Lewa, Vox NTT – Umat Paroki Sang Sabda Lewa, Sumba, merayakan Ekaristi menyambut yubelium 150 tahun Kongregasi Serikat Sabda Allah atau SVD masuk ke Indonesia, Minggu (8/9/2024).
Misa dipimpin oleh Pater Gusti Naba, SVD, didampingi para imam konseleberantes.
Perayaan Ekaristi ini dimeriahkan oleh koor OMK Paroki Sang Sabda Lewa, asuhan Pater Cletus Nanda, SVD. Dia adalah Pastor Vikaris Paroki Sang Sabda Lewa. Ekaristi berlangsung khidmat dan meriah.
Dalam pengantar awal, Pater wakil Provinsial SVD Ruteng menyampaikan bahwa “syukur itu adalah doa.”
Syukur kepada Tuhan menurut dia, karena misi SVD berjalan dengan baik di Sumba.
“Hari ini juga secara resmi kita membuka tahun yubileum 150 tahun SVD masuk di Indonesia. Kita mengisinya dengan aneka kegiatan kreatif,” kata Pater Gusty.
Dalam khotbahnya, Pater Gusti menegaskan “pemimpin harus mampu menjadi terang dalam gelap hidup dunia.” Maria adalah figur terang yang memberikan cahaya bagi umat manusia.
“Tuhan datang sebagai cahaya bagi kita dalam seluruh ziarah hidup kita. Dia adalah Imanuel yang selalu beserta kita,” katanya.
Menurut Pater Gusti, para misionaris SVD hadir sebagai terang yang menuntun umat kepada terang di tengah dunia yang gelap dan luka.
“Dunia kita sedang terluka, tugas kita satu dan sama yaitu kita harus menjadi cahaya di tengah dunia yang gelap dan luka. Terkhusus di wilayah Distrik Sumba, Provinsi SVD Ruteng,” katanya.
Pater Gusti juga melontarkan pertanyaan, “cahaya apa yang cocok untuk kontes Distrik Sumba ini?”
Ia bilang, ada empat cahaya yang mesti diwartakan di bumi Sumba.
Pertama, pembawa iman. Iman sebagai suluh yang menuntun umat kepada cahaya yang sesungguhnya. Iman berawal dari keluarga. “Jadikanlah keluarga sebagai gereja kecil tempat bertumbuh dan berseminya iman.”
Kedua, cahaya persaudaraan. Cahaya persaudaraan menuntun umat untuk menjadi cahaya perdamaian di mana saja berada.
Ketiga, cahaya bela rasa. Cahaya bela rasa itu sebagai ungkapan cinta umat kepada semua orang. Ungkapan bela rasa harus mencakup semua orang yang dilayani.
Ia tak terbatas oleh ruang dan waktu. Ia mesti menjangkau yang tak terjangkau selama ini.
Keempat, cahaya di tengah bumi yang luka. Bumi rusak karena kesombongan manusia. “Kita dipanggil untuk menjaga dan melestarikan ibu bumi yang mengandung dan melahirkan kita, dan bertahan hingga detik ini”.
Diketahui, pada Sabtu, 7 September 2024,rombongan pater wakil Provinsial SVD Ruteng, para pastor paroki dan pastor vikaris, umat dari Paroki St. Arnoldus Janssen Tambolaka dan Paroki Sta. Maria Magdalena Ngonggi diterima di paroki Sang Sabda Lewa keuskupan Weetabula.
Para rombongan dari kedua paroki ini diterima secara adat Sumba di gerbang masuk gereja Sang Sabda Lewa.
Nuansa sore itu terasa ramai disapa oleh sejuk udara Lewa yang teduh.
Senyum dan tegur sapa sebagai saudara-saudari terasa hangat dan menyatu dalam syukur menjelang 150 tahun SVD masuk Indonesia.
Kontributor: Yohanes Mau