Borong, Vox NTT- Anggota DPRD Manggarai Timur dari Dapil Borong dan Rana Mese, Adven S. Peding menanggapi kondisi dan keluhan yang dialami pedagang pasar Borong.
“Permasalahan ini sudah kami pantau 4 hari lalu. Sangat panas. Kita akan diskusikan dengan Pemda untuk segera atasi. Misalnya kurangi saja sink plastik tersebut sehingga intensitas cahaya tidak tinggi, bisa dehidrasi. Sirkulasi udara juga harus diperhatikan,” kata Adven kepada VoxNtt.com melalui pesan WhatsApp, Rabu (21/02/2018).
Dia juga membenarkan adanya keluhan pedagang terkait mubazirnya jualan mereka.
Selain jualan mubazir, politisi NasDem itu juga menegaskan, hawa panas di pasar Borong bisa mengancam dehidrasi bagi pedagang dan pembeli.
“Ini akan segera didiskusikan dengan Pemda, secepatnya dicari jalan keluar. Misalnya, atap yang tembus pandang diganti atau ditutup dengan Plafon. Sirkulasi udara dibuat lebih leluasa dengan memasang kipas angin raksasa di sudut-sudut gedung,” tambahnya.
Sebagaimana dikabarkan sebelumnya, meski sudah berjualan dalam gedung yang begitu mewah, namun tampak para pedagang di Pasar Borong, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur masih memakai payung.
Setiap harinya, penjual sayur, ikan, dan lain-lain terpaksa masih harus berteduh di bawah payung lantaran hawa dalam gedung tersebut sangat panas.
Mereka bagai berjualan di tempat terbuka. Masih saja berusaha mencari teduhan dari panasnya sinar matahari.
Panas itu bersumber dari sink plastik sebagai atap gedung pasar Borong.
Menjual sambil mengipas. Itulah yang terjadi di sana. Keringat bercucuran mengguyur di wajah mereka diakibatkan sinar matahari yang panas
Tampak pula yang tidak memakai payung, para pedagang hanya mampu bertahan selama kurang lebih maksimal 10 menit berada dalam gedung, setelahnya keluar lagi untuk mencari angin segar.
Mereka terpaksa harus keluar-masuk gedung tak tahan dengan hawa yang begitu panas.
“Sedih dan sengsara pak. Baru dua hari saja kami mau mati di sini. Panas sekali. Itu karena cahaya dari sink plastik di atas tembus ke dalam tempat jualan. Lihat saja ini, kami terpaksa pakai payung untuk menahan panas. Kami juga tidak bertahan ada dalam gedung ini. 10 menit masuk, keluar lagi. Panas sekali,” keluh pedagang sayur yang berinisial MA kepada VoxNtt.com, Selasa (20/02/2018).
MA mengatakan, akibat sinar matahari yang menembus ruangan itu, sayur yang dijual cepat layu. Begitu pula dengan ikan dan buah-buahan cepat busuk.
Para pedagang sayur, buah dan ikan kata dia merasa rugi dengan kondisi itu.
“Pagi kami beli sayur. Siangnya sudah layu dan rusak. Bagaimana orang mau beli. Padahal kami ini beli barang-barang ini pakai uang. Sampai di sini rusak akibat kena cahaya matahari. Orang tidak mau beli sayur kami yang rusak. Padahal kami ini orang susah. Tambah susah lagi dengan keadaan ini. Pemerintah sama saja membunuh kami di sini,” ujar MA sambil menunjukkan sayur yang sudah rusak.
Dikatakan, kendati sayur yang dijual itu harus disiram terus dengan maksud agar tidak mudah layu dan busuk. Tetapi upaya itu juga tidak mempan.
Karena itu, MA meminta pemerintah segera mencari jalan keluar terhadap persoalan yang dihadapi ratusan pedagang sayur dan ikan di pasar Borong tersebut.
“Lebih baik kami kembali ke tempat semula daripada harus sengsara di sini,” tambahnya.
Penulis: Nansianus Taris
Editor: Adrianus Aba