Jakarta, VoxNTT.com – Ketua Dewan Pembina Pelayanan Advokasi untuk Keadilan dan Perdamaian (Padma) Indonesia, Gabriel Goa, mendesak Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya untuk segera mengoptimalkan Balai Latihan Kerja (BLK) dan Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA) di Letekonda guna melayani calon pekerja migran Indonesia (CPMI) asal Tana Humba.

Menurut Gabriel, Tana Humba merupakan salah satu daerah di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang rawan terhadap praktik perdagangan orang atau human trafficking dan migrasi ilegal.

Ia menyoroti bahwa meskipun terdapat BLK dan LTSA di Letekonda sebagai pilot program dari pemerintah pusat, keduanya belum berfungsi secara maksimal.

“Fakta membuktikan bahwa di Pulau Sumba sudah ada BLK PMI dan LTSA PMI di Letekonda yang merupakan pilot program pemerintah pusat sesuai persyaratan sebagai BLK PMI atau dikenal BLK LN dan LTSA PMI. Namun, saat ini keduanya belum dioptimalkan,” ujar Gabriel dalam keterangan yang diterima media, Minggu, 15 Juni 2025.

Ia juga mendesak Menteri Hukum dan HAM untuk segera membangun pos pelayanan paspor di Letekonda atau kantor imigrasi dan pemasyarakatan di wilayah tersebut guna memudahkan pelayanan bagi warga Tana Humba.

Selain itu, PADMA Indonesia mendukung kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya, Sekolah Hotel Sumba, dan BLK Don Bosco untuk menjadikan BLK dan LTSA Letekonda sebagai pusat pelatihan profesional bagi CPMI asal Tana Humba.

“Kami mendukung total Gubernur NTT dan Bupati Sumba Barat Daya untuk segera mengoptimalkan secara profesional BLK dan LTSA di Letekonda,” tegas Gabriel.

Ia berharap langkah-langkah tersebut dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kerja migran asal Tana Humba, serta mengurangi risiko mereka menjadi korban perdagangan orang. [VoN]