Oleh: Yasinta Yulita Jaiman
Mahasiswa STIPAS St. Sirilus Ruteng
Berbicara tentang kesenjangan sosial itu sudah sering terjadi di setiap negara baik itu negara maju maupun negara berkembang. Kesenjangan Sosial merupakan suatu ketidakseimbangan dalam masyarakat yang ditandai dengan banyak perbedaan baik itu sumber daya manusia, status sosial, ekonomi, dan juga budaya.
Kesenjangan sosial ini juga terjadi akibat ketidakseimbangan pola kehidupan dalam masyarakat, baik itu secara personal maupun kelompok. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan keberagamaan. Keberagamaan ini terkadang bisa memicu munculnya kesenjangan sosial di tengah kehidupan masyarakat.
Kesenjangan sosial merujuk pada perbedaan yang signifikan dalam akses terhadap sumber daya, peluang, dan kekuasaan di antara kelompok-kelompok masyarakat. Perbedaan ini dapat diukur melalui berbagai indikator seperti pendidikan, pekerjaan, gender, dan struktur politik. Kesenjangan sosial di Indonesia memang sangat terasa, dan pernyataan ini menjelaskan bahwa salah satu penyebabnya adalah struktur kelas sosial.
Pembagian masyarakat menjadi kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah menciptakan jurang pemisah yang lebar dalam hal akses terhadap sumber daya dan peluang. Kesenjangan sosial biasanya dirasakan oleh masyarakat kelas bawah. Salah satu faktor kesenjangan sosial yang akan dibahas yaitu tentang kemiskinan. Kemiskinan menjadi salah satu masalah kesenjangan sosial yang sangat serius yang terjadi di indonesia.
Alasan mendasar mengapa kemiskinan menjadi masalah kesenjangan sosial yang kental terjadi di indonesia itu disebabkan karena adanya perbedaan yang cukup jelas yang dirasakan oleh masyarakat yaitu penderitaan yang dirasakan oleh masyarakat kelas bawah dan juga ada kelimpahan harta yang dirasakan oleh masyarakat kelas atas dan juga kelas menengah.
Menurut data yang diperoleh jumlah penduduk miskin pada tahun 2023 adalah 25,90 juta orang. Kemiskinan yang terjadi di Indonesia juga terjadi akibat kurangnya lapangan pekerjaan sehingga tingkat pengangguran yang sangat tinggi, upah kerja yang tergolong sangat kecil hal ini juga karena sumber daya manusia di indonesia yang belum memadai. Dengan tingginya kemiskinan di indonesia memicu terjadinya kesenjagan sosial yang mengakibatkan ikatan sosial dan rasa solidaritas dalam masyarakat menjadi rusak sehingga masyarakat miskin merasa tidak aman untuk bergaul dan juga brsosialisasi dengan masyarakat kelas atas.
Contoh yang sering terjadi yaitu banyak anak-anak dari keluarga miskin yang seringkali putus sekolah untk membantu orang tua mereka bekerja dan juga kurangmampu membayar biaya sekolah. Dengan tingginya angka kemiskinan di indonesia membuat anak-anak dari keluarga miskin terjebak dalam siklus kemiskinan, sementara anak-anak dari keluarga kaya memiliki peluang lebih besar untuk meraih pendidikan tinggi dan masa depan yang lebih baik.
Kesenjangan sosial yang kental di Indonesia, terutama kemiskinan, merupakan permasalahan serius yang menuntut perhatian kita semua. Ajaran sosial gereja, yang menekankan nilai-nilai keadilan, solidaritas, dan kasih, memberikan kerangka moral untuk mengatasi masalah ini.
Gereja mendorong umat untuk melihat kemiskinan bukan sebagai takdir, tetapi sebagai panggilan untuk bertindak. Gereja menyerukan agar kita tidak hanya melihat kemiskinan sebagai masalah sosial, tetapi juga sebagai masalah moral yang membutuhkan solusi bersama.
Gereja mendorong kita untuk berjuang bersama melawan kemiskinan, bukan dengan menyalahkan pihak tertentu, tetapi dengan membangun solidaritas dan membantu mereka yang membutuhkan.
Dalam Ajaran Sosial Gereja menekankan
beberapa poin penting antara lain pertama, Martabat manusia dan keadilan sosial, gereja menegaskan bahwa setiap manusia diciptakan menurut citra Allah dan memiliki martabat yang sama, terlepas dari status sosial, ekonomi atau latar belakang mereka. Gereja menyerukankeadilan sosial sebagai dasar untuk membangun masyarakat yang adil dan sejahtera, di manasemua orang memiliki kesempatan bersama untuk berkembang.
Kedua yaitu tanggung jawabbersama, gereja menekankan bahwa tanggung jawab untuk mengatasi kemiskinan dan kesenjangan sosial adalah tanggung jawab bersama baik individu, komunitas maupun pemerintah.
Selain itu, gereja mendorong partisipasi aktif dari semua pihak dalam upaya mengatasi akar penyebab kemiskinan dan membangun masyarakat yang lebih adil.
Ketiga yaitu prioritas pada orang miskin dan terpinggirkan, ajaran sosial gereja memberikan prioritas khusus pada orang miskin dan terpinggirkan.
Gereja menyerukan perhatian dan kepedulian terhadap mereka yang paling membutuhkan, dan mendorong tindakan nyata untuk membantu mereka keluar dari kemiskinan. Gereja melihat kesenjangan sosial khususnya bidang kemiskinan sebagai pelanggaran terhadap keadilan dan martabat manusia.
Hal ini berarti bahwa Ajaran Sosial Gereja berakar pada hukum kodrati yang diperkuat oleh injil Kristus. Gereja juga bisa memberikan masukan kepada pemerintah untuk mengatasi kesenjangan sosial khususnya dalam bidang kemiskinan.
Dikutip dari pesan Paus Fransiskus tentang “Hari Orang Miskin Sedunia” pesan ini mau menegaskan baik itu kepada pemerintah maupun kepada masyarakat pada umumnya khususnya untuk orang-orang kelas atas agar menaruh perhatian khusus untuk perkara-perkara yang dianggap penting oleh gereja dan berbuat sesuatu untukmenanggapi keprihatinan tersebut.
Di sini Paus Fransiskus berharap agar “Komunitas Krsitiani di seluruh dunia dapat menjadi tanda yang makin jelas bagi belas kasih Kristus kepada yang paling kecil dan membutuhkan” hal ini menjadi suara moral kepada seluruh masyarakat karena Gereja memiliki pengaruh moral yang kuat dan dapat menjadi suara bagi mereka yang terpinggirkan.
Selain itu juga Gereja dapat mengajarkan nilai-nilai keadilan sosial dan solidaritas kepada umatnya, sehingga mereka dapat menjadi agen perubahan masyarakat. Hal ini sejalan dengan sila kelima pancasila “ Keadilan Sosial Bagi Seluru Rakyat Indonesia” sila kelima ini menekankan sistem keadilan, baik perlakuan maupun penetapan tindakan bagi setiap pribadi manusia maupun masyarakat secara umum.