Larantuka, Vox NTT-Dampak limbah pabrik ikan yang menuai keluhan masyarakat Air Panas, Desa Mokantarak, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur mendapat tanggapan dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Flores Timur, Komisi B, Bapak Anton Lebu Maran.
BACA: Belum Kantongi Izin Lingkungan, Pabrik Ikan Air Panas Masih Beroperasi
Anton Lebu Maran, kepada VoxNtt.com, Rabu (07/08/2018), mengatakankan awal mula rencana didirikan pabrik ikan TLB diwarnai dengan penolakan.
Penolakan tersebut berasal dari warga desa Mokantarak, pihak kecamatan, anggota DPRD Flotim, dan beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Flotim.
“Pada mulanya, semua menolak rencana pembangunan pabrik ikan di dekat lokasi tempat wisata Air Panas. Warga desa Mokantarak waktu itu menolak, pihak kecamatan, beberapa SKPD, dan seluruh anggota DPRD Flotim pada waktu itu, juga menolak”, kata Anton.
BACA: Warga Air Panas Flotim Keluhkan Dampak Limbah Pabrik Ikan
Kepada VoxNtt.com, Anton Lebu mengaku mendapat pengaduan dari masyarakat setempat terkait dampak limbah industri pabrik ikan TLB.
Setelah mendapat pengeluhan tersebut, beberapa anggota DPRD dari komisi B turun melakukan survei di lokasi pabrik. Di lokasi, tim komisi B sendiri melihat langsung limbah pabrik berupa bangkai ikan (kepala, tulang, dan perut ikan) dibiarkan berserakan di tepi pantai.
Lanjut Anton, segala bentuk pembangunan harus mengikuti Kajian Lingkungan Hidup yang Strategis (KLHS).
“Sebelah barat pabrik tersebut, terdapat hotel Mokantarak. Sebelah kiri pabrik adalah lokasi wisata air panas, sangat tidak masuk akal pabrik bisa berdiri di tengah-tengahnya. Kita hanya punya satu komitmen yakni ekosistem laut dan pantai di daerah wisata Air Panas, tetap bersih dan asri”, tegas mantan Kepala Desa (KADES) Mokantarak 2 periode ini.
Diungkapkan Anton Lebu, disinyalir ada kepentingan politik di balik berdirinya pabrik ikan PT. Tritunggal Lintas Benua (TLB) tersebut.
Beliau berharap cepat atau lambat pabrik ikan PT. Tri Tunggal Lintas Benua dapat ditutup.
“Ada kepentingan politik yang bergerak di balik usaha didirikan pabrik tersebut. Saya berdoa pabrik ikan cepat atau lambat ditutup” ungkap Anton.
Penulis: Sutomo Hurint
Editor: Irvan K