Ruteng, Vox NTT- Di era kepemimpinan Yoseph Tote dan Agas Andreas (Tote-Agas) di Kabupaten Manggarai Timur (Matim) tak sedikit pejabat yang sudah tersandung kasus korupsi.
Dalam catatan VoxNtt.com, selama kurang lebih 10 tahun rezim Tote-Agas sedikitnya sudah 7 pejabat yang menjadi tersangka oleh pihak Kejari Manggarai dalam pusaran kasus korupsi.
Banyaknya pejabat yang tersandung kasus korupsi tersebut membuat Aktivis muda asal Matim, Edi Dahal tampak geram.
Ia bahkan mengecam rezim Tote-Agas karena sudah menjadi lahan basah bagi para koruptor di Matim.
“Selama ini banyak pejabat di Matim yang diperiksa dan ditahan masuk labe (Rutan Kelas II B Ruteng). Ini membuktikan bahwa Matim itu lahan basah bagi koruptor untuk memperkaya diri,” ujar Edi kepada VoxNtt.com, Selasa (3/10/2017).
Melihat realita itu, ia menilai sangatlah miris banyak koruptor terjadi di daerah otonom yang baru berumur 10 tahun tersebut.
Para koruptor tersebut tidak lagi berpikir dan bertindak demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat di Matim.
Edi menambahkan, Mantan Kabag Tapem Matim Laurens Loni yang baru-baru ini ditetapkan sebagai tersangka dalam dugaan korupsi pembangunan kantor inspektorat oleh pihak Kejari Manggarai menimbulkan tanda tanya besar.
Sebab berdasarkan pemberitaan media, kata dia, Laurens mengaku terkejut saat ditetapkan sebagai tersangka.
“Ini menimbulkan tanya besar, apakah dia korban politik atau betul-betul oknum ini melakukan korupsi?” tanya dia.
Karena itu, Edi meminta pihak Kejari Manggarai agar segera menindak tegas oknum-oknum lain dalam proyek pembangunan inspektorat Matim tersebut. Sebab ia tidak yakin bahwa dalam kasus tersebut hanya Laurens sendiri yang terlibat.
“Bagi saya, korupsi di Matim bisa diduga tersistem adanya. Karena itu, perlu cari akar sistem tersebut,” katanya.
Penindakan tegas penting dilakukan agar memiliki efek jera bagi pejabat-pejabat lain. Sehingga kedepannya keuangan Negara bisa digunakan demi kepentingan masyarakat di Matim. (Nansianus Taris/AA/VoN)