“TERJEBAK & KUSEBUT ‘GURU’
Sering kali aku terjebak
Di rona matamu aku takut membumkam banyak tanya
Sering kali aku terjebak
Di nyiur suaramu aku mendengar banyak celoteh dongeng lama
Sering kali aku terjebak
Di seduhan kasihmu saat mengucapkan selamat pagi dan siang
Sering kali aku terjebak
Begitu saja sampai mengerti rasanya mengenal A sampai Z
Sering kali aku terjebak
Pada mimpiku yang jadi nyata
Ibu
Bapak
Adakah kita barteran?
Aku mengenalmu dengan sebuah nama “Guru”
Sampai aku terbangun lalu menemukanmu di pelupuk embun sempurna
Terima kasih
Aku kini menuliskan sebingkis puisi
Sederhana. Hanya untukmu.
Ruteng, 25 November 2017
“MENGENALMU TANPA MUSIM
Aku mengenalmu lebih lama dari musim semi
Aku mengenalmu lebih hangat dari mentari
Aku mengenalmu lebih sejuk dari gerimis
Aku mengenalmu lebih kuat dari gugurnya dedaunan
Namamu terjemahan cinta
Sedikit lebih tenang, aku mesti tidak tahu malu
Sebab, aku tanpamu masih saja lembaran gersang
Terima kasih.
Ruteng, 25 November 2017
*)Margareth Febhy Irene, bekerja di Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) STKIP Santu Paulus Ruteng. Jl, Ahmad Yani No. 10 Tenda Ruteng 86508 Flores-NTT-Indonesia. Aktif dalam mengampuh Komunitas Sastra Hujan Ruteng. Menyukai Traveling, tenun dan secangkir jahe. Mencintai Tuhan, puisi dan dia.