Labuan Bajo, Vox NTT – Laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Manggarai Barat mengalami peningkatan. Menukil data yang dimiliki pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi dan Yulianus Weng (Edi-Weng), pertumbuhan ekonomi meningkat pada tahun 2023 sebesar 0,65 poin.
Kepala Bappeda Manggarai Barat, Peter A. Rasyid, membenarkan perolehan pertumbuhan ekonomi di kabupaten ujung barat Pulau Flores itu.
“Pertumbuhan ekonomi kita meningkat sebesar 0,65 poin, bukan 0,65 persen,” kata Peter, menjelaskan ketika dihubungi pada Rabu (25/9/2024).
Menurut dia, peningkatan ekonomi di Manggarai Barat sebesar kurang lebih 15,78 persen jika dibandingkan tahun 2023. Ia mengklaim angka ini menjadi pertumbuhan ekonomi tertinggi di NTT tahun 2023.
Peter juga mengungkapkan, target laju pertumbuhan ekonomi di Manggarai Barat tahun 2022 sebesar 5,76 persen dan realisasinya sebesar 4,12 persen. Perolehan ini mengantarkan capaian laju pertumbuhan ekonomi di Manggarai Barat tahun 2022 sebesar 71,53 persen.
Selanjutnya, target laju pertumbuhan ekonomi di Manggarai Barat tahun 2023 sebesar 5,04 persen dan realisasinya sebesar 4,77 persen. Perolehan ini mengantarkan capaian laju pertumbuhan ekonomi di Manggarai Barat tahun 2023 sebesar 94,6 persen.
Kemudian mengutip data dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Manggarai Barat tahun 2023, laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021 tercatat mencapai 1,29 persen. Angka ini mengalami sedikit peningkatan dibanding tahun 2020 yang tercatat sebesar 0,89 persen.
Kenaikan yang hanya sebesar 0,4 persen pada tahun 2021 dipengaruhi oleh pandemi Covid-19, demikian klaim dalam dokumen RKPD Manggarai Barat tahun 2023.
Angka pertumbuhan ekonomi Manggarai Barat tahun 2021 jauh di bawah pertumbuhan tingkat provinsi maupun nasional yang tercatat sebesar 2,51 persen dan 3,69 persen.
Meski sempat berada di bawah Provinsi NTT dan nasional, namun Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi menyebut pertumbuhan itu masih positif, sebagaimana dikutip manggaraibarat.go.id. Ia mengatakan hal itu saat menyampaikan sambutan pada acara HUT Mabar ke-21, tepatnya 25 Februari 2023 lalu.
Hal ini, kata Edi, juga sejalan dengan peningkatan pendapatan per kapita dari 13,91 juta pada tahun 2021 menjadi 14,73 juta pada tahun 2022.
“Realitas ini menjadi gambaran semakin membaiknya kemampuan masyarakat Kabupaten Manggarai Barat dalam mengakses hasil pembangunan terkait kesejahteraan, kesehatan, dan pendidikan,” katanya.
Prestasi Gemilang
Pelaku pariwisata di Manggarai Barat, Aloysius Suhartim Karya menilai, pertumbuhan ekonomi yang meningkat secara signifikan di Manggarai Barat saat ini merupakan sebuah prestasi gemilang.
Senada, Anggota DPRD dari Dapil 2 Manggarai Barat, Benediktus Nurdin menyebut peningkatan ekonomi di Manggarai Barat yang kurang lebih 15,78 persen ini merupakan bentuk keberhasilan pasangan Edi-Weng dalam merealisasikan visi dan misi mereka.
Anggota DPRD dari Dapil 1 Manggarai Barat, Sewar Gading S.J. Putera memberikan apreseasi kepada para pihak atas pencapaian ini.
Bagi dia, peningkatan laju pertumbuhan ekonomi di Manggarai Barat menjadi sebuah instrumen kolaborasi antar-pihak dalam membangun daerah.
“Sebagaimana yang kita ketahui bahwasannya laju pertumbuham ekonomi sebuah daerah sangat tergantung pada pola kemitraan antara unsur penyelenggara pemerintahan daerah dengan pihak swasta dan stakeholder lainnya,” terang Sewar, yang adalah Ketua DPC PKB Manggarai Barat itu.
Sektor Pendukung
Menurut Lois, sapaan akrab Aloysius Suhartim Karya, prestasi peningkatan laju pertumbuhan ekonomi ini diperoleh atas andil tak terhitung jumlahnya dari pemerintah pusat yang telah bersinergis bersama Pemerintah Provinsi NTT dan Kabupaten Manggarai Barat.
Dikatakan, keberpihakan pemerintah pusat terhadap Manggarai Barat dalam upaya mentransformasi amenitas, aksesibilitas dan atraksi seperti jalan raya, dermaga/pelabuhan, listrik, telekomunikasi, akomodasi, pembukaan daya tarik wisata baru ‘Kawasan Ekonomi Khusus Golo Mori’ dan peningkatan status pelayanan Bandar Udara Komodo dari domestik ke internasional, hingga pelabelan Labuan Bajo sebagai the International Tourist Destination yang memenuhi permintaan dari pasar pariwisata adalah segala upaya yang kini terasa bagi pertumbuhan ekonomi Manggarai Barat.
Lois juga mengangkat data yang dipublikasikan
oleh Badan Pusat Statistik Manggarai Barat. Dalam data BPS, kata dia, setidaknya ada tiga lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi di Manggarai Barat.
Ketiganya, yakni lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 33,54 persen,
transportasi dan pergudangan sebesar 14,50 persen dan industri pengolahan sebesar 12,54 persen.
Peter menyebut government spending atau pengeluaran pemerintah masih menjadi salah satu faktor pendorong yang sangat kuat atas pertumbuhan ekonomi.
Ia mengungkapkan, banyaknya alokasi APBN, APBD Provinsi maupun APBD Kabupaten dalam bentuk program/kegiatan yang berlokasi di Manggarai Barat turut berkontribusi dalam peningkatan belanja pemerintah yang pada akhirnya mampu berkontribusi terhadap naiknya pertumbuhan ekonomi.
Hal ini juga sejalan dengan proporsi lapangan usaha administrasi pemerintahan yang cukup besar di kisaran 11 persen di tahun 2022 dan 2023.
Selain itu, lanjut Peter, kunjungan wisata yang meningkat juga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Manggarai Barat.
Hal ini menurut dia, dapat dilihat dari perkembangan sektor akomodasi dan makan minum yang bertumbuh paling tinggi sebesar 36 dan 33 persen di tahun 2022 dan 2023.
Pertumbuhan ini juga berkontribusi terhadap laju pertumbuhan ekonomi. Selain itu, kebijakan menciptakan iklim investasi yang mudah tapi sesuai regulasi juga mampu mendongkrak peningkatan investasi.
Dampaknya, kata Peter, tentu saja pada pertumbuhan lapangan usaha sektor konstruksi yang cukup tinggi di kisaran 10 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
“Pertumbuhan sektor konstruksi ini juga sejalan dengan beberapa major project pemerintah dan swasta yang berlokasi di Manggarai Barat,” katanya.
Pasar Pariwisata Masih Jomplang
Terlepas dari data keberhasilan ini, Lois menegaskan, jika diamati secara faktual bahwa gegap gempita pasar pariwisata Labuan Bajo masih jomplang, baik dari aspek komparasi investasi semisal moda transportasi kapal wisata yang didominasi orang luar Manggarai Barat.
Rantai pasok logistik didominasi luar Manggarai Barat. Demikian juga akumulasi dari kuantitas keterlibatan masyarakat Manggarai Barat pada setiap industri jasa yang tidak mengikuti regulasi Pemda Mabar yang pernah diterbitkan yaitu 70/30 persen.
“Tentu misi utama pariwisata yang dapat mengentas kemiskinan, mengurangi pengangguran, serta meningkat hajat hidup masyarakat tuan rumah belum diejawantakan dengan penuh,” ujar Lois.
Di sini menurut dia, terlihat betapa besarnya kebocoran ekonomi yang mestinya memberikan implikasi positif dari pariwisata tersebut.
“Uang dari luar Mabar, tiba di Mabar namun tak tertahan di Mabar, malahan terbang kembali keluar Mabar.”
“Fenomena ini memang kita sadari karena faktor sumberdaya manusia baik secara finansial maupun keterampilan yang dimiliki oleh masyarakat tuan rumah yang jauh dari kata kapabel. Sehingga kompetensi dan kompetisi membuat kita terpinggirkan,” kata Lois.
Harapan
Lois menginginkan agar masyarakat Manggarai Barat sebagai tuan rumah geliat pariwisata super premium tidak lagi menjadi job seeker atau pencari kerja. Masyarakat Manggarai Barat harus menjadi job creator atau penyedia lapangan kerja.
“Untuk itu, kita harus memiliki pengambil kebijakan (policy maker) yang berani, berintegritas dan memiliki jaringan luas untuk mengerjakan agenda perubahan di Mabar,” ujar dia.
Menurut Lois, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan lembaga pelatihan kerja harus dioptimalkan serta diperbanyak dan disesuaikan dengan tren permintaan terkini.
Pelatihan tenaga terampil lokal agar bisa ditempatkan di puluhan hotel berbintang 5, kapal phinisi yang bertipe superior, deluxe dan luxury.
Demikian juga dokumentasi (photography), kemudian pelatihan keterampilan tour operator dan travel agent agar bisa mendatangkan lebih banyak lagi wisatawan ke Manggarai Barat.
Peningkatan keterampilan kepemanduan wisata baik pemandu wisata gunung, pemandu wisata pantai (snorkeling, diving maupun kayaking), pemandu wisata budaya, dan pemandu wisata minat khusus.
Tidak hanya itu, Lois juga mengharapkan agar masyarakat Manggarai Barat bisa mengasa skill berbahasa multi-language seperti English dan Mandarin untuk melayani wisata Asia khususnya daratan China.
“Pemberdayaan yang konsisten meniscayakan perubahan di kemudian hari dan untuk mencapai itu semua memang menghendaki pemerintah kabupaten dan provinsi paralel dengan pemerintah pusat,” kata Lois.
Sewar juga berharap ke depannya Manggarai Barat terus memampukan diri agar melahirkan kebijakan-kebijakan yang kondusif buat iklim investasi. Dengan begitu, maka bisa membangkitkan daya saing pada sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Ia selanjutnya mendorong untuk memperkuat sektor pertanian dan peternakan dan juga terus merangsang laju pembangunan di sektor industri pariwisata.
“Saya percaya bahwa semua pihak yang ada di Manggarai Barat khususnya pemerintah daerah memiliki komitmen yang kuat untuk terus mendorong laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Manggarai Barat ini,” kata Sewar.
“Saya pastikan kami semua selaku unsur penyelenggara pemerintahan yang ada di Kabupaten Manggarai Barat saat ini hadir untuk sebuah cita-cita mulia yakni mensejahterakan masyarakat Manggarai Barat melalui kerja-kerja nyata ke depannya,” imbuh dia.
Tim Vox NTT