak ada pilihan lain. Dana Desa harus dialokasikan untuk penyertaan modal guna membayar pupuk subsidi.
“Sehingga tidak menunggu uang para petani untuk menebus, BUMDes yang melakukan penebusan dari penyertaan modal tersebut. Setelah pupuk ada di gudang BumDes, baru para petani yang menebus pupuk tersebut,” kata Politisi NasDem itu.
Selain menjadi pengecer pupuk, BUMDes juga diminta untuk membuka unit simpan pinjam untuk masyarakat desa dan diatur dalam KBLI.
Edi kemudian memerintahkan Dinas Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Manggarai Barat untuk mendampingi BUMDes, serta para pengurus koperasi yang sudah mapan untuk berperan sebagai mentor. Hal ini juga bertujuan untuk menahan laju rentenir.
“Dana Desa jangan berpikir kami akan membangun kantor desa yang megah, jangan juga berpikir untuk membangun jalan dengan spesifikasi hotmix, begitu juga jembatan. Kita menangani kebutuhan dasar masyarakat di desa masing-masing. Ini tidak hanya untuk desa di Kecamatan Pacar tapi seluruh desa di Kabupaten Manggarai Barat,” pintanya.
Bupati Edi mengungkapkan, pada Oktober mendatang, Satgas yang dibentuk oleh Kapolri akan datang untuk memonitor KBLI BumDes yang ada di tiap desa. Selain itu juga akan mengecek kesanggupan desa mengalokasikan untuk penyertaan modal, baik untuk pupuk maupun usaha simpan pinjam.
“Kalau itu tidak dilakukan maka rentenir bertumbuh subur, maka kita bekerja hanya untuk membayar bunga uang dari rentenir,” katanya.
Ia mengajak semua pihak untuk sama- sama bertekad supaya penyalahgunaan pupuk subsidi tidak akan terjadi lagi, karena wadah yang berperan sebagai pengecer adalah BUMDes.
Ketua DPW Partai NasDem NTT itu berpesan kepada BUMDes untuk berpikir tentang untung sebagai pengecer pupuk subsidi, tetapi itu bagian dari pelayanan pemerintah terhadap rakyat.
“Saya minta dengan rendah hati kepada koperasi yang sudah mapan, mohon kesediaan waktu, tenaga, pikiran, agar pada saatnya berperan sebagai mentor di berbagai BUMDes dengan unit usaha simpan pinjam. Kalau saja itu mulai kita terapkan tahun depan, saya meyakini pertumbuhan ekonomi masyarakat di Manggarai Barat bakal melampaui pertumbuhan ekonomi nasional,” tutupnya. [VoN]