Mbay, Vox NTT – Program TNI Manunggal Membangun Air Bersih tahun 2024 menyasar daerah-daerah yang berpotensi dilanda bencana kekeringan, termasuk Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menurut Kepala Pelaksana BPBD Nagekeo Agustinus Pone, program ini berjalan atas kerjasama antara Mabes TNI dan BNPB yang dituangkan dalam nota kesepahaman (MoU).
Program ini bertujuan untuk mengatasi bencana kekeringan dengan melakukan pengeboran sumur air guna mencukupi kebutuhan air warga dalam satu dusun.
Tahapan dan proses eksekusi program ini telah dimulai sejak Juni 2024. Seluruh Kepala Pelaksana BPBD se-Provinsi Nusa Tenggara Timur telah melakukan rapat koordinasi (rakor) di Kupang, ibu kota Provinsi NTT.
Dalam rakor tersebut, diputuskan beberapa syarat bagi setiap daerah untuk mendapatkan dana siap pakai guna mengatasi kelangkaan air minum.
Syarat tersebut dibagi dalam dua tahap yaitu tahapan proses pengajuan dan tahapan proses pelaksanaan.
Daerah harus mengeluarkan status siaga darurat kekeringan, laporan kejadian bencana kekeringan, pembentukan pos komando siaga kekeringan, pelaksanaan musyawarah desa bagi desa penerima manfaat, pernyataan siaga kekeringan dari Bupati, serta persyaratan lainnya.
Di Kabupaten Nagekeo, BPBD telah merekomendasikan 22 wilayah desa dan kelurahan yang tersebar di empat kecamatan yang rawan bencana kekeringan.
Namun, untuk tahap pertama yang akan dilaksanakan pada bulan September, Oktober, November, dan Desember mendatang, pengeboran sumur air akan dilaksanakan di tiga titik sembari menunggu hasil verifikasi dari BNPB.
“Untuk kepastian titik pengeboran, kita menunggu hasil verifikasi yang akan dilakukan pihak BNPB,” ujar Agustinus Pone. Alat geolistrik akan digunakan untuk menentukan lokasi air dengan bantuan jasa pihak ketiga,” jelas Agustinus.
Ia pun menyampaikan terima kasih kepada Mabes TNI dan BNPB atas kebijakan tersebut.
Menurutnya, kegiatan penanggulangan bencana adalah urusan penthahelix atau urusan bersama antarinstansi.
Agustinus berkomitmen untuk menjalankan program ini dengan baik agar masyarakat dapat benar-benar memanfaatkannya.
Penulis: Patrianus Meo Djawa