Oleh: Agus Kabur
Politisi Partai Demokrat
Kontestasi Pilkada Manggarai telah usai. Alat dan media sosialisasi kampanye juga sudah hilang lenyap.
Perjalanan ke titik-titik kampanye tidak ada lagi, rakyat sudah jatuhkan pilihan. Yang menang adalah rakyat.
Lantas pertanyaan yang esensial dan fundamental apakah demokrasi berhenti atau bahkan mati suri dulu lalu hidup lagi 5 tahun mendatang?
Ada dua fakta yang memberi jawaban atas pertanyaan itu secara telak.
Pertama, jawaban Ya mati dulu bagi rakyat yang sudah memilih berdasarkan uang pada perjumpaan sekejab dan tersembunyi.
Dia tidak peduli apakah demokrasi mati atau hidup, apakah yang dipilihnya itu mampu atau tidak, apakah Manggarai hancur berantakan atau tidak.
Apkah komunikasi politik, kampanye-kampanye selama ini membawa terang di panggung yang terang atau tidak?
Kedua, masyarakat yang tegas dan berani menjawab Tidak.
Bagi mereka panggung kampanye boleh berhenti atau dilarang, sebab dia memang benda atau alat mati.
Tetapi segala sesuatu yang ditampilkan di panggung dan titik kampanye menjadi alasan rasional dalam menjatuhkan pilihan karena di sana yang terjadi adalah proses pendidikan dan pencerahan politik.
Di sana rakyat mengekspresikan kedaulatannya untuk mengatakan salah kalau memang salah, benar kalau memang benar, rusak kalau memang rusak, hancur kalau memang hancur.
Pandangan ini tentu didukung dengan fakta dan data serta solusi logis, rasional dan tegas.
Ganti Bupati. Nah, kalau ini jawabannya, maka hendaknya kelompok ini tetap menjadi Terang lilin yang bernyala terus sampai kapan pun.
Terang di atas gunung supaya dilihat orang terutama orang yang berjalan dalam kegelapan yang hati dan pikirannya Gelap.
Lantas kalau demikian fakta penampilan kampanye, maka saya berterima kasih kepada pasangan Maksimus Ngkeros dan Ronald Susilo atau paket Maksi-Ronald nomor urut 01 karena berhasil melaksanakan pendidikan dan pencerahan politik.
Mereka telah membawa terang dan menjadi terang itu sendiri. Hendaknya terangmu bersinar terus sampai kapan pun.
Penampilan terang itu tentu tidak lagi di forum atau panggung kampanye. Terang itu bisa tampil dalam bentuk kritikan, koreksi, mengkawal dan mengawasi berjalan dan berputarnya roda pemerintahan dalam pembangunan proyek-proyek, pembinaan kemasyarakatan dan tata kelola birokrasi.
Yang paling penting menyuarakan terus kerusakan-kerusakan dan kehancuran yang telah jadi fakta. Terang harus berada dalam kehancuran.
Tak hanya itu, terang juga harus menembus lorong-lorong gelap, jalan tikus dan di balik tembok kuasa dan tembok oligarki, supaya tidak satu sen pun uang rakyat dikorupsi.
Selamat menikmati Jalan Salib Kristus 5 tahun ke depan.