Atambua, Vox NTT – Pemuda Katolik Komisariat Cabang (Komcab) Belu resmi menuntaskan rangkaian kegiatan Masa Penerimaan Anggota (Mapenta) pada Minggu, 2 Maret 2025.
Pelantikan anggota baru ini digelar di Kapela Seminari TOR Lo’o Damian, Atambua, yang menandai puncak dari proses pendidikan kader yang dilakukan secara ketat dan selektif.
Upacara pelantikan tersebut diwarnai dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh RD. Gregorius Dudi Pr, Ketua Kerawam Keuskupan Atambua sekaligus Pastor Moderator Pemuda Katolik Kabupaten Belu.
Dalam prosesi ini, RD. Gregorius didampingi oleh dua rekan pastor konselebran, yakni RD. Julius Fransiskus Xaverius Bonlay Pr dari Komda Pemuda Katolik NTT dan RD. Kristo Oki Pr, Co-moderator Pemuda Katolik TTU.
Selain dihadiri oleh pengurus Pemuda Katolik tingkat daerah, acara tersebut juga disaksikan oleh sejumlah senior dan alumni Pemuda Katolik wilayah se-Keuskupan Atambua.
Namun, di balik prosesi yang khidmat tersebut, terungkap sebuah fakta mengejutkan—sebanyak tujuh calon anggota dinyatakan tidak lulus dalam proses pendidikan dan dengan tegas tidak diizinkan untuk dilantik.
Ketua Dewan Penasehat Pemuda Katolik, Petrus Bria Seran, menyampaikan bahwa keputusan tersebut diambil setelah melalui pembahasan dan penilaian yang mendalam.
“Kami memutuskan bahwa tujuh orang calon anggota tidak memenuhi syarat untuk dilantik, sesuai dengan standar pendidikan kader yang telah ditetapkan,” tegasnya.
Keputusan ini, meskipun berat, menunjukkan komitmen Pemuda Katolik dalam memastikan kualitas kader yang dihasilkan.
RD. Gregorius Dudi dalam kotbahnya, yang mengambil bacaan dari Injil Lukas 6:39-45, menekankan pentingnya hidup merasul yang bersumber dari Kristus.
“Sebagai kader Pemuda Katolik, kalian harus hidup bersumber dari Firman Allah. Buah yang baik hanya bisa berasal dari pohon yang baik,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan ada tiga tugas utama seorang kader Pemuda Katolik, yakni menjadi penuntun bagi banyak orang, memiliki sikap tahu diri, dan selalu bersekutu dengan Allah.
Ketua Pemuda Katolik Komda NTT, Yuvensius Tukung, memberikan apresiasi tinggi terhadap ketegasan panitia dan pengurus dalam proses seleksi ini.
Menurut Yuvensius, menjadi kader Pemuda Katolik bukanlah perkara mudah, melainkan sebuah tanggung jawab besar dalam membangun gereja dan negara.
“Disiplin harus dimulai dari dalam organisasi. Ini menunjukkan bahwa Pemuda Katolik tidak hanya mengutamakan kuantitas, tetapi kualitas,” katanya.
Senada dengan itu, Ketua Pemuda Katolik Komcab Belu, Yohanes Don Bosco Bere Loe, menegaskan bahwa di Kabupaten Belu, Pemuda Katolik selalu berfokus pada pembinaan kualitas kader, bukan hanya kuantitas.
“Kami selalu membatasi jumlah peserta dalam perekrutan anggota untuk menjaga efektivitas proses dan memastikan bahwa kader yang dilantik dapat berkontribusi positif bagi gereja dan bangsa,” jelasnya. [VoN]