Kota Kupang, Vox NTT-Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Nusa Tenggara Timur (NTT) dan beberapa ormasi Islam lainnya sepakat untuk menolak keberadaan kelompok radikal baik tingkat nasional maupun tingkat provinsi.
Demikian disampaikan Ketua PWNU NTT, Jamal Ahmad, pada acara buka puasa bersama bulan suci ramadhan 1438 H di Salebes Resto Kelurahan Kayu Putih no I A, Minggu (04/06/2017).
Kegiatan buka bersama ini diselenggarakan dalam rangka memperkuat nilai-nilai berkebangsaan yang akhir-akhir ini mulai kendur akibat goncangan politik yang mengatasnamakan SARA.
Para pendiri bangsa, kata Jamal telah berjuang untuk memerdekakan negara ini dengan darah dan air mata. Begitu pula segenap komponen bangsa dipersatukan dalam bingkai kebhinekaan yang tidak membeda-bedakan suku, ras dan agama.
“Jika hari ini kita tidak ambil sikap secara tegas maka bangsa kita serta generasi kita diambang kehancuran. NU harus menolak paham-pahan radikal yangg datang ataupun masuk ke wilayah kita harus ditolak,”tegasnya.
Jamal menambahkan, berbagai isu yang telah berkembang perlu diambil sikap tegas agar tidak menyebar sampai ke akar rumput.
“Tindakan ini telah merusak nilai-nilai kemanusiaan dan persaudaraan, lebih khusus di wilayah kita umat muslim yang berada dalam wilayah minoritas,” paparnya.
Penolakan paham radikal ini juga ditegaskan oleh KH Abdul Kadir Makarim, ketua MUI NTT.
Karim mengatakan untuk mencegah paham radikal ini sebaiknya tokoh islam turun ke sekolah-sekolah di bawah lembaga Nahdlatul Ulama. Selain itu, kaum muda yang muslim juga harus diberi pemahaman agar tidak terpengaruh dengan paham-paham radikal.
“NU menolak segala bentuk radikalisme, karena radikalisme bukan ajaran nabi Muhammad, NU wajib membentengi warganya dengan pendidikan melalui pesantren dan elemen-elemen lainnya agar selalu menjaga empat pilar kebangsaan yang telah dibangun,”tuturnya. (Mou/VoN)